Korban Penganiayaan Lamban Ditangani karena Alasan COVID-19

Keluarga pasien menyayangkan penanganan rumah sakit

Makassar, IDN Times - Keluarga korban penganiayaan di Jalan Barawaja, Kecamatan Panakkukang, Makassar, menyayangkan perlakuan pihak Rumah Sakit Ibnu Sina. Rumah sakit itu dianggap lamban menangani pasien yang dalam kondisi terluka.

Tiga orang mengalami sejumlah luka di tubuhnya karena dibacok parang, Jumat siang, 23 Oktober 2020. Korban masing-masing AL, 62 tahun, SL (60), dan SF (30). Mereka langsung dilarikan ke RS Ibnu Sina usai kejadian.

"Pasien bernama AL dioperasi sekitar pukul 18.00 WITA dan dua korban lainnya tidak dilakukan operasi karena divonis COVID-19, padahal hanya melalui rapid test saja," kata Herawati, keluarga korban kepada jurnalis, Sabtu (24/10/2020) dini hari.

Baca Juga: Sadis, Pria di Makassar Bacok Istri dan Mertuanya hingga Kritis

1. Kondisi dua korban lain disebut memprihatinkan

Korban Penganiayaan Lamban Ditangani karena Alasan COVID-19Ilustrasi rumah sakit (IDN Times/Sunariyah)

Herawati menyayangkan rumah sakit lamban menangani dua korban lain. Padahal kondisi mereka disebut memprihatinkan dengan sejumlah luka menganga akibat sabetan parang. 

Korban AL sudah menjalani operasi karena hasil rapid test non reaktif. Sedangkan dua korban lain, hingga Jumat pukul 20.33 WITA, masih dirawat di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).

"Saya sebagai keluarganya sangat menyayangkan tindakan yang tidak mengutamakan kemanusiaan dengan kondisi pasien. Apakah status COVID-19 bisa langsung divonis ke pasien tanpa pemeriksaan virus secara detail," ucap Herawati.

2. Penjelasan RS Ibnu Sina soal protes keluarga korban

Korban Penganiayaan Lamban Ditangani karena Alasan COVID-19IDN Times/Aan Pranata

Terpisah, Humas RS Ibnu Sina dr Nur Hidayah menjelaskan kronologis soal protes dari keluarga pasien. Kata Nur Hidayah, perawatan pasien di tempatnya, termasuk tiga korban penganiayaan, mempertimbangkan situasi dan kondisi teknis petugas medis rumah sakit.

Nur menerangkan, korban AL dirawat lebih dulu karena menurut dokter yang bertugas, kondisinya cukup parah.

"Sudah dijelaskan sama dokter ortopedi kita ke keluarganya. Satu dikerja (operasi) karena dokter yang bertugas juga untuk kemarin sampai malam terbatas," jelas Nur Hidayah kepada IDN Times saat dikonfirmasi terpisah.

Dua pasien lain, SF dan SL, dirawat sementara di IGD sambil menunggu petugas medis. Pihaknya juga berkoordinasi dengan rumah sakit lain yang kemungkinan bisa merawat mereka di saat bersamaan.

"Karena tidak bisa dan tidak memungkinkan kalau tiga sekaligus dikerja. Jadi bukan karena COVID-19. Itu keliru informasinya keluarga pasien," ungkap Nur Hidayah.

3. Dua korban lain kini dirawat di RS Dadi Makassar

Korban Penganiayaan Lamban Ditangani karena Alasan COVID-19Ilustrasi. RSKD Dadi Makassar. IDN Times / Aan Pranata

Nur Hidayah mengatakan, kini dua korban lain sudah dirujuk ke RS Dadi Makassar. Korban SL dirujuk lebih dulu karena pendarahannya akibat luka lebih parah.

"Jadi kita rujuk bukan karena dia COVID-19. Kami tidak mau merujuk pasien apabila belum ada petugas yang langsung menangani. Karena kami punya tanggung jawab moril," ucap Nur.

Nur menyatakan tiga korban masih ditangani secara intensif di rumah sakit. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan keluarga korban untuk menjelaskan soal keluhan mereka.

"Setelah kita jelaskan barulah pihak keluarga pasien ini memahami," kata dia.

Baca Juga: Bacok Istri dan Mertua, Pria di Makassar Ditembak Mati

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya