Unhas Beri Anugerah Honoris Causa untuk Ahli Biokimia Bruce Alberts

Alberts dinilai berdedikasi bagi dunia di bidangnya

Makassar, IDN Times - Universitas Hasanuddin di Makassar, Sulawesi Selatan akan menganugerahi gelar Doktor Honoris Causa kepada ahli biokimia terkemuka dunia asal Amerika Serikat, Dr. Bruce Michael Alberts.

Penganugerahan gelar kehormatan tersebut akan berlangsung di gedung Baruga Andi Pangerang Pettarani Unhas, Rabu besok (9/8/2022). Gelar kehormatan tersebut diberikan berkat dedikasi, keteladanan dan sumbangsih pemikirannya dalam dunia ilmu pengetahuan terkhusus dalam bidang biokimia-biomedis.

"Dan juga untuk memajukan pendidikan sains dan memberdayakan ilmuwan muda di dunia, terutama di Indonesia," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat pada Biro Komunikasi Universitas Hasanuddin, Supratman, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Selasa (9/8/2022).

Baca Juga: [FOTO] Piknik ke Hutan Unhas, Paru-Paru Kota Makassar

1. Ahli biokimia kelas dunia

Unhas Beri Anugerah Honoris Causa untuk Ahli Biokimia Bruce AlbertsPotret Dr. Bruce Alberts di tahun 1996. (brucealberts.ucsf.edu)

Dr. Bruce Michael Alberts merupakan Profesor di Bidang Sains dan Pendidikan Department of Biochemistry and Biophysics, Emeritus Ahli biokimia terkemuka University of California, San Francisco, Amerika Serikat. Dia juga pernah menjadi Utusan Khusus Sains (Special Envoy on Science) Presiden Barack Obama Untuk Indonesia (2009-2011).

Ilmuwan kelahiran Chicago, Illinois, Amerika Serikat, 14 April 1938 itu merupakan ahli biokimia yang telah memberikan sumbangan amat besar di bidang tersebut. Dia juga berperan sangat penting di bidang lain seperti pendidikan sains dan diplomasi sains di Amerika Serikat dan di tingkat dunia.

Walau telah bergelar Profesor Emeritus namun Dr. Alberts tetap berperan sebagai Chancellor’s Leadership Chair in Biochemistry and Biophysics for Science and Education at the University of California, San Francisco. Dia memiliki sejumlah posisi/afiliasi penting dengan berbagai universitas dan lembaga ternama di Amerika Serikat dan di negara-negara lain.

2. Menerima 17 gelar doktor honoris causa dari berbagai universitas ternama dunia

Unhas Beri Anugerah Honoris Causa untuk Ahli Biokimia Bruce AlbertsBuku edisi pertama Molecular Biology of the Cell yang disusun Bruce Alberts dkk. (brucealberts.ucsf.edu)

Dr. Alberts memiliki karya berpengaruh di bidang biokimia yaitu buku kanon 'Molecular Biology of the Cell'. Buku yang ditulis bersama sejumlah sejawatnya itu, pertama kali diterbitkan pada 1983 oleh Garland Science. Sejauh ini, buku tersebut telah diterbitkan sebanyak 7 edisi dan seluruhnya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia.

Dia juga pernah menjadi Editor-in-Chief (Editor Utama) jurnal ilmiah bergengsi Science Magazine (2008-2013). Sebagai Editor-in-Chief, dia mengangkat pentingnya pendidikan sains dan peran ilmuwan muda secara global (Global Young Academy).

Dia juga pernah dinobatkan sebagai Presiden National Academy of Sciences/NAS (1993 - 2005), sebuah lembaga yang sangat dihormati di Amerika Serikat, beranggotakan ilmuwan-ilmuwan terkemuka AS. NAS berperan memberikan rekomendasi dan informasi sains terkini bagi pemerintah dan masyarakat Amerika Serikat. NAS juga sangat dihormati dan dipercaya oleh kalangan pers AS. S

Sebagi Presiden Akademi, Dr. Alberts berperan utama dalam menyusun National Sciences Education Standard di Amerika Serikat dan juga berperan mengangkat science diplomacy (diplomasi sains) dan terbentuknya InterAcademy Council (IAC), sebuah dewan Akademi Ilmu Pengetahuan se-dunia.

Dr. Alberts telah menerima 17 Dr HC dari berbagai universitas ternama di dunia. Dia juga dianugerahi Commander of the Order of the British Empire (CBE), penghargaan tertinggi dari Kerajaan Inggris serta National Medal of Science (2014) oleh Presiden Barack Obama.

3. Pernah diminta sebagai utusan kerja sama khusus sains

Unhas Beri Anugerah Honoris Causa untuk Ahli Biokimia Bruce AlbertsBruce Alberts saat berkunjung ke Indonesia tahun 2010. (brucealberts.ucsf.edu)

Berkat pengaruhnya, Dr. Alberts pun diminta oleh Presiden Obama sebagai Special Envoy on Science (Utusan Khusus Kerjasama Sains) Amerika Serikat untuk Indonesia dan Pakistan. Namun dalam posisi penting ini, kiprahnya jauh lebih banyak dilakukan di Indonesia berkat kondisi keamanan yang lebih baik dan juga sambutan serta peran lembaga-lembaga ilmiah di Indonesia yang jauh lebih tanggap. 

Sebagai Special Envoy on Science di Indonesia, Dr Alberts bekerja untuk menguatkan pendidikan sains dan pemberdayaan ilmuwan muda Indonesia. Dia berperan penting dalam membantu Indonesia mendirikan Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI), sebuah sistem pendanaan riset nasional kompetitif, terbuka, dan bertahun jamak (multiyear).

Bersama Profesor Sangkot Marzuki sebagai Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI, 2008 - 2018), Dr. Alberts berperan kunci dalam menginisiasi dan mengembangkan forum-forum ilmiah interdisiplin khususnya bagi para ilmuwan muda menonjol di berbagai bidang dalam forum seri tahunan Indonesian-American KAVLI Frontiers of Sciences Symposium (KFoSS) di berbagai kota di Indonesia termasuk di Makassar (2015). 

Forum ini memfasilitasi diskusi ilmiah intensif antara ilmuwan muda yang memiliki rekam jejak ilmiah, dan telah menghasilkan kolaborasi-kolaborasi strategis antara ilmuwan kedua negara.  

Selain itu, selama berlangsungnya KFoSS di berbagai kota di Indonesia, Dr. Alberts meluangkan waktu untuk memberikan kuliah tamu dan dialog di berbagai perguruan tinggi di Indonesia (termasuk di Universitas Hasanuddin pada 2012 dan 2015). Dia juga memberikan kuliah di sejumlah sekolah-sekolah menengah untuk memotivasi generasi muda mencintai ilmu pengetahuan dan mendorong persahabatan antar bangsa melalui sains.

Baca Juga: Kunjungi Unhas, PM Australia: Peluang Besar Membangun Kemitraan

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya