Dampak PPKM Mikro di Makassar, Industri Perhotelan Terancam Kolaps
Okupansi hotel di Makassar, Sulawesi Selatan hanya 8 persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Bisnis perhotelan di Sulawesi Selatan kini di ujung tanduk. Sektor ini terancam kolaps seiring dengan perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro, khususnya di Makassar sebagai ibu kota provinsi.
Menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel, Anggiat Sinaga, potensi kolaps industri perhotelan cukup besar jika PPKM mikro terus-menerus diperpanjang.
"Kalau PPKM dilanjut, saya yakin dan seyakin-yakinnya tinggal menghitung hari akan kolaps," kata Anggiat Sinaga saat konferensi pers PHRI Sulsel terkait perpanjangan PPKM mikro di Hotel Melia Makassar, Kamis (22/7/2021).
1. Tingkat hunian hotel hanya mencapai 8 persen
Perlu diketahui, PPKM mikro telah menyebabkan penurunan tingkat hunian atau okupansi hunian kamar hotel. Rata-rata angka hunian hotel saat ini hanya mencapai 18 persen bahkan ada yang hanya 8 persen.
Anggiat menjelaskan, hotel-hotel masih bisa bertahan karena mereka masih memiliki cadangan devisa 2019. Namun di tahun 2021 ini, nyaris tak ada lagi kecuali para pemilik hotel memiliki dana cadangan secara pribadi.
"Makanya kita membutuhkan uluran pemerintah. Saat ini PHRI pusat senantiasa menggaungkan yang namanya insentif," ujarnya.
PHRI, kata Anggiat, sedang menggodok insentif sebesar 50 persen baik untuk karyawan, pembayaran listrik, BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, karyawan yang di-PHK dan diskon untuk pembayaran PBB (Pajak Bumi Bangunan).
"Ini PHRI pusat sedang menggodok agar kementerian dapat mengakomodir pemerintahan pusat dan turunannya nantinya akan diaplikasikan di seluruh kabupaten dan kota dan provinsi," kata Anggiat.
Baca Juga: Bandel Langgar Prokes, THM D'Liquid Hotel Claro Makassar Ditutup