BJ Habibie Jadi Nama Turnamen Sepakbola Tertua di Sulawesi Selatan

Turnamen ini turut menghasilkan legenda sepakbola Indonesia

Jakarta, IDN Times - Kabar duka menerpa Indonesia karena  harus kehilangan putra terbaik bangsa. Presiden Republik Indonesia ke-3, Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie, mengembuskan napas terakhirnya pad usia ke 83 tahun di RSPAD Gatot Soebroto, Rabu (11/9) sore.

Dedikasinya untuk Tanah Air memang tak usah diragukan lagi. Beragam prestasi dan temuan di bidang riset dan pengembangan teknologi sudah ia sumbangkan bagi Indonesia, bahkan dunia, salah satunya adalah teori untuk menghitung keretakan hingga pada tingkatan atom material konstruksi pesawat atau yang dikenal dengan teori Faktor Habibie.

Namun, siapa sangka, pria yang jadi ikon Bapak Iptek Indonesia ini juga punya perhatian besar terhadap olahraga Indonesia, khususnya sepakbola.

Tak banyak yang tahu mengenai kiprahnya membangun olahraga paling digemari di Tanah Air ini, padahal namanya adalah bagian dalam sejarah salah satu turnamen bal-balan tertua di tanah kelahirannya, Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Pada medio 1990-an, nama Habibie Cup disematkan pada turnamen sepakbola di wilayah Parepare. Sejumlah tim dari berbagai daerah Sulsel pun ambil bagian dalam ajang ini mulai dari PSM Makassar, Perssidrap Sidrap, Perspin Pinrang, Persim Maros, hingga tuan rumah turnamen tersebut, yakni Persipare.

Dilansir dari berbagai sumber, ajang ini awalnya diinisiasi oleh Mirdin Kasim yang menjabat sebagai Wali Kota Parepare pada masa itu. Ia dibantu HM Alwi Hamu dalam menggelar turnamen sepakbola daerah tersebut yang awalnya dinamai Turnamen Ajatappareng.

Ajatappareng sendiri merupakan kawasan yang memiliki nilai historis dari persekutuan lima kerajaan kecil: Sidenreng, Suppa, Rappang, Sawitto, dan Alitta. Persekutuan lima kerajaan ini dibentuk pada abad ke-16. Sedangkan, untuk makna dari Ajatappareng dalam bahasa Bugis adalah "(sebelah) barat danau."

Namun, nama itu akhirnya diganti. Setelah melalui proses pertimbangan yang panjang, nama Habibie Cup akhirnya dipilih lantaran Bapak Teknologi Indonesia itu dianggap mampu mengharumkan Sulsel dengan segudang prestasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kala masih menjabat sebagai Menristek RI dan Kepala BPPT dulu.

Turnamen ini dicetuskan untuk jadi ajang pencarian bakat-bakat muda pemain yang berada di Sumsel. Tak sia-sia, beberapa nama besar yang hilir mudik di kompetisi sepakbola Indonesia dan mampu tampil untuk Timnas Indonesia diorbitkan lewat Habibie Cup. Nama-nama itu adalah Ronny Ririn, Irsyad Aras, Syamsul Chaeruddin, hingga Hamka Hamzah.

Selain itu, ada juga pemain-pemain seperti Zulham Zamrun,  Konate Makan, Firman Utina, Achmad Hisyam Tolle yang pernah berpartisipasi dan meramaikan turnamen yang udah digelar 21 kali tersebut.

Persipare masih mendominasi ajang ini dengan menjadi kampiun sebanyak 10 kali. Sisanya, gelar juara berhasil diraih beberapa klub secara bergantian, mulai dari PSM Makassar, PS Sandeq Polmas, Persim Maros, Persijo Jonoponto, hingga Gasma Enrekang.

Melihat perjalanan panjang turnamen tersebut, tentu tak sedikit manfaat dari Habibie Cup ini. Wajar jika almarhum BJ Habibie dianggap banyak memberikan jasa bagi Indonesia.

Sebelum meninggal dunia, BJ Habibie memang mengalami penurunan kondisi kesehatan. Oleh karena itu, ia dilarikan ke Rumas Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD). Namun, ia akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Rabu (11/9) petang lantaran didiagnosa mengalami gagal jantung.

Baca Juga: Rafid Habibie, Cucu dari Adik BJ Habibie yang Sempat Seleksi Timnas

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya