Cuma Nonton, Polisi Pulangkan 28 Orang terkait Tarung Jalanan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Petugas Satuan Rerserse Kriminal Polres Pelabuhan Kota Makassar memulangkan 28 orang yang ditangkap terkait kegiatan tarung bebas jalanan. Mereka disebut cuma sebagai penonton.
Polisi menangkap mereka pada penyergapan di kompleks Pasar Sentral Makassar, Jalan HOS Cokroaminoto, Kecamatan Wajo, Senin dini hari.
"Setelah kita data, kita periksa kemudian kita kembalikan semua ke orangtuanya, dipulangkan. Kita kenakan wajib lapor saja," kata Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Makassar AKP Rudi, Selasa (10/8/2021).
Baca Juga: Grebek Tarung Jalanan di Makassar, Polisi Tangkap 28 Orang
1. Polisi sempat memeriksa urine mereka yang ditangkap
Puluhan remaja ini ditangkap oleh aparat gabungan Resmob Polda Sulsel dan Polretabes Makassar. Mereka kemudian diserahkan ke Polres Pelabuhan karena pertimbangan lokasi penangkapan. Rudi mengatakan, mereka dipulangkan sejak Senin malam.
Sebelum dipulangkan, mereka lebih dulu menjalani tes urine untuk mendeteksi pengguna narkoba. Hasilnya, semua negatif.
"Kita bina, sambil orang tuanya kita ingatkan untuk awasi anaknya," ucap Rudi.
2. Penonton cuma dikenai wajib lapor
Rudi menjelaskan, puluhan pemuda yang ditangkap umumnya hanya berperan sebagai penonton. Mereka mendapat informasi tarung bebas lewat akun Instagram. Polisi belum menangkap penyelenggara kegiatan itu, termasuk pengelola akun.
"Jadi statusnya ini 28 orang masih sebagai saksi saja, makanya kan dikenakan wajib lapor," ucap Rudi.
Polisi, Rudi melanjutkan, masih terus menyelidiki kegiatan tarung jalanan itu. Polisi juga berupaya mengidentifikasi lokasi-lokasi pertarungan yang sudah mereka agendakan.
"Begitu juga dengan akun penyelenggaranya," katanya.
3. Petarung dan penonton disebut tidak saling kenal
Terpisah, Kepala Sub Bagian Humas Polrestabes Makassar AKP Lando menyebut petarung dan penonton umumnya tidak saling kenal saat berkumpul di lokasi pertarungan. Mereka hanya mengikuti perkembangan informasi dari penyelenggara melalui Instagram.
Kondisi itulah yang membuat pihak kepolisian sulit mengungkap siapa sesungguhnya penyelenggara ajang adu fisik ini. "Tidak ditahu siapa panitia (karena) tidak saling kenal, tidak ada tatap muka, melalui akun semua, aplikasi (informasinya)," ungkap Lando.
Baca Juga: Sosiolog Unhas: Tarung Bebas di Makassar Mungkin Punya Motif Ekonomi