Perempuan Berdaya ala Rappo, Menyulap Kresek Menjadi Emas
Inisiatif UMKM menangani sampah lewat bisnis berkelanjutan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Kantong plastik umumnya dipakai sekali lalu berujung di tempat sampah. Sebagian menjadi limbah di tempat pembuangan, dan tak sedikit yang berakhir mencemari lingkungan hingga ke lautan.
Namun di tangan Akmal Idrus, barang itu punya nilai lebih. Melalui unit usaha sosial bernama Rappo Indonesia, pemuda asal Kota Makassar ini mengubah krisis permasalahan sampah plastik menjadi produk bernilai ekonomi. Kantong sekali pakai alias kresek didaur ulang untuk menghasilkan berbagai model tas dan aksesori unik.
Konsep green business dijalankan seiring upaya pemberdayaan perempuan, dengan melibatkan ibu-ibu di kawasan pesisir dan prasejahtera. Dengan semangat dan inovasi, dia membuktikan bahwa sampah bukan sekadar masalah, melainkan juga peluang untuk berbuat lebih baik.
Berawal di tengah situasi pandemi Covid-19 pada Juni 2020, Akmal mengajak perempuan prasejahtera di kawasan pemukiman nelayan di pesisir Untia, Kecamatan Biringkanaya, Makassar untuk mengumpulkan, memilah, dan mendaur ulang sampah kantong plastik. Plastik diubah menjadi berbagai produk bermanfaat, seperti tas, dompet, dan barang-barang rumah tangga lainnya. Produk yang dinamai Rappo itu kemudian dipasarkan melalui e-commerce, maupun toko yang kini tersedia di Makassar, Surabaya, Bali, dan Jakarta. Memasuki tahun keempat, kini produksi Rappo juga melibatkan perempuan di kawasan prasejahtera di Depok, Jawa Barat.
“Waktu pandemi, kita lihat permasalah sampah plastik belum banyak diolah. Saya riset, mencari referensi kira-kira sampah plastik ini bisa dipakan, lalu terpikir membuat produk tas,” kata Akmal selaku founder dan CEO Rappo Indonesia saat berbincang dengan IDN Times, Selasa (25/6/2024).
Persoalan sampah plastik menjadi salah satu isu utama pencemaran lingkungan, tak terkecuali di Makassar. Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada tahun 2023 timbulan sampah di Makassar rata-rata satu ton per hari, dengan jumlah akumulasi 376,7 ton dalam setahun . Plastik jadi salah satu penyumbang sampah terbesar, yaitu 16 persen, di bawah sampah sisa makanan yang mencapai 65 persen.
Data lain dari Making Ocean Plasctic Free menunjukkan, pada 2017 penggunaan kantong plastik di Indonesia mencapai 182,7 miliar lembar per tahun. Bobotnya mencapai 1,2 juta ton, menyumbang setidaknya 40 persen dari total sampah plastik. Ironisnya, diperkirakan 511 ribu ton sampah kantong plastik berakhir ke lautan.
“Tingkat daur ulang sampah plastik di Indonesia masih rendah, berkisar 9 hingga 11 persen. Itu masih sangat rendah dibandingkan sampah yang dihasilkan,” kata Akmal, merujuk data dari sebuah informasi yang dia peroleh.
Tak sekadar ramah lingkungan, produk harus bernilai estetik
Nama Rappo diambil dari kata dalam bahasa Bugis-Makassar, yang berarti “buah”. Filosofi buah diyakini menggambarkan semangat dan mimpi besar usaha ini, yakni suatu saat berbuah manis dari segi dampak lingkungan dan masyarakat.
Akmal menjelaskan bagaimana produk-produk Rappo dibuat. Awalnya, kantong plastik sebagai bahan baku dikumpulkan dari sampah rumah tangga. Plastik didapat dari donasi, dibeli dari masyarakat pesisir, atau dikumpulkan dari sejumlah pelaku usaha yang menghasilkan sampah plastik. Semua jenis kantong plastik bisa dipakai untuk daur ulang.
“Kita sudah ada mitra, setiap bulan bisa mengumpulkan enam ribu lembar kantong plastik,” ujar Akmal yang sehari-hari juga bekerja sebagai jurnalis dan presenter di sebuah stasiun televisi.
Kantong plastik yang telah terkumpul dibersihkan lalu diolah dengan teknik khusus menggunakan mesin pres, hingga berbentuk lembaran. Lembaran plastik itu yang kemudian dibentuk sesuai model yang diinginkan, lalu dikombinasikan dengan material lain, misalnya kain untuk membuat tas. Untuk pembuatan tas, alatnya menggunakan mesin jahit seperti umumnya pengerjaan produk tekstil.
Ada beragam produk Rappo yang bisa dipesan dari mana saja. Di antaranya berbagai jenis tas, seperti tote bag, sling bag, shopper bag, wrislet, hingga laptop sleeve. Sedangkan produk aksesori, antara lain berupa buku catatan, lanyard, dan reusable bag sebagai pengganti kantong kresek. Penampilannya mencolok, dengan pola abstrak penuh warna.
Bagi Akmal, jualan utama Rappo bukan cuma konsep daur ulang. Ada tim desainer yang khusus bekerja untuk memastikan agar model produk yang dihasilkan estetik dan trendi sehingga bernilai jual tinggi. Sehingga konsumen membelinya karena memang butuh, bukan cuma karena embel-embel daur ulang kemudian tidak terpakai.
“Kita benar-benar konsen pada desain. Kita mau produk-produk ramah lingkungan ini mampu menjawab kebutuhan masyarakat. Bukan orang beli karena kasihan, karena ini dari daur ulang, tapi memang dibutuhkan dan dipakai masyarakat atau pembeli kita,” kata Akmal.