Mengunjungi Kampung Bambu, Tujuan Wisata Seru di Maros

Tempat istirahat petani yang disulap jadi objek wisata lokal

Makassar, IDN Times - Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, dikenal dengan keindahan beragam objek wisata alamnya. Kamu tentu sudah gak asing dengan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, yang meliputi karst Rammang-rammang hingga Taman Prasejarah Leang-leang.

Kali Ini IDN Times mengajakmu berkunjung ke salah satu objek wisata tradisional yang belum ramai dikunjungi. Namanya Kampung Bambu Toddopulia. Lokasi ini terletak di Desa Bungung-bungung, Desa Toddopulia, Kecamatan Tanralili, Maros.

Baca Juga: Sandiaga Uno Terpukau Keindahan Desa Wisata Rammang-Rammang Maros

1. Lokasi yang tepat untuk melepas penat di akhir pekan

Mengunjungi Kampung Bambu, Tujuan Wisata Seru di MarosKampung Bambu Toddopulia, Tanralili, Maros, Sulsel. IDN Times/Sahrul Ramadan

Sesuai namanya, lokasi ini menyuguhkan nuansa pemandangan alam yang memukau dengan rimbunnya pepohonan bambu. Keindahannya semakin parpipurna karena daerah ini dikelilingi hamparan sawah, bebatuan, dan bukit karst.

Berdiri di dalam areal seluas satu hektar dan berjarak kurang lebih 20 kilometer dari pusat Kota Maros, lokasi ini dijamin akan menjadi tempat yang menyenangkan.

"Konsepnya memang seperti sarana pelepas penat di kota," ujar pendiri Kampung Bambu, Wahyudin Junus saat berbincang dengan IDN Times, Sabtu (19/6/2021).

Di dalam Kampung Bambu, pengunjung bisa menikmati beragam fasilitas. Semuanya berbahan dasar bambu. Mulai dari tempat perisitirahatan, spot foto hingga sarana permainan tradisional seperti egrang, ayunan.

"Rata-rata memang sarananya jauh dari konsep modernisme," ucap Wahyudin.

2. Terinspirasi dari Pasar Papringan, Jawa Tengah

Mengunjungi Kampung Bambu, Tujuan Wisata Seru di MarosKampung Bambu Toddopulia, Tanralili, Maros, Sulsel. IDN Times/Sahrul Ramadan

Wahyudin mengatakan, Kampung Bambu Toddopulia, resmi dibuka untuk umum pada April 2018. Objek wisata lokal ini dikelola secara mandiri oleh masyarakat setempat. Berdirinya tempat ini terinspirasi dari Pasar Papringan di tengah kebun bambu di Temanggung, Jawa Tengah.

"Waktu itu sempat jalan-jalan ke sana terus lihat dan saya berpikir bahwa ternyata ada tempat kawasan hutan bambu yang bisa dijadikan lokasi wisata," ungkap Alumnus Fakultas MIPA Unhas 1994 ini.

Wahyudin tidak menyangka, konsepnya agar hutan bambu di Dusun Bungung-bungung, dikelola menjadi lokasi wisata lokal, disambut baik masyarakat setempat. Dia kemudian berkonsultasi dengan beberapa rekannya yang tinggal di sana.

Baca Juga: Rammang-Rammang, Gunung Karst di Maros yang Tak Kalah dari Halong Bay

3. Dulunya lokasi ini jadi tempat istirahat petani sepulang dari sawah

Mengunjungi Kampung Bambu, Tujuan Wisata Seru di MarosKampung Bambu Toddopulia, Tanralili, Maros, Sulsel. IDN Times/Sahrul Ramadan

Wahyudin mengungkapkan, dulunya lokasi ini digunakan petani untuk beristirahat sepulang dari sawah. Gubuk peristirahatan petani kemudian di sulap menjadi tempat istirahat pengunjung. Gubuk itu kini dilengkapi dengan fasilitas semacam warung kopi di tengah hutan bambu.

Semua perabotnya juga terbuat dari bambu. Mulai dari kursi, meja, gelas, bahkan alat penerangan yang wadahnya dibuat dari tulang bambu.

"Semua peralatan ini dibuat sama pengrajin warga di sini juga. Sekaligus pemilik lahan di Kampung Bambu ini," jelasnya.

Karena lokasinya yang cukup luas, sebagian lahan di area Kampung Bambu biasanya digunakan pengunjung untuk berkemah. Untuk masuk ke tempat ini, pengunjung tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Cukup membayar Rp10 ribu untuk mobil dan Rp5 ribu untuk sepeda motor.

Baca Juga: Bulu Barakka', Gunung Penyampai Pesan bagi Warga Rammang-rammang

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya