TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Maybank Syariah Berlari Kencang berkat Inovasi Layanan Digital

UUS Maybank memegang porsi perbankan syariah terbesar

Maybank Indonesia terus mengembangkan layanan digital untuk memudahkan nasabah. (Instagram/maybankid)

Makassar, IDN Times – Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik, pertumbuhan keuangan syariah pun menunjukkan prospek cerah. Per Desember 2022, total aset keuangan syariah di Indonesia mencapai Rp2.375 triliun, dengan market share sekitar 10,69 persen.

Hal itu diungkapkan Ketua Satgas Pengembangan Keuangan Syariah dan Ekosistem UMKM Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ahmad Buchori, pada forum Sharia Economic & Financial Outlook (ShEFO) 2023, yang digelar di Jakarta, 6 Februari 2023.

Industri perbankan syariah jadi salah satu sektor yang bertumbuh pesat. Pada periode yang sama, total aset yang dibukukan perbankan syariah mencapai Rp802,26 tiliun, dengan market share 7,09 persen. Nilai itu hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2018, dengan aset saat itu sebesar Rp489,69 triliun.

OJK mencatat, sejauh ini, perbankan syariah di Indonesia ditunjang oleh 13 bank umum syariah, 20 unit usaha syariah, dan 167 bank pembiayaan rakyat syariah. Menurut Buchori, meski market share masih di bawah 10 persen, perbankan syariah yang muncul belakangan sudah menunjukkan pertumbuhan pesat. Sebagai perbandingan, aset perbankan syariah tumbuh 15,63 persen (year on year) di 2022. Sedangkan pertumbuhan aset perbankan konvensional 9,42 persen.

“Sejak awal Bank Indonesia mengembangkan perbankan syariah dari nol, sangat berat mencapai share yang tinggi. Tentu sebagai pembaginya, bank konvensional juga gak diam. Tapi dari sisi pertumbuhan, saat ini bank syariah relatif lebih tinggi dibandingkan bank konvensional,” kata Buchori, pada siaran forum SeEFO 2023 yang dikutip, Jumat (2/6/2023).

Buchori menerangkan, meski pertumbuhannya cerah, perbankan syariah masih harus terus bertransformasi. Saat ini dia menganggap umumnya perbankan syariah belum punya diferensiasi model bisnis atau produk signifikan. Jika bisa memiliki keunikan model produk, perbankan syariah tentu bisa mendorong masyarakat memanfaatkan produknya.

“Diperlukan layanan prima yang cepat dan dapat memberikan pricing kompetitif dan variasi produk, dan juga didukung oleh sinergi dan digitalisasi perbankan syariah,” ucap Buchori.

Bagi Buchori, produk dan layanan perbankan syariah sudah selayaknya kompetitif dengan perbankan konvensional. Dia menggarisbawahi penerapan digitalisasi yang bisa menjadi nilai tambah bagi nasabah dalam berinteraksi dengan perbankan syariah.

“Misalnya, kalau buka rekening tidak perlu datang ke bank. Cukup face recognition, (perbankan) syariah juga harus begitu. Supaya cepat dan efisien,” Buchori mengatakan.

Baca Juga: Simak, Ini Tips Berinvestasi Saham di Maybank Indonesia

Maybank sebagai UUS dengan porsi syariah tertinggi di Indonesia

Lanskap perbankan syariah di Indonesia secara umum menggunakan dua model bisnis, yaitu Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS). Sistem operasional kedua model itu berbeda.

Secara umum, BUS tidak berada di bawah koordinasi bank konvensional. Aktivitas dan pelaporannya terpisah dari induk banknya, sebab memiliki akta pendirian terpisah atau bisa jadi berdiri sendiri tanpa pernah menjadi anak perusahaan bank konvensional.

Selanjutnya, UUS merupakan bagian dari bank konvensional yang berdiri sebagai kantor induk kegiatan usaha dengan prinsip syariah. Berbeda dengan BUS, UUS tidak berdiri sendiri melainkan menjadi bagian dari induknya. Meski begitu transaksi serta laporan unit usaha syariah tetap terpisah dengan induk karena tidak dibolehkan pencampuran transaksi satu sama lain.

Hingga triwulan ketiga 2022, porsi perbankan syariah terbesar di Indonesia dipegang oleh UUS Maybank alias Maybank Syariah. Mereka mencatat total aset syariah Rp,39,666 triliun. Jumlah itu berkontribusi 25,68 persen dari total aset perusahaan yang tercatat senilai Rp154,483 triliun.

Pencapaian Maybank Syariah melampaui sejumlah kompetitor, di antaranya CIMB Niaga USS dengan porsi syariah 19,66 persen dan Jago USS dengan porsi syariah 15,69 persen. Kontribusi aset Maybank Syariah juga melampaui para Bank Umum Syariah. Di kalangan BUS, porsi syariah tertinggi tercatat senilai 11,39 persen oleh BTPN Syariah.

Penetrasi syariah di Maybank Indonesia sendiri terus tumbuh positif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013, porsi aset syariah baru 3 persen dengan nilai Rp3,9 triliun. Lima tahun berikutnya, di 2018, porsi aset syariah naik jadi 18 persen dengan nilai Rp30,1 triliun, sebelum mencapai 26 persen di Q3 tahun 2022.

Presiden Direktur Bank Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengungkapkan alasan mengapa Maybank USS tumbuh pesat. Salah satu yang utama karena penerapan strategi shariah first. Dia menyatakan bahwa lewat strategi itu Maybank Indonesia memprioritaskan produk dan layanan syariah bagi nasabah. Ada juga strategi leverage model, di mana penyaluran pembiayaan syariah dilakukan melalui kantor cabang induk perusahaan.

Dengan shariah first, Maybank menawarkan berbagai solusi untuk nasabah. Mulai dari produk sesuai prinsip syariah, produk yang lengkap, praktis dan mudah, tersedia layanan digital, pricing kompetitif, hingga jaringan cabang yang luas.

“Apa pun yang kami tawarkan ke nasabah, diprioritaskan solusi program syariahnya, selama produk syariahnya ada, relevan, dan bermanfaat,” kata Taswin pada Media Briefing Maybank Indonesia, 19 Januari 2023.

Saat ini Maybank Syariah punya sejumlah produk dan layanan. Ada pembiayaan syariah untuk properti, komersial, investasi, supply chain, pemilikan mobil, dan multiguna. Lalu ada pendanaan syariah berupa tabungan, giro, dan deposito. Pada layanan transaksi, nasabah bisa mengakses aplikasi digital, cash management, hingga valas. Kemudian ada layanan investasi berupa Banca, Reksadana, dan Sukuk.

Taswin menyatakan akan terus mendorong peningkatan porsi perbankan syariah pada Maybank Indonesia. Pihaknya ingin terus berinovasi dan menggulirkan produk-produk keuangan dan solusi keuangan syariah.  Di sisi lain, inovasi digital terus dikembangkan.

Pada November 2022, Unit Usaha Syariah Maybank Indonesia menyelenggarakan program pengembangan kewirausahaan yaitu, 'Maybank Syariah Isyefpreneur Competition'. Program tersebut bertujuan untuk mendorong pemilik usaha kecil, pemerhati dan akademisi Syariah, serta komunitas masjid menampilkan rencana pengembangan bisnis sesuai prinsip Syariah. Kegiatan 'Maybank Syariah Isyefpreneur Competition' juga menggelar webinar pelatihan untuk membahas peran kewirausahaan berbasis masjid sebagai solusi peningkatan ekonomi masyarakat.

“Kami senantiasa melakukan perbaikan layanan dengan dukungan penerapan teknologi terkini yang semakin memudahkan nasabah dalam bertransaksi. Selain itu, penyediaan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan dengan dukungan sumber daya manusia yang memiliki motivasi tinggi serta profesional, mengantarkan Maybank Indonesia pada kemajuan yang berarti serta meraih kepercayaan besar dari nasabah dan dunia usaha,” kata Taswin dalam Laporan Keuangan Maybank Indonesia 2022.

Baca Juga: Transaksi Digital Maybank Meroket, Tembus 4,1 Juta 

Berita Terkini Lainnya