Kenapa Kita Tak Bisa Berhenti Menyentuh Wajah? Ini Alasan Ilmiahnya!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cuci tangan, sudah. Makan makanan sehat, sudah. Berolahraga pun sudah. Akan tetapi, sekuat apa pun kita berusaha, kita sangat sulit menjalankan anjuran World Health Organization (WHO) untuk mencegah COVID-19, yakni tidak menyentuh wajah. Bahkan setiap kali mengingat pantangan itu, tangan kita mendadak gatal untuk menyentuh mulut, hidung, atau bahkan mengucek mata.
Kebiasaan menyentuh wajah memang sering kali kita lakukan tanpa sadar. Namun pernahkah kamu berpikir apakah yang menyebabkan kita tidak bisa berhenti melakukannya? Ternyata sains punya jawabannya, yuk, ketahui melalui penjelasan berikut ini!
1. Seberapa sering sebenarnya kita menyentuh wajah?
Anjuran untuk tidak menyentuh wajah sebenarnya sudah ada sejak lama. Tujuannya adalah agar kita tidak mudah berjerawat. Namun setelah wabah virus corona menyebar di seluruh dunia, berbagai lembaga dunia kembali menggaungkannya.
Sayangnya, menyentuh wajah sudah menjadi second nature atau hal yang alamiah bagi manusia. Menurut studi tahun 2015 yang diterbitkan oleh American Journal of Infection Control, rata-rata manusia menyentuh wajahnya 23 kali dalam satu jam. Ini berarti kita melakukannya sekali setiap 2,5 menit.
2. Kita sudah terbiasa menyentuh wajah sejak masih berada di rahim ibu
“Ini adalah bagian dari DNA kita dan kita memang “dirancang” untuk melakukannya. Manusia sebagai fetus di dalam rahim selalu menyentuh wajahnya,” kata Natasha Tiwari, psikolog, dalam wawancaranya bersama BBC.com
Ternyata kebiasaan menyentuh wajah sudah kita dapatkan sejak kecil, lebih tepatnya sejak kita masih dalam fase fetus. Jurnal dari Taylor and Francis Online tahun 2013 mengatakan bahwa fetus yang berusia 24 hingga 36 minggu sangat sering menyentuh wajah dengan tangannya. Ini terjadi lebih sering ketika ibu merasa stres atau sedang merokok.
Penelitian lain dari Wiley Online Library tahun 2013 mengatakan bahwa fetus menyentuh wajah karena itu merupakan tahap perkembangan otaknya. Mereka akan mengarahkan tangan ke mulut untuk bersiap-siap menerima makanan dari sana saat mereka dilahirkan.
Baca Juga: Cara Membersihkan Rumah yang Benar, Cegah Virus Corona
3. Merupakan kebiasaan yang diturunkan dari orangtua
Lebih lanjut, Tiwari juga mengatakan bahwa menyentuh wajah juga merupakan kebiasaan yang diwariskan secara turun temurun. Ketika masih anak-anak, kita sering melihat orangtua menyentuh wajahnya untuk mengekspresikan sesuatu. Misalnya ketika kaget, marah, atau lelah.
Editor’s picks
Sebagai anak-anak, kita pun menirukannya. Ingatan tersebut terus tersimpan di otak dan berlanjut hingga kita dewasa. Setelah itu, kita pun mempelajari bahwa banyak hal yang dilakukan dengan menyentuh wajah. Mulai dari ketika mata terasa gatal, mengaplikasikan makeup, membuang ingus, makan, dan lain sebagainya.
Itulah kenapa sulit sekali bagi manusia untuk berhenti menyentuh wajah. Pantangan tersebut seakan membuat kita melakukan hal yang tidak alamiah.
4. Stres memicu kita menyentuh wajah lebih sering
Selain itu, ada hal lain yang memicu kita menyentuh wajah lebih sering. Itu adalah stres. Jurnal Brain Research tahun 2014 mengatakan bahwa kebiasaan itu disebut sebagai spontaneous facial self-touch gestures (SFSTG).
Ternyata ketika menyentuh wajah, jari-jari kita bisa menekan titik-titik tertentu yang kemudian mengaktifkan saraf parasimpatetik. Saraf tersebut akan bekerja untuk membuat kita lebih tenang dari dalam. Itulah kenapa saat stres, kita sering memijat kening, alis, atau bahkan menggigit jari.
5. Ini cara aman untuk menyentuh wajah
Kita memang tidak bisa berhenti menyentuh wajah sepenuhnya mengingat itu adalah bagian dari sifat alamiah. Namun ada beberapa cara yang bisa dipraktikkan untuk melakukannya dengan lebih aman.
Caranya adalah dengan selalu menjaga kebersihan tangan. Selalu cuci tanganmu dengan air dan sabun atau gunakan hand sanitizer. Jadi ketika kita tidak sengaja memegang wajah, tangan dalam keadaan bersih.
Sedangkan untuk mengurangi intensitasnya, kamu bisa lakukan cara-cara berikut ini:
- Untuk kamu yang menggunakan lensa kontak, beralihlah ke kacamata;
- Gunakan jepit dan ikat rambut untuk kamu yang berambut panjang;
- Taruh tangan di bawah paha agar kamu sadar ketika ingin menyentuh wajah;
- Pegang stress ball atau benda lain untuk mencegah tangan mengarah ke wajah.
Jadi kesimpulannya, menyentuh wajah memang sudah mendarah daging pada diri kita sehingga sulit untuk menghentikannya. Namun untuk menguranginya, kamu bisa coba cara-cara di atas.
Selain itu, ingat bahwa menyentuh wajah bisa meningkatkan risikomu untuk tertular virus corona. Dengan begitu, kamu termotivasi untuk mengurangi kebiasaan tersebut.
Baca Juga: 10 Kegunaan Unik Hand Sanitizer selain Cuci Tangan, Jarang Diketahui