Cerita dari Liga Ramadhan, Tarkam Elit di Kota Makassar

Berlangsung sejak tahun 2003, selalu diisi para pemain pro

Makassar, IDN Times - Jam sudah menunjukkan pukul empat sore saat wasit meniup peluit sepak mula di Lapangan Emmy Saelan, Jalan Letjen Hertasning Makassar. Tua muda pria wanita tumpek blek memadati area tepi. Kamis sore 28 April 2022 lalu, mereka menyaksikan final Liga Ramadhan 2022 yang mempertemukan Bagatak FC Takalar melawan Pattene Super League (PSL).

Meski berlabel "tarkam", dua tim yang saling berhadapan ini bertabur bintang. PSL diperkuat Abdul Abanda Rahman (eks Bhayangkara FC), Julyano Pratama (PSM), Surah Adrian (Gasma Enrekang) dan Syamsir S. yang pernah jadi bagian tim Ramang Muda dalam ajang EPA U-19 2019. Aditya Putra Dewa, pemain PSIM Yogyakarta, berperan sebagai pemain-pelatih PSL.

Bagatak FC lebih mentereng lagi. Tim asuhan Syamsul Chaeruddin itu bermaterikan pemain-pemain Liga 1 dan Liga 2. Ada Rizky Eka Pratama dan Erwin Gutawa (PSM), Muhammad Syafei (eks Madura FC), Achmad Hisyam Tolle, Tamsil Sijaya (eks Kalteng Putra), kiper Suardi Harland (Persijap Jepara) ditambah Adji Kurniawan (eks PSM).

Pertandingannya pun unik. Alih-alih 2x45 menit seperti laga sepak bola kebanyakan, setiap laga Liga Ramadhan cuma berdurasi 2x25 menit dengan masa istirahat tanpa minum. Ini dilakukan untuk menghormati pemain dan penonton yang berpuasa.

Baca Juga: PSM Makassar: Wiljan Pluim Tak Dijual, Bertahan hingga 2024

1. Jadi ajang silaturahmi para pemain sepak bola asal Sulawesi Selatan

Cerita dari Liga Ramadhan, Tarkam Elit di Kota MakassarSuasana pertandingan final Liga Ramadhan 2022 antara Bagatak FC melawan PSL di Lapangan Emmy Saelan Makassar, Kamis 28 April 2022. (Instagram.com/bagatak_fc - Ahmad Alia)

Pertengahan babak pertama, Adji Kurniawan menyisir sisi kanan lapangan ke kotak penalti PSL. Saat akan mengirim umpan silang, bola justru menggelinding kencang menuju penonton. Kontur tak rata Lapangan Emmy Saelan menjadi musuh winger yang diorbitkan PSM pada Liga 1 2019 tersebut.

"Aih, kah biar pemainnya Barcelona pasti jelek tonji kalau main di sini," celetuk salah satu penonton yang datang bersama sang buah hati.

Tarkam memang sarat kesederhanaan, tapi itu tak menghalangi para pemain profesional untuk terjun meramaikan. Alasannya serupa: mumpung ada jeda kompetisi, sekaligus silaturahmi dan menjaga kebugaran. Hal ini pun diamini oleh Irfan Mus, salah satu penggerak literasi sepak bola Sulawesi Selatan.

"Pemain-pemain pro juga butuh pertandingan yang bisa menjaga fisik dan semangatnya. Kebutuhan mereka akan turnamen pun tersalurkan," tuturnya kepada IDN Times selepas pertandingan.

"Terlebih kompetisi-kompetisi lokal di Sulawesi, di Makassar khususnya, sudah jarang ditemui. Apalagi dengan konsistensinya yang sudah masuk tahun keenam (secara beruntun)," imbuh Irfan.

2. Berkembang pesat sejak mulai diputar pada tahun 2003

Cerita dari Liga Ramadhan, Tarkam Elit di Kota MakassarSejumlah anak-anak melihat tropi Liga Ramadhan 2022 yang akan diberikan pada para pemenang setelah laga final yang berlangsung di Lapangan Emmy Saelan, Kamis 28 April 2022. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Herman Rante terkenang perjuangan bersama tiga rekannya saat menggagas Liga Ramadhan pada tahun 2003. Mereka terinspirasi turnamen Puasa Beeker, sebuah kejuaraan sepak bola di Makassar yang diadakan pada dekade 1930-an.

Kepada IDN Times, ia menuturkan asal mula turnamen tersebut. Di dekade 2000-an awal, banyak komunitas sepak bola amatir kerap menggunakan Lapangan Gelora Hasanuddin setiap sore. Dan mereka semua bermain dengan sistem "kalah ganti." Selain pemain amatir, banyak juga eks pemain PSM yang ikut dengan alasan menjaga kebugaran.

"Nah, bertepatan dengan bulan ramadan pada tahun itu, kita membentuk Liga Ramadhan. Dan setiap tim memakai nama tim berupa negara muslim. Nanti berjalan 2 tahun baru bebas memakai nama tim," ungkap bek PSM dekade 1990-an tersebut saat dihubungi, Minggu 1 Mei 2022.

"Ini dilakukan sebab Liga Ramadhan semakin berkembang, dan semakin banyak instansi dan klub yang ingin ikut serta," imbuh Herman.

Popularitas Liga Ramadhan sebagai "tarkam elit" mencuat pada tahun 2007. Saat itu, beberapa pemain klub Ligina asal Sulsel berani direkrut untuk memperkuat tim peserta. Puncaknya terjadi di edisi 2015, saat sepak bola Indonesia tiarap akibat sanksi FIFA.

Nama-nama beken yang ikut ambil bagian ketika itu antara lain Syamsul Chaeruddin, Paulo Sitanggang, Zulham Zamrun hingga Ronald Fagundez. Liga Ramadhan 2015 juga diikuti oleh Nahusam FC, tim bentukan Nabil Husein yang dipenuhi pemain kenamaan. Seperti Zulkifli Syukur, Hamka Hamzah, Jajang Mulyana, Diego Michiels, Ferinando Pahabol, Rizky Pellu, Rahmat Latief dan Evan Dimas.

3. Rasyid Bakri lebih dulu ikut Liga Ramadhan sebelum debut di tim senior PSM

Cerita dari Liga Ramadhan, Tarkam Elit di Kota MakassarGelandang PSM Makassar Rasyid Bakri sedang berbicara dalam sesi jumpa pers virtual pra-pertandingan pekan ke-33 BRI Liga 1 2021/22, Kamis 24 Maret 2022. (Dok. MO PSM Makassar)

Tak cuma jadi ajang pemain profesional unjuk gigi, ajang ini juga kerap dimanfaatkan pemain muda yang ingin mencari pengalaman. Rasyid Bakri masih ingat betul pengalaman pertamanya berkecimpung di Liga Ramadhan. Sebelum jalani debut profesional bersama PSM di Indonesia Premier League (IPL) 2011, ia sudah lebih dulu merasakan sengitnya ajang tersebut.

"Pertama kali main di Liga Ramadhan itu sekitar 12 tahun yang lalu sebelum masuk PSM. Mungkin Liga Ramadhan pertama atau kedua sebelum ramai kayak sekarang. Umur saya saat itu mungkin belum genap 18 tahun, tapi diajak sama pelatih SSB untuk ikut," tuturnya saat dihubungi IDN Times pada Minggu 1 Mei 2022.

Bisa dibilang salah satu pengalaman kompetitif pertama Rasyid adalah terjun ke Liga Ramadhan. Saat itu ia bahkan masih menimba ilmu bal-balan di Makassar Football School (MFS), salah satu SSB kondang di Kota Daeng. Setelahnya, gelandang yang diorbitkan oleh Petar Segrt tersebut masih sempat berpartisipasi sebanyak lima kali.

Pria 31 tahun tersebut menyebut setiap edisi yang ia ikuti selalu memberi kesan. Di balik kesederhanaan Liga Ramadhan, Rasyid selalu senang bertemu dengan sesama pemain lokal. Mereka yang lebih banyak berkecimpung di turnamen lokal atau masih di level junior bisa setim dengan nama-nama beken, atau bahkan menjadi lawan.

"Kesan baiknya, bisa silaturahmi dengan teman-teman pemain asal Sulawesi Selatan di bulan ramadan. Dan tentu bisa bertanding di sore yang panas sementara menjalankan puasa. Selain menahan lapar dan haus, harus menjaga emosi supaya puasa tidak makruh," katanya.

4. Kerap jadi ajang para pemain muda untuk unjuk kemampuan

Cerita dari Liga Ramadhan, Tarkam Elit di Kota MakassarSuasana pertandingan final Liga Ramadhan 2022 antara Bagatak FC melawan PSL di Lapangan Emmy Saelan Makassar, Kamis 28 April 2022. (Instagram.com/bagatak_fc - Ahmad Alia)

Meski absen di edisi tahun ini untuk berpuasa bersama keluarga, Rasyid Bakri mengakui bahwa kini daya tarik Liga Ramadhan terletak pada pemain-pemain pro. Jika biasanya duel Abanda Rahman versus Erwin Gutawa pada final Liga Ramadhan 2022 tersaji di stadion, kini berlangsung di Lapangan Emmy Saelan yang bersebelahan dengan deretan warung pedagang.

Herman Rante tak menitikberatkan ajang bentukannya sebagai tempat unjuk gigi penggawa klub kondang. Talenta-talenta muda bisa bersinar, saling adu skill dengan senior, dan bahkan belajar dari mereka.

"Di Liga Ramadhan banyak lahir pemain-pemain handal PSM seperti Rasyid Bakri, mendiang Qifly Tamara, Diva Tarkas, M Rahmat dan lain-lain. Mereka punya talenta dan biasa para pelatih PSM datang langsung untuk menyaksikan Liga Ramadhan. Dan dipanggillah mereka bergabung ke Juku Eja," tutur Herman.

Kisah Rasyid Bakri bersama Makassar United di Liga Ramadhan 2010 bisa menjadi inspirasi pemain muda lainnya. Meski jika akhirnya tak dilirik PSM, pencari bakat klub-klub lain yang kebetulan menyambangi Liga Ramadhan bisa memasukkan nama mereka dalam daftar prospek.

5. Selalu mengundang animo tinggi penonton dan pencinta sepak bola lokal

Cerita dari Liga Ramadhan, Tarkam Elit di Kota MakassarAnimo penonton yang pertandingan final Liga Ramadhan 2022 antara Bagatak FC melawan PSL di Lapangan Emmy Saelan Makassar, Kamis 28 April 2022. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Masuk babak kedua, keempat sisi Lapangan Emmy Saelan semakin dijejali penonton. Banyak yang rela memanjat pohon demi mendapat pandangan lebih luas. Beberapa lainnya bahkan menaiki atap masjid terdekat. Memang belum tentu nyaman, tapi animo membuat mereka mengabaikan tempat yang seadanya.

Fakta bahwa publik Makassar rindu sepak bola susah dibantah. PSM terakhir kali bermain di Mattoanging, sebelum dibongkar, yakni pada Maret 2020. Mereka akhirnya menyaksikan laga secara langsung dan aksi nama-nama beken di lapangan. Ini jadi pelipur lara setelah Wiljan Pluim dkk harus bertanding di Jawa-Bali, imbas kebijakan sentralisasi Liga 1 2021/22.

"Yang membuatnya menarik adalah menjadi ajang reuni. Karena pemain-pemain yang memperkuat klub luar akhirnya pulang kampung. Penonton pun terhibur karena mendapat hiburan sembari menunggu waktu berbuka," jelas Irfan Mus.

"Terkhusus jika salah satu tim diperkuat pemain liga (profesional, red.). Ditambah lagi kerinduan terhadap adanya sepak bola di Sulawesi. Terlebih di Makassar ini tidak ada lagi pertandingan berskala besar selama dua tahun terakhir," imbuhnya.

6. Kerap pusing masalah dana, panitia Liga Ramadhan berharap bisa mendapat sponsor tunggal

Cerita dari Liga Ramadhan, Tarkam Elit di Kota MakassarPara pemain Bagatak FC mengangkat trofi Liga Ramadhan 2022 setelah mengalahkan PSL dalam laga final yang berlangsung di Lapangan Emmy Saelan Makassar, Kamis 28 April 2022. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Setelah 90 menit yang menguras tenaga, Bagatak FC keluar sebagai juara. Mereka menang dengan skor tipis 1-0. Gol semata wayang dicetak oleh Benny Ashar, striker asal Pangkep, di babak pertama. Ujung tombak yang musim lalu membela PSCS Cilacap tersebut juga menyabet gelar top skorer, hasil 7 gol dari 7 pertandingan.

Di balik gemerlapnya, Herman Rante mengakui Liga Ramadhan yang sudah masuk edisi ke-18 masih memiliki banyak hambatan. Ajang tersebut sudah memiliki nilai prestisius, tapi mereka tetap pusing dengan pendanaan. Liga Ramadhan 2022 pun baru mendapat sponsor perusahaan otomotif jelang kick off pada 28 Maret silam.

"Hambatan pertama adalah lapangan, yang kedua uang pembinaan. Sebab kami hanya mengelola uang pembayaran pendaftaran peserta saja. Uangnya kami gunakan membayar sewa lapangan selama sebulan, beli tropi dan kebutuhan sehari-hari termasuk untuk garis lapangan dan keamanan," katanya.

Lantas apa rencana ke depan? "Rencana kedepannya mencari sponsor yang mau bekerja sama agar Liga Ramadhan ini akan lebih baik lagi kedepannya. Semoga ada yang mau menjadi sponsor tunggal di Liga Ramadhan ke-19," pungkas Herman.

Baca Juga: 5 Striker Asing Ini Bisa Dibidik PSM, Mumpung Mereka Belum Ada Klub

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya