Belasan Polisi Sulsel Terlibat Penganiayaan Hingga Pembunuhan

Propam akan memproses hukum etik dan disiplin

Makassar, IDN Times - Setidaknya sebelas anggota polisi di jajaran Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan akan diproses tim Bidang Profesi dan Keamanan (Bid Propam). Mereka terlibat kasus dugaan pidana penganiayaan hingga pembunuhan.

Kepala Bidang Propam Polda Sulsel Kombes Pol Agoeng Adi Kurniawan merincikan, sebelas oknum polisi yang dimaksud, antara lain, enam anggota Satnarkoba Polrestabes Makassar, dua anggota Sat Brimob Polda, serta tiga anggota Polres Bantaeng BKO Brimob dan Sabhara Polda.

Baca Juga: Ini Ancaman Hukuman Polisi Penembak Petugas Dishub Makassar

1. Propam tunggu proses pidana selesai

Belasan Polisi Sulsel Terlibat Penganiayaan Hingga PembunuhanPropam Polda Sulsel sidak sejumlah Polsek jajaran Polrestabes Makassar. / Dok. Propam Polda Sulsel

Kepada IDN Times Sulsel, Kombes Agoeng mengungkapkan, sebelas oknum polisi itu masih sementara dalam proses pidana dari masing-masing penyidik. Yakni di Polres Bantaeng, Ditreskrimum Polda Sulsel, dan penyidik Polrestabes Makassar.

"Itu tiga-tiganya kan ada pidananya, Kalau pidananya berjalan ya pidananya perlu dibuktikan yang jelas. Sehingga yang Bantaeng ditangani disana, Brimob ditangani Polrestabes, dan Krimum Polda," ungkap Kombes Agoeng, Sabtu (28/5/2022).

Kasus dimaksud yakni, Polres Bantaeng tangani kasus pidana dugaan penganiayaan Nuru Saali (78) warga Bantaeng di lokasi pembuangan limbah perusahan nikel. Kasus ini melibatkan tiga oknum polisi yang bertugas di kawasan perusahan tersebut.

Kemudian, kasus pembunuhan pegawai Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Makassar, Najamuddin Sewang yang diduga melibatkan dua oknum Brimob. Kasus pembunuhan tersebut menjadi viral karena diotaki mantan Kasatpol PP Makassar, M Iqbal Asnan.

Lalu, dugaan kasus penganiayaan yang berujung kematian terduga bandar narkoba asal Kandea Makassar, Arfandi Ardiansah (18). Setidaknya enam anggota Satnarkoba Polrestabes Makassar terlibat, mereka kini sudah ditarik ke Yanma Polda Sulsel.

"Tiga kasus ini kan sementara masih berproses dari penyidik masing-masing ya, sehingga kami propam polda menunggu proses pidananya dulu, tapi untuk proses hukum baik kode etik maupun disiplinnya ya saya tunggu pidananya," Agoeng menjelaskan.

2. Tidak perlu ada perintah Kapolda

Belasan Polisi Sulsel Terlibat Penganiayaan Hingga PembunuhanKabid Propam Polda Sulsel Kombes Agoeng Adi Koerniawan. / Dok. Instagram Propam Polda Sulsel

Sebelumnya, Kapolda Sulsel Irjen Nana Sudjana memerintahkan tim Propam Polda mengusut kematian Nunu Saali di Bantaeng usai dibekuk dan diduga dianiaya. 

Kabid Propam Polda Kombes Agoeng secara tegas menyatakan, walau tidak ada perintah Kapolda atau atasan, tetap dia akan menginstrukaikan anggota Propam untuk langsung ke Bantaeng.

"Nggak usah disuruh pun pasti saya turun ke sana. Intinya terkait pelanggaran anggota pasti kita ke sana, terkait pidananya kita tunggu selesai dulu," kata Agoeng.

3. LBH soroti kinerja polisi

Belasan Polisi Sulsel Terlibat Penganiayaan Hingga PembunuhanLBH Makassar desak polisi usut tuntas kasus kematian yang diduga melibatkan anggotanya. Dahrul Amri/IDN Times Sulsel

Aktivis Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar selaku penasehat hukum dari keluarga korban Nuru Saali, meminta agar kepolisian yang menangani kasus-kasus dugaan kekerasan aparat bisa profesional. Mengingat kasus kekerasan sebelumnya dianggap tak tuntas. 

Koordinator Divisi Advokasi LBH Ridwan, mencontohkan kematian dua warga Jalan Barukang Makassar yang diduga ditembak petugas Polres Pelabuhan Makassar pada 30 Agustus 2020 lalu.

"Tahun-tahun sebelumnya ada juga kasus kekekerasan aparat yang kami dampingi, sampai saat ini belum memiliki kepastian hukum. Deretan kasus yang tidak tuntas ini kami melihat polisi tidak serius dan kami menduga ada kesan penyidik kepolisian mengulur-ulur waktu," ungkap Ridwan.

Baca Juga: Ternyata Senjata Penembak Petugas Dishub Makassar Milik Polisi

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya