Empat Kecamatan di Jeneponto Terendam Banjir, 1 Korban Meninggal Dunia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Banjir yang terjadi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Kamis (7/8/2021), dikabarkan menelan korban jiwa.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyebut, ada empat kecamatan terdampak banjir di Jeneponto, yaitu Tarowang, Binamu, Arungkeke, dan Kecamatan Batang.
"1 warga di Kecamatan Tarowang dilaporkan meninggal dunia," kata Abdul dalam keterangan tertulisnya, Kamis petang.
1. Kondisi banjir di Jeneponto berangsur surut
Selain menelan korban jiwa, kata Abdul, banjir di Jeneponto juga menyebabkan sebanyak 13 rumah rusak berat, 43 rumah rusak ringan, dan lima kantor pemerintahan bidang pelayanan kesehatan, pendidikan serta UPTD Kecamatan Tarowang terendam air.
Di Kecamatan Binamu, tercatat 26 rumah yang masuk wilayah administrasi Kelurahan Balang Toa dan 15 rumah di Kelurahan Balang terendam banjir. Di Kecamatan Arungkeke, ada 10 rumah rusak berat dan 30 rumah dilaporkan rusak ringan.
Sementara di Kecamatan Batang, tiga unit rumah dilaporkan rusak berat dan delapan lainnya rusak ringan akibat terjangan banjir. BNPB menerima laporan dari Tim Pusdalops BPBD Jeneponto bahwa kondisi perlahan membaik. "Saat ini banjir berangsur surut," katanya.
Abdul menuturkan, berdasarkan hasil kaji cepat sementara, banjir yang terjadi di Kabupaten Jeneponto dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur sejak Rabu (7/7/2021) pukul 02.00 WITA. "Tinggi Muka Air (TMA) banjir dilaporkan berkisar antara 50-200 sentimeter," ucapnya.
2. Selain banjir, longsor juga terjadi di Sinjai
Sementara laporan dari Pusdalops BPBD Kabupaten Sinjai, ada empat kelurahan dan satu desa di Kecamatan Sinjai Utara terdampak banjir dan longsor. Masing-masing, Kelurahan Biringere, Kelurahan Balangnipa, Kelurahan Bongki, Kelurahan Lappa, dan Desa Panaikang. BPBD melaporkan ada delapan kepala keluarga sementara mengungsi.
Di Bantaeng, Pusdalops BPBD setempat melaporkan, banjir juga merendam sejumlah rumah di berbagai kecamatan. Rinciannya, empat kelurahan di Kecamatan Bantaeng, tiga kelurahan di Kecamatan Bissappu, dan satu desa di Kecamatan Pajukukang. TMA banjir di sejumlah wilayah itu rata-rata setinggi 50 sentimeter.
BPBD Kabupaten Bantaeng mencatat, kurang lebih 1000 rumah yang ditinggali oleh 1000 KK atau 5000 jiwa terdampak banjir.
Baca Juga: Banjir di Selatan Sulsel, Rujab Bupati Sinjai Ikut Tergenang
3. BPBD sementara koordinasi lintas sektor tangani warga korban banjir
Saat ini lanjut Abdul, petugas BPBD di daerah terdampak bencana banjir di Jeneponto, Bantaeng, dan Sinjai, masih mendata ulang seluruh warga yang menjadi korban. BPBD setempat berkoordinasi dengan tim SAR, TNI-Polri dan otoritas terkait untuk menangani kebutuhan warga. "Sampai saat ini masih didata lebih lanjut," ucap Abdul.
Seluruh warga terdampak di tiga daerah tersebut sementara ini telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman agar lebih memudahkan identifikasi.
"BPBD telah berkoordinasi dengan lintas instansi terkait untuk meringankan beban warga dan mengevakuasi para korban yang terdampak," tegasnya.
Baca Juga: BMKG: Pertumbuhan Awan Hujan Picu Banjir Sinjai, Bantaeng, Jeneponto