Terdengar seperti Fiksi, 9 Kisah Tersembunyi selama Perang Dunia II

Kamp konsentrasi yang memiliki kebun binatang hingga pembantaian hewan

Perang Dunia II dipenuhi dengan hal-hal yang sangat berdarah dan mengerikan, menyoroti sisi terburuk umat manusia. Meskipun penuh dengan kebencian, kefanatikan, rasisme, dan pembunuhan, perang itu juga memiliki cerita unik dan tak biasa yang tidak akan kita temui di masa-masa damai.

Kisah ini mungkin kedengarannya seperti premis sebuah drama serial televisi yang dibuat-buat, tapi ini benar-benar nyata, lho. Dari mulai kisah unik, memilukan, hingga mengharukan. Apa saja ya kisah-kisahnya?

1. Kebun binatang di kamp konsentrasi Buchenwald

Terdengar seperti Fiksi, 9 Kisah Tersembunyi selama Perang Dunia IIkamp konsentrasi Buchenwald (commons.wikimedia.org/Z thomas)

Kamp konsentrasi adalah tempat yang sangat mengerikan, dan jumlahnya sangat banyak atau sekitar 44.000 dengan berbagai jenis dan ukuran, sebagaimana yang ditulis United States Holocaust Memorial Museum. Akan tetapi, kisah ini terjadi di kamp Buchenwald.

Adolf Hitler terkenal sangat menyayangi anjingnya yang bernama Blondi, tetapi itu bukan satu-satunya hewan yang mendapatkan perlakuan istimewa dari pejabat tinggi Nazi. Kamp konsentrasi Buchenwald sebenarnya memiliki kebun binatang kecil di halamannya, tidak terlalu jauh dari krematorium.

Saat kebun binatang dibuka pada tahun 1938, kamp tersebut berada di bawah kendali Karl Koch dan istrinya, Ilse. Kebun binatang itu didanai oleh aset yang disita dari para tahanan, dan terlarang bagi semua orang kecuali yang ditugaskan merawat hewan.

Kebun binatang itu dimaksudkan untuk pengalihan dan hiburan bagi penjaga saat istirahat. Koch juga suka pergi ke sana, karena ada lubang beruang dan dia suka melempar orang ke dalamnya dan menonton pembantaian.

2. Kota kecil Jerman yang memiliki caranya tersendiri untuk menghindari sasaran musuh saat perang

Terdengar seperti Fiksi, 9 Kisah Tersembunyi selama Perang Dunia IIpotret kota Konstanz, Jerman (commons.wikimedia.org/JoachimKohler-HB)

Perang Dunia II meluluhlantakkan Eropa. Jutaan orang kehilangan tempat tinggal, seluruh kota dan desa hancur, dan bahkan kota-kota besar mengalami kerusakan yang signifikan. Sejarawan Perang Dunia II Keith Lowe mengatakan melalui NPR bahwa sekitar 90 persen dari kota Warsawa telah dihancurkan, kecuali kota Konstanz di Jerman. Kota kecil Jerman ini berhasil melewati seluruh perang tanpa pernah dibom, tanpa diserang, dan tidak tersentuh sama sekali.

Pemadaman listrik terjadi di seluruh Eropa. Pada malam hari, kota-kota diliputi kegelapan dalam upaya untuk bersembunyi dari pembom musuh. Berbeda dengan kota Konstanz yang tetap menyalakan lampu mereka di malam hari.

Kota Konstanz berada tepat di sepanjang perbatasan Jerman dengan Swiss, yang merupakan negara netral. Ketika kota Kreuzlingen di Swiss di dekatnya tetap menyalakan lampu di malam hari, kota Konstanz akhirnya meniru hal itu, dan yakin tidak akan menjadi sasaran. Hal itu pun ternyata berhasil. Kota kuno itu tidak pernah diserang oleh pembom Sekutu karena mengira bahwa mereka adalah orang Swiss. Lagi pula, tidak ada kota di Jerman yang berani menyalakan lampu selain kota Konstanz. 

3. Jenderal George Patton membeli alat perang dengan uangnya sendiri 

Terdengar seperti Fiksi, 9 Kisah Tersembunyi selama Perang Dunia IIJenderal George S. Patton Jr, yang memimpin Korps Angkatan Darat AS ke-2 di Afrika Utara (commons.wikimedia.org/Unknown author)

Kita pasti berasumsi bahwa militer Amerika memiliki mesin perang yang sangat baik dan sangat siap untuk memasuki Perang Dunia II. Tetapi, fakta di lapangannya berbeda, lho. Itu yang dialami Jenderal George Patton.

War History Online mengatakan bahwa dia memiliki ikatan keluarga dengan George Washington, bangsawan Inggris dan Welsh, ia juga menikah dengan keluarga industrialis besar. Itu berarti dia memiliki kekayaan pribadi yang tidak diragukan lagi.

Saat dia ditempatkan sebagai komando Divisi Lapis Baja ke-2, mereka tidak memiliki peralatan untuk berperang, jadi Patton memesan peralatan, suku cadang, hingga wastafel dari perusahaan Sears Roebuck melalui pos, dan meminta mereka untuk mengirimkan tagihannya. American Heritage mengatakan bahwa dia tidak pernah memberitahu berapa banyak yang harus dia bayar, tetapi sudah jelas bahwa dia membiayai semuanya sendiri.

4. Tentara yang memimpin pelarian dan tidak terbunuh meskipun tertangkap lagi

Terdengar seperti Fiksi, 9 Kisah Tersembunyi selama Perang Dunia IIpotret Sir Adrian Cartonde Wiart (commons.wikimedia.org/H. Walter Barnett)

Sir Adrian Carton de Wiart pernah bertugas di Perang Boer dan Perang Dunia I, dan melansir laman BBC, dia menderita beberapa luka parah. Selain kehilangan tangan dan mata kirinya, ia juga pernah ditembak di bagian belakang kepala, selangkangan, dan telinganya.

Selama Perang Dunia II, dia ditempatkan di beberapa tempat berbeda, dan dia dikirim ke Yugoslavia sebagai bagian dari misi diplomatik. Pesawatnya ditembak jatuh, dia ditangkap dan dikirim ke Kastil Vincigliata Italia.

The Irish Times melaporkan bahwa tempat itu berjarak 321 kilometer dari perbatasan Swiss. De Wiart mencoba melarikan diri bersama rekan-rekannya dengan menggali terowongan sejauh 18 meter. Dia berhasil keluar dan melakukan pelarian selama delapan hari, sampai dia ditangkap kembali. Dirilis beberapa tahun kemudian, dia kemudian menjadi perwakilan Churchill di China sampai dia pensiun dan meninggal dunia pada tahun 1963.

5. Paddy Hitler, keponakan Hitler yang anti-Nazi

Terdengar seperti Fiksi, 9 Kisah Tersembunyi selama Perang Dunia IIpotret William Patrick Hitler, keponakan Adolf Hitler, berseragam Angkatan Laut AS (commons.wikimedia.org/Photographer of US Navy)

Fakta bahwa Adolf Hitler memiliki seorang keponakan setengah Irlandia yang anti-Nazi bernama Paddy Hitler terdengar tidak masuk akal, tetapi itu nyata, lho. Paddy adalah anak dari saudara tiri Hitler, Alois, yang bekerja di sebuah hotel di Dublin dan bertemu dengan Bridget Dowling. Mereka menikah pada tahun 1911.

Melansir Dublin City Council, Paddy hanya tinggal di Jerman pada tahun 1930-an, tetapi dia dan Adolf Hitler jarang bertemu. Paddy sangat menentang gagasan paman tirinya itu, terutama tentang anti-Yahudi.

Pada tahun 1939, Paddy dan ibunya tinggal di AS, dan Paddy menulis artikel berjudul Why I hate my Uncle, yang dia tunjukkan untuk Adolf Hitler. Dia akhirnya mendaftar di Angkatan Laut AS dan bertugas selama perang. Setelah itu, ia mengubah nama keluarganya menjadi Stuart-Houston, dan namanya menjadi William Patrick Stuart-Houston, yang menurutnya lebih baik daripada Paddy Hitler atau bahkan Bill Hitler.

Paddy meninggal pada tahun 1987. Namun, ia membuat perjanjian untuk tidak pernah memiliki anak dan mengakhiri garis Hitler. Ia pun menepati perjanjian itu.

6. Ilmuwan Nazi yang mengembangkan senjata ruang angkasa

Terdengar seperti Fiksi, 9 Kisah Tersembunyi selama Perang Dunia IIpotret Hermann Oberth (commons.wikimedia.org/Mondadori Publishers/Unknown photographers)

Pada tahun 1923, seorang ilmuwan Nazi bernama Hermann Oberth mengusulkan untuk membangun sebuah cermin besar dan meluncurkannya ke orbit Bumi. Rencananya, itu dapat dikendalikan oleh kru yang tinggal di stasiun luar angkasa, dan dapat dialihkan untuk fokus pada titik-titik di permukaan bumi.

Rencana itu salah satu di antara banyak sekali dokumen yang jatuh ke tangan Sekutu pada akhir perang, dan akhirnya direplikasi dan disimpan di majalah Life. Sementara itu, Oberth selamat dari perang, dan meminta agar idenya diaplikasikan untuk misi damai hingga tahun 1960-an.

Dikutip Copley News Service, pasca perang, dia percaya bahwa itu dapat digunakan untuk mengontrol pola cuaca, gurun terraform, dan memusatkan energi matahari untuk penggunaan optimal sebagai sumber energi terbarukan. Oberth juga bersikeras bahwa proyeknya jauh lebih praktis.

7. Nazi mengubah salah satu kamp konsentrasinya untuk mengelabuhi negara lain

Terdengar seperti Fiksi, 9 Kisah Tersembunyi selama Perang Dunia IIkamp konsentrasi Theresienstadt (commons.wikimedia.org/RomanM82)

Theresienstadt menjadi kamp konsentrasi unik di antara ribuan kamp konsentrasi yang didirikan oleh Nazi, karena memiliki beberapa tujuan berbeda. Selain menjadi tempat eksekusi para tahanan, kamp itu juga digunakan untuk menampung kelompok-kelompok tertentu, termasuk veteran Perang Dunia I dan lansia. Kamp konsentrasi ini juga ditunjukkan Jerman kepada negara lain untuk meyakinkan mereka bahwa tidak ada yang mencurigakan di tempat itu.

Facing History mengatakan bahwa itu dimulai pada tahun 1944, ketika Denmark ingin tahu apa yang dilakukan dengan semua orang Yahudi. Theresienstadt dirubah, jalanan-jalanannya diaspal, dibuat taman bermain, dan 1.200 mawar ditanam.

Diadakan opera dan konser, toko-toko dilengkapi dengan barang-barang baru, membuat orang Denmark sangat terkesan, sehingga Nazi memutuskan untuk membuat film promosi di sana. Film itu diberi judul The Fuhrer Gives a City to the Jews, dan narapidana yang memfilmkannya dieksekusi di Auschwitz tidak lama kemudian. Theresienstadt juga dikenal sebagai "kota spa".

8. Pemadaman listrik selama perang merenggut korban jiwa

Terdengar seperti Fiksi, 9 Kisah Tersembunyi selama Perang Dunia IITindakan Pencegahan Pemadaman Listrik Untuk Pengemudi dengan cat putih untuk mengurangi kecelakaan di London, Inggris, 1941. (commons.wikimedia.org/Ray Peter A)

Pemadaman listrik dilakukan untuk menyelamatkan nyawa, dan mencegah kota menjadi sasaran empuk untuk pengeboman. Tapi tetap saja, pemadaman itu sendiri sebenarnya mematikan, mengutip data The Guardian, 1.130 orang meninggal di bulan pertama pemadaman Perang Dunia II di Inggris. Sebagian besar kematian itu terjadi di jalan akibat kecelakaan. Selain itu, perampokan menjadi hal biasa.

Akhirnya, pemerintah menyiasati dengan mengecat mobil, trotoar, dan pintu masuk terowongan dengan cat putih. Pejalan kaki juga membeli tongkat dan jubah putih, agar terhindar dari tabrakan dengan pejalan kaki lainnya. Cat bercahaya sangat diminati, tidak hanya untuk digunakan di jalanan, tetapi juga untuk pakaian.

9. Pembantaian hewan peliharaan selama perang

Terdengar seperti Fiksi, 9 Kisah Tersembunyi selama Perang Dunia IIDua anak dari Luksemburg dengan kelinci peliharaan mereka di Surrey pada tahun 1942. (commons.wikimedia.org/Bryson Jack, Ministry of Information Photo Division Photographer)

National Canine Defense League (NCDL) menyebut peristiwa ini sebagai "Holocaust September". Dilansir laman BBC, pada tahun 1939, Kantor Dalam Negeri merekomendasikan penduduk kota untuk membawa hewan peliharaan mereka ke pedesaan agar tetap aman selama perang, tetapi banyak orang yang memilih untuk membunuh hewan peliharaan mereka.

Diperkirakan ada 750.000 hewan peliharaan dibunuh dalam satu minggu di bulan September, hal ini dilakukan oleh keluarga yang khawatir bawa stok makanan hewan peliharaan akan sangat sulit didapatkan. Namun, ada protes besar dari badan amal hewan seperti RSPCA.

Ribuan hewan lainnya ada yang dibuang dan diselamatkan, empat anggota staf Rumah Anjing dan Kucing Battersea merawat 145.000 hewan peliharaan terlantar selama tahun-tahun perang, sementara Duchess of Hamilton mendirikan tempat perlindungannya sendiri untuk menyelamatkan ratusan hewan lainnya.

Namun, tetap saja, dorongan untuk eutanasia begitu besar sehingga krematorium tidak dapat memenuhinya, mayat-mayat hewan menumpuk di jalanan, dan NCDL menyumbangkan sebagian dari tanah mereka untuk kuburan massal, yang merupakan tempat peristirahatan terakhir dari setengah juta hewan kesayangan.

Masa lalu memiliki kisah, tidak peduli seberapa kejamnya masa lalu itu menggoreskan luka. Kisah akan selalu terukir dengan berbagai macam situasi.

Baca Juga: [FOTO] Melihat Suasana Kawasan Pecinan Makassar 100 Tahun Lalu

Amelia Solekha Photo Community Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya