DPRD Sulsel Dukung Literasi Bencana Masuk Kurikulum Sekolah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Usulan Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Studi Kebencanaan Universitas Hasanuddin, untuk memasukkan literasi bencana ke dalam kurikulum lembaga pendidikan, disambut baik oleh DPRD Sulawesi Selatan.
"Tentunya sangat saya mengapresiasi wacana ini. Tentu selanjutnya kami di komisi lebih dulu akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Sulsel," kata Ketua Komisi E DPRD Sulsel, Rusdin Tabi saat dihubungi IDN Times, Senin (25/1/2021).
1. Kata legislator soal pentingya literasi bencana masuk kurikulum pendidikan
Rusdin menganggap, pendidikan kebencanaan sangat penting ditanamkan kepada seluruh peserta didik sedini mungkin. Bahkan jika memungkinkan, kata dia, literasi kebencanaan sudah harus dan bisa dimulai dari level sekolah dasar kemudian dikembangkan hingga ke jenjang perguruan tinggi.
Sebab, lanjut Rusdin, pengetahuan yang baik bisa menjadi bekal agar peserta didik mengetahui cara meminimalkan dampak bencana alam. "Apalagi kita lihat fenomena yang sekarang-sekarang ini sering muncul soal bencana. Saya pikir memang ini penting untuk kita sikapi," jelas Rusdin.
2. Usulan akan dikaji ulang sebelum diterapkan
Rusdin menjelaskan, koordinasi dengan Dinas Pendidikan lebih dulu ditempuh agar alur pembahasan soal usulan kurikulum kebencanaan bisa berjalan. Pihaknya juga masih akan melakukan kajian bersama akademisi dan ilmuwan. "Pasti kita libatkan. Stakeholder yang saya rasa paham dan bagaimana model pembelajarannya," ucapnya.
Rusdin mengaku, dalam waktu dekat akan menjadwalkan pertemuan dengan Dinas Pendidikan. Dia menggambarkan, hasil kajian bersama nantinya bisa menjadi pertimbangan agar materi ini bisa dimasukkan ke dalam kurikulum formal.
"Saya pikir ini akan menjadi penting untuk secepatnya kita bahas," imbuh legislator fraksi Gerindra ini.
Baca Juga: Puslitbang Kebencanaan Unhas Petakan 4 Jenis Ancaman Bencana di Sulsel
3. Pentingnya literasi bencana masuk dalam kurikulum formal
Kepala Puslitbang Kebencanaan Unhas Prof Adi Maulana sebelumnya mengaku, telah mengusulkan rumusan literasi kebencanaan ini ke DPR RI. Pengusulan seiring dengan revisi UU kebencanaan. Namun kata dia, hingga kini, belum ada respons dari pemerintah pusat terkait usulan hasil kajian, riset dan penelitian yang dilakukan pihaknya.
Padahal ini penting untuk menjadi bekal anak didik agar lebih meningkatkan kepedulian tentang potensi bencana yang mengelilingi Indonesia dan Sulawesi secara khusus. Di Sulsel sendiri menurut Prof Adi, bencana alam seperti banjir, tanah longsor gempa hingga tsunami berpotensi terjadi. Itu karena Sulsel dikelilingi dengan jalur patahan atau sesar. Pertama Sesar Sa'dan, sesar Walanae dan sesar Matano.
"Makanya, kita harus utamakan ini isu-isu kebencanaan. Dalam hal ini, kalau bisa kita jadikan dia (literasi kebencanaan) semacam mata pelajaran khusus," kata pakar kebencanaan dan geologi ini saat berbincang dengan IDN Times, Jumat, 22 Januari.
Baca Juga: Literasi Kebencanaan Rendah, Akar Masalah Penanganan Bencana Alam