Memupuk Minat Baca Anak dari Lingkungan Keluarga hingga Lapakan Buku

Cerita pelapak buku di Makassar memantik minat baca anak

Makassar, IDN Times - Beragam cara bisa diterapkan untuk memantik minat anak supaya gemar membaca. Sebagai dasar atau langkah awal, kita bisa memperkenalkannya dengan aksara, membacakan dongeng, atau mengajaknya ke tempat yang menawarkan banyak pilihan buku menarik untuk anak.

Sulaiman, pegiat literasi akar rumput di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, berpendapat, usia ideal anak untuk diperkenalkan dengan buku bacaan bisa dimulai sejak 4 tahun. "Karena kalau menurut pengalamanku, di usia itu rasa keingintahuan anak itu sangat menggebu-gebu," kata Sulaiman saat berbincang dengan IDN Times, Jumat (1/4/2022).

1. Pahami usia produktif anak, jawab pertanyaan dengan menggiring ke bahan bacaan lewat buku

Memupuk Minat Baca Anak dari Lingkungan Keluarga hingga Lapakan BukuKomunitas literasi di Makassar mengajak. (Dok. Sulaiman pegiat literasi dan penata aksara penerbit buku di Makassar)

Menurut Sulaiman, di usia empat tahun, anak akan semakin banyak bertanya. Orang-orang terdekat seperti orangtua dan keluarga, bisa mengakalinya dengan mengarahkan pembicaraan untuk menjawab pertanyaan anak lewat buku. "Anak pasti bertanya, 'kenapa bisa tahu?', kita sampaikan karena membaca," ucapnya.

Seiring dengan bertambahnya usia dan anak mulai merasa tertarik dan berasumsi bahwa membaca bisa mendapatkan banyak pengetahuan, orang-orang di lingkungan terdekat jangan membatasi keinginan anak. "Jangan kita yang pilah buku-buku ini misalnya bagus untuk anak," ujar Sulaiman.

Sulaiman mengungkapkan, biarkan anak memulai rasa keingintahuannya dengan memilih buku atau bahan bacaan pilihannya sendiri. Apalagi, bila anak diajak ke suatu tempat yang punya banyak pilihan buku. "Terutama buku anak-anak. Jangan dibatasi, jangan dilarang," terangnya.

2. Jangan batasi keinginan anak memilih buku untuk dibaca

Memupuk Minat Baca Anak dari Lingkungan Keluarga hingga Lapakan BukuKomunitas literasi di Makassar mengajak. (Dok. Sulaiman pegiat literasi dan penata aksara penerbit buku di Makassar)

Bagi Sulaiman, melarang anak memilih buku karena keinginannya, sama halnya dengan menghilangkan minat baca pada anak. "Karena anak itu kan biasanya mood-moodan. Kalau dilarang atau dibatasi, kita tidak sadari bahwa sebenarnya anak-anak ini akan kecewa," ucap pria yang akrab disapa Haci ini.

Haci yakin, mengiyakan keinginan anak dengan buku kesukaan, bisa menjadi instrumen yang menguatkan anak menyukai membaca. Tujuan dari pola seperti ini menurutnya, untuk membentuk persepsi anak, bahwa sebenarnya membaca itu adalah hal yang sangat menyenangkan.

Anak juga nantinya akan semakin terpacu menunjukkan minatnya membaca bila berada di luar lingkungan keluarga. Seperti di sekolah atau bahkan di lingkungan sebayanya. "Karena dia akan menceritakan pengalaman itu, apa yang dia baca ke teman-temannya," Haci menerangkan.

3. Mengamati perilaku anak saat berhadapan dengan buku

Memupuk Minat Baca Anak dari Lingkungan Keluarga hingga Lapakan BukuKomunitas literasi di Makassar mengajak. (Dok. Sulaiman pegiat literasi dan penata aksara penerbit buku di Makassar)

Pola lain yang bisa dilakukan, lanjut Haci, dengan mengajak anak ke toko buku, perpustakaan atau bahkan ke pekan raya buku. Haci menuturkan, sepanjang pengalamannya, anak biasanya tertarik membaca bila melihat sampul bukunya. "Dari situ biasanya mereka seperti dipancing," tuturnya.

Pola itulah yang biasanya dia terapkan di pekan-pekan tertentu, saat menggelar lapak buku, membaca gratis untuk semua orang. Haci mengaku mengamati perilaku anak ketika berhadapan dengan buku bacaan. "Karena dia lihat dari sampulnya kemudian lanjut ke isinya, itu yang jadi daya tarik bagi anak untuk membaca," sambungnya.

Bertahun-tahun menggelar lapak buku bersama komunitasnya, Haci juga kerap mengamati dan membandingkan pola anak yang tertarik membaca. "Meskipun anak-anak di usia itu juga kan sudah diperhadapkan atau dibiasakan dengan gadget segala macam," ujar penata aksara salah satu penerbit di Kota Makassar ini.

Baca Juga: Makassar Biennale, Kisah Para Penulis Buku Ramuan di Segitiga Wallacea

4. Arahkan anak dengan tontonan bermanfaat di gadget

Memupuk Minat Baca Anak dari Lingkungan Keluarga hingga Lapakan BukuIlustrasi Media Sosial. (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut menurut Haci, kecanggihan tekonologi lewat smartphone, seperti tontonan YouTube, tidak bisa juga dipisahkan dari keseharian anak. "Sebenarnya yang paling mendasar lingkungan keluarga, kalau anak diarahkan misalnya nonton HP, untuk mendengar dongeng misalnya, itukan bisa bermanfaat," katanya.

Dengan begitu, lanjut Haci, waktu anak tidak terbuang sia-sia dan tidak perlu terlalu dikhawatirkan akan mengikis minat baca bagi anak. "Karena lewat menyimak, misalnya, itu juga bisa jadi pemantik keinginan dan rasa keingintahuan anak untuk membaca," imbuhnya.

Baca Juga: 5 Buku tentang Makassar yang Perlu Kamu Baca

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya