6 Tips Mendaki Gunung saat Ramadan, Puasa Tetap Lancar dan Nyaman
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyak kegiatan di luar ruangan yang sebenarnya masih bisa dilakukan ketika berpuasa. Salah satunya mendaki gunung.
Yap, mendaki gunung memang menjadi aktivitas yang sangat melelahkan. Membayangkan mendaki sembari berpuasa saja rasanya sudah ogah-ogahan, ya gak?
Namun, gak ada salahnya mendaki gunung saat puasa, lho. Justru bakal menciptakan momen dan pengalaman yang berkesan. Apalagi buat kamu yang hobi mendaki, rasanya puasa bukan hambatan.
Ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk mendaki gunung saat berpuasa, di antaranya seperti di bawah ini.
1. Mulai mendaki di pertengahan bulan Ramadan
Jangan mendaki saat bulan puasa baru dimulai. Pekan pertama Ramadan, tubuh masih dalam tahap adaptasi dengan ritme puasa harian.
Kamu bisa mendaki di pekan kedua atau ketiga, karena tubuhmu sudah mulai beradaptasi dengan ritme puasa. Sepekan sebelum pendakian, kamu harus mulai berlatih olahraga ringan dalam kondisi berpuasa, misalnya jogging atau bersepeda.
2. Pilih gunung yang tidak terlalu berat
Pilihlah gunung-gunung yang memiliki rute relatif lebih mudah. Kesampingkan dulu niat untuk mendaki gunung dengan rute yang ekstrem.
Kamu bisa memilih gunung yang terlalu tinggi dan relatif aman. Misalnya seperti Gunung Papandayan, Gunung Gede, Gunung Andong, atau Gunung Prau.
Meski rute pendakian gunung-gunung tersebut terkenal mudah, kamu tetap harus waspada dengan segala kondisi ya. Jangan sampai kegiatanmu justru membuatmu terpaksa tak puasa, karena sakit atau tak kuat, ya.
3. Pilih waktu mendaki saat malam hari
Memilih waktu pendakian yang tepat saat bulan puasa bisa jadi salah satu solusi. Hindari mendaki pada pagi atau siang hari saat matahari sedang terik.
Kamu bisa memilih mendaki pada sore hari. Di tengah perjalanan, kamu bisa berhenti sejenak untuk menikmati waktu berbuka. Pasti asyik banget kan, berbuka puasa di lereng gunung.
Editor’s picks
Alternatif lainnya, kamu bisa mulai mendaki setelah Salat Tarawih. Jika rute pendakianmu singkat, kamu bisa tiba di puncak saat sahur. Selanjutnya, kamu bisa turun pulang saat sore di keesokan harinya.
Baca Juga: 7 Mitos Mendaki Gunung yang Populer, Percaya atau Tidak?
4. Ajak teman yang sama-sama sedang berpuasa juga
Teman pendakianmu yang tidak berpuasa bisa jadi godaan yang berat saat mendaki, apalagi kalau kamu memilih waktu pendakian di sore hari. Sebab, mereka bisa makan minum dengan bebas saat kelelahan, dan kamu tidak.
Oleh karena itu, tidak ada salahnya memilih teman pendakian yang sama-sama sedang berpuasa. Hitung-hitung sama-sama merasakan perjuangannya. Namun, kalau imanmu kuat, tidak ada masalah siapa pun teman mendakimu.
5. Minum multivitamin tambahan saat sahur
Selain menjaga asupan karbohidrat dan protein, kamu juga perlu mengonsumsi multivitamin tambahan saat sahur. Tujuannya untuk menjaga stamina saat sedang berkegiatan di luar ruangan.
6. Bawa logistik secara efektif dan efisien
Pikirkan secara matang barang yang akan kamu bawa jika memilih mendaki di bulan puasa. Kamu harus membawa barang seefektif mungkin.
Singkirkan dulu barang-barang yang gak penting. Mendaki sambil berpuasa akan membuatmu kelelahan berlipat ganda, apalagi jika membawa barang yang terlalu berat.
Misalnya, lebih baik memilih sleeping bag atau matras dengan bahan yang ringan. Kamu juga bisa memilih membawa celana berbahan parasut yang punya kemampuan quick dry.
Untuk urusan foto, cukup membawa smartphone tanpa perlu menenteng kamera DSLR yang berat dengan tambahan lensa ini-itu. Pelajari juga cara packing yang efektif supaya tak menjadi lebih berat.
Gimana, jadi tertarik mencoba mendaki gunung saat puasa? Selain tips-tips di atas, kamu juga perlu memerhatikan hal krusial lainnya, seperti kondisi cuaca, medan, atau kondisi tubuhmu. Jangan terlalu memaksakan diri saat kondisi tidak memungkinkan ya, Guys!
Baca Juga: Mengenal Pasar Setan di Dunia Pendakian Gunung yang Terkenal Angker