Mahasiswi Meninggal saat Pengaderan, Keluarga Minta UMI Tanggung Jawab

Jasad Zhafirah basah dan berlumur lumpur

Makassar, IDN Times - Keluarga almarhumah Zhafirah Azis Syah Alam (20), mahasiswi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, yang meninggal dunia saat mengikuti pengaderan organisasi kemahasiswaan, menuntut pihak kampus bertanggung jawab.

Ayah korban Abdul Aziz mengatakan, pihak keluarga masih menunggu hasil penyelidikan polisi atas meninggalnya Zhafirah.

"Sampai saat ini kami belum mendapatkan info perkembangan dari penyidik," ungkap Abdul Aziz saat dikonfirmasi IDN Times Sulsel, Selasa (26/7/2022).

Polisi menyebutkan, mahasiswi semester lima itu meninggal, Minggu, 24 Juli, saat mengikuti pengaderan senat Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) di Perkemahan Bukit Embun Pagi, di Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa.

1. Keluarga minta UMI bertanggung jawab

Mahasiswi Meninggal saat Pengaderan, Keluarga Minta UMI Tanggung JawabIlustrasi. Suasana di lingkungan kampus UMI Makassar. IDN Times/Sahrul Ramadan

Abdul Aziz menilai, kegiatan pengaderan yang diikuti almarhum Zhafirah di Gowa tersebut tentunya ada izin atau diketahui oleh pihak kampus UMI atau FKM. Artinya, kata dia, kampus UMI harus bertanggung jawab atas meninggalnya Zhafirah Azis Syah Alam.

"Jadi setidaknya lembaga (UMI) saya tidak minta pertanggungjawaban secara hukum saja tapi secara moril harus dia tanggung jawab, karena dia yang memberikan izin, masa kegiatan kampus apalagi ini kan kegiatan fakultas kan," tegas Aziz.

"Kalau saya memang sudah kasih izin, karena hari Jumat dia izin bilang mau mengikuti kegiatan senat fakultas, minggu baru pulang, oke saya izinkan," lanjutnya.

2. Tubuh Zhafirah basah dan ada lumpur

Mahasiswi Meninggal saat Pengaderan, Keluarga Minta UMI Tanggung JawabIlustrasi jenazah (IDN Times/Sukma Shakti)

Pengaderan yang diikuti almarhumah Zhafirah di Perkemahan Bukit Embun Pagi dimulai pada Jumat pekan lalu. Kemudian, Zhafirah dikabarkan meninggal dunia pada Minggu subuh sekitar pukul 04.10 Wita.

Berdasarkan informasi, Minggu subuh sekitar 03.30 Wita, ada 61 orang terdiri dari 20 panitia, 24 peserta, dan 17 pengurus organisasi di FKM UMI melaksanakan pelatihan jalan jongkok. Bahkan peserta diminta merayap dalam kolam.

Sementara itu, dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi juga membenarkan ada kegiatan jalan jongkok dan merayap yang dilakukan para peserta. Pernyataan tersebut pun dikuatkan saat pihak keluarga menerima jenazah almarhumah Zhafirah.

Abdul Aziz menyebutkan, dia sempat memeluk anaknya saat berada di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara pada Minggu, sekitar pukul 12.00 Wita. Kala itu, jilbab dan pakaian Zhafirah juga basah kuyup.

"Iya (basah) karena saya pegang itu anak saya, saya tanya juga petugas puskesmas dan informasi mereka bilang itu anakku basah, bahkan beberapa jam kemudian masih terus basah. Saya belum dapat hasil visumnya," ungkap Aziz.

Baca Juga: Mahasiswi UMI Makassar Meninggal Dunia saat Ikut Pengaderan di Gowa

3. Lima mahasiswa UMI diperiksa

Mahasiswi Meninggal saat Pengaderan, Keluarga Minta UMI Tanggung JawabIlustrasi penyelidikan. (Pixabay.com/geralt)

Sebelumnya, Kapolsek Tinggimoncong Gowa, AKP Jumadi mengaku untuk menyelidiki meninggalnya mahasiswi UMI Makassar asa Kabupaten Maros tersebut, tim penyidik telah melakukan proses pemeriksaan terhadap sejumlah saksi.

"Sampai hari ini (Senin) ada lima saksi yang kami periksa dan mintai keterangannya, ada ketua panitia termasuk juga penanggung jawabnya juga diperiksa. Jadi setelah diperiksa sudah dipulangkan, karena kan 1x24 jam untuk masa pemeriksaanya, koordinasi dengan pihak kampus belum ada, hanya pihak keluarga korban saja yang sudah kita koordinasi," kata AKP Jumadi kepada wartawan.

Baca Juga: Mahasiswi UMI Meninggal saat Pengaderan, Korban Sempat Disuruh Merayap

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya