10 Potret Dampak Kemarau Panjang di Sulawesi Selatan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Kemarau panjang diprediksi akan berdampak buruk bagi masyarakat dan lingkungan, khususnya di Sulawesi Selatan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Selatan memperkirakan kemarau tahun ini bakal berlangsung hingga Oktober 2019.
Wargapun diminta mewaspadai dampak dari kemarau panjang tersebut. Sejumlah wilayah sudah mengalami kekeringan. Meski demikian, ada juga kelompok warga yang justru mendapat keuntungan dari kemarau ini.
Simak 10 potret dampak kemarau di Sulawesi Selatan dan Tenggara yang dirangkum IDN Times, berikut.
Baca Juga: BMKG Sulsel: Waspadai Kemarau Panjang hingga Oktober
1. Warga Dusun Bollangi, Desa Timbuseng, Kabupaten Gowa membawa ember untuk mendapatkan air bersih yang dibagikan oleh Polres Gowa, Jumat (6/9). Polres Kabupaten Gowa membagikan 80.000 liter air kepada sejumlah warga yang mengalami kekeringan akibat musim kemarau panjang
2. Kemarau justru berdampak positif bagi pengusaha beton pracetak U-Ditch di Kecamatan Somba Opu, Gowa. Produksi beton ini meningkat dari rata-rata 20 menjadi 40 buah per hari karena proses pengeringan lebih cepat saat kemarau. Selain itu, permintaan pun tinggi
3. Tak hanya beton, produksi batu bata juga meningkat di musim kemarau. Ini adalah potret pekerja yang tenga menyusun batu bata sebelum dibakar di Kecamatan Pallangga, Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (27/8)
4. Debit air Waduk Bili-Bili di Kecamatan Parangloe, Gowa ini menyusut akibat musim kemarau. Wargapun memanfaatkan sebagian lahan waduk yang mulai mengering untuk bertani
5. Sebuah kapal berada di tengah lahan persawahan "dadakan" yang dirawat warga di lahan Waduk Bili-Bili yang mengering. Waduk tersebut memiliki luas 40.428 hektare
6. Anak-anak bermain di atas tanah empang yang mengering di Kecamatan Mangara Bombang, Takalar pada Senin (2/9). Ratusan hektare sawah dan empang milik warga di daaerah itu mengering akibat kemarau
7. Kekeringan juga membuat lahan persawahan di Kecamatan Somba Opu mengering sehingga tak bisa ditanami. Anak-anak pun memanfaatkannya sebagai areal bermain
8. BMKG Wilayah IV Makassar memprediksi puncak musim kemarau di Sulawesi Selatan bakal berlangsung hingga akhir September 2019
9. BMKG juga memprediksi, musim hujan baru akan datang pada bulan November 2019
10. Kemarau menyebabkan air Sungai Jeneberang di Kecamatan Bontomarannu ini menyusut. Hal ini dimanfaatkan oleh warga setempat untuk menawarkan jasa penyeberangan menggunakan rakit dengan tarif Rp2.000 per motor sebagai jalan pintas antara Kecamatan Pallangga dan Bontomarannu
11. Kemarau membuat kekeringan yang meluas di Sulawesi. Pekerja ini sampai turun ke dalam sumur untuk mengangkat lumpur di Kecamatan Ranomeeto, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Senin (9/9)
Baca Juga: Kemarau Panjang, Bencana Kekeringan Melanda Tiga Kecamatan di Maros