Bukan Klaster, Transmisi Lokal Dominasi Kasus COVID-19 di Sulsel

Klaster digunakan untuk mengidentifikasi sebaran kasus awal

Makassar, IDN Times - Gugus Tugas COVID-19 Sulawesi Selatan tidak lagi memetakan penyebaran kasus virus corona berdasarkan klaster. Juru Bicara Gugus Tugas, Prof Syafri Kamsul Arif mengatakan, klasterisasi hanya berlaku pada awal penyebaran virus atau di awal pandemik.

Menurut Kamsul, klaster tidak bisa lagi dijadikan tolok ukur pada kondisi saat ini, dengan jumlah kasus yang terus bertambah.

"Sekarang ini sebetulnya bukan lagi klaster, tapi sudah transmisi lokal. Kita tidak bisa lagi bedakan kluster. Karena ada saja, mungkin orang tanpa gejala tapi carrier (pembawa)," kata Syafri saat dikonfirmasi IDN Times, Rabu (24/6).

1. Klaster ditetapkan untuk memudahkan identifikasi

Bukan Klaster, Transmisi Lokal Dominasi Kasus COVID-19 di SulselRapid test massal di Makassar, Selasa (12/5). Humas Pemprov Sulsel

Syafri mengatakan, penetapan klaster di Sulsel hanya berlaku pada masa awal penyebaran virus. Klaster digunakan untuk memudahkan pemerintah melalui tim gugus menginventarisir dan mengidentifikasi dari mana kasus berasal.

Seiring waktu, penyebaran virus kini cenderung melalui transmisi lokal. Yakni antar masyarakat lokal, bukan dari kasus impor. 

"Jadi waktu awal-awal pandemi ini, itu memang masih dibedakan klaster. Tapi saat ini kita sudah tidak bisa lagi. Sekarang ini bagaimana kiga mencegah penularan ini dengan mengedepankan protokol kesehatan," kata Syafri yang juga Guru Besar dalam bidang Ilmu Anastesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Unhas.

2. Transmisi non-kluster dianggap mencemaskan

Bukan Klaster, Transmisi Lokal Dominasi Kasus COVID-19 di SulselPj Wali Kota Makassar Yusran Jusuf meninjau rapid test di Paotere Makassar, Rabu (3/6). Humas Pemkot Makassar

Menurut Syafri, penyebaran kasus COVID-19 di Sulsel, khususnya di Kota Makassar, menjadi perhatian serius pemerintah. Terlebih di tengah peningkatan kasus yang terus terjadi dari hari ke hari.

Gugus Tugas, kata dia, terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar melakukan berbagai langkah pencegahan. Misalnya melakukan sosialisasi dan edukasi masif untuk menyadarkan masyarakat, misalnya tentang pentingnya menggunakan masker dan tetap menjaga jarak dalam beraktivitas.

"Ini yang perlu disadarkan masyarakat. Khususnya, masyarakat Makassar. Karena kasus positif baru sebagian ini munculanya dari Makassar. Jadi, saya kira bukan lagi klaster, tapi kita mencegah transmisi non-kluster yang bisa saja ada di dekat kita," Syafri mengungkapkan.

3. Program Trisula jadi pedoman untuk menekan laju penyebaran COVID-19 di Sulsel

Bukan Klaster, Transmisi Lokal Dominasi Kasus COVID-19 di SulselRapid test massal di Makassar, Selasa (12/5). Humas Pemprov Sulsel

Lebih lanjut, Syafri mengatakan pemerintah daerah kin  mengedepankan program Trisula untuk mencegah dan menekan penyebaran COVID-19. Program terdiri dari penelusuran masif, tes secara massal, dan edukasi secara meluas.

"Semua ini yang kita lakukan. kalau konsisten, kita bisa menekan angka-angka itu. Bagaimana kita bisa merubahnya menjadi zona kuning atau zona hijau. Kita masifkan Trisula pencegahan ini," katanya.

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya