PSM Makassar Lagi Gawat, Harus Anggap Sisa Laga bagai Final
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Kekalahan ketiga PSM Makassar secara beruntun membuat suporter mulai was-was. Dengan performa yang kian menukik, jarak Wiljan Pluim dkk dengan zona degradasi cuma terpaut enam poin.
Selepas dilibas 0-2 oleh Persita Tangerang pada Sabtu malam (19/2/2022), pelatih kepala Joop Gall masih optimis tim asuhannya bisa bertahan di kasta tertinggi sepak bola nasional.
"Kita harus tetap berusaha bertahan di Liga 1. Kita pun harus melihat kekurangan demi benar-benar mempersiapkan diri. Ini untuk menutup kekurangan tersebut ke depannya. Saya percaya kita akan mendapat hasil yang baik," ujarnya dalam sesi jumpa pers virtual di Stadion I Gusti Ngurah Rai Denpasar.
1. Disebut belum ada keharmonisan terlihat di atas lapangan
Meski sudah menukangi PSM selama delapan pertandingan, Joop Gall seolah belum menemukan resep jitu untuk perkara inkonsistensi. Dalam beberapa jumpa pers terakhir, ia kerap mengeluhkan jadwal padat dan kasus COVID-19. Tapi hal serupa juga dialami seluruh tim Liga 1, termasuk Persib sang calon lawan berikutnya.
Berbicara dengan IDN Times pada Kamis lalu (17/2/2022), salah satu suporter yakni Andi Muhammad Rafsandi menganggap belum padunya hubungan antar pemain di atas lapangan jadi biang keladi.
"Secara keseluruhan, memang sepertinya belum ada chemistry antara para pemain, tidak ada rasa percaya diri antara satu pemain dengan yang lainnya," ujarnya saat dihubungi.
"Belum ada keharmonisan dibanding beberapa tim lain yang sudah mungkin sudah membaik permainannya seperti Persiraja, Persela bahkan Persik," lanjut penulis salah satu portal daring sepak bola Sulsel tersebut.
2. Harus menganggap sisa jadwal bagaikan final
Menurut pria yang biasa disapa Sandi itu, PSM harus menatap sembilan laga terakhir bagaikan partai final yang mempertaruhkan segala-galanya. Selain itu, ia menggarisbawahi beberapa hal krusial yang harus dibenahi demi menjauh dari degradasi.
"Tingkatkan rasa percaya diri dan lebih padu di lapangan. Lebih percaya satu sama lain, lebih berani membuat peluang, killer passing di sepertiga akhir lapangan. Lebih fokuslah di 90 menit, disiplin pertahanan," jelasnya.
"Saya masih optimis (PSM) bisa finis di atas zona degradasi. Tapi semuanya terserah pada pemain di lapangan. Sama-sama berdoa saja," pungkasnya.
3. Manajemen diminta terbuka dengan kritik suporter
Sementara itu, salah satu pentolan suporter yakni Sul Dg Kulle menganggap krisis PSM harusnya disikapi dengan cara saling rangkul. Manajemen disebut harus terbuka dan mendengar kritik dari fansnya.
"Harus (ada dialog, red.). Tapi bagaimana mau duduk bersama mencari solusi kalau tidak ada forumnya? Mungkin ada jalan tengah ketika semua dibicarakan," tuturnya kepada IDN Times melalui sambungan telepon pada Minggu siang (20/2/2022).
"Manajemen jangan diam dan resisten terhadap kritik. Kembalikan akronim PSM yaitu Pemain, Suporter dan Manajemen. Justru kalau teman-teman suporter sudah tidak pusing dengan PSM, itu sudah jadi alamat buruk," imbuhnya.
4. Slogan sarat makna "siri' na pacce" bisa jadi tambahan motivasi
Untuk misi bangkit dari papan bawah, Sul meminta pelatih kepala Joop Gall memainkan semua pemain asal lokal Sulawesi Selatan. Ia merujuk pada keberhasilan PSM menembus semifinal Piala Menpora 2021 silam. Selain itu, ia ingin agar kata-kata di kerah belakang jadi tambahan "energi" untuk PSM.
"Alasannya, karena mereka yang lebih tahu makna siri' na pacce yang terpampang di jersey PSM. Apakah mereka bisa benar-benar mengambil semangat dari slogan tersebut dan memperlihatkannya saat bertanding. Tim sangat butuh itu," katanya.
"Pemain asing boleh datang dan pergi. Tapi para pemain lokal adalah bagian dari sejarah klub," sambung Sul.
Baca Juga: Kalah Beruntun, Joop Gall Masih Optimis PSM Bisa Lolos dari Degradasi