Sulsel Berusaha Pertahankan Surplus Beras untuk 2023

Sulsel surplus 2,08 ton di 2022

Makassar, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menyatakan optimisme bahwa daerahnya kembali menghasilkan surplus beras di tahun 2023. Hal ini berkaca dari pencapaian tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sulsel, Imran Jauzi, mengaku bersyukur produksi beras di Sulsel masih tinggi di akhir tahun mengingat faktor cuaca yang dikhawatirkan dapat menganggu. Pada tahun 2023 ini, Imran mengakui tetap menargetkan surplus beras.

"Ketika kita melihat bahwa ada keberhasilan yang kita capai di tahun 2022, tentunya ada yang mau kita capai kembali, kita melanjutkan itu tentu supaya bisa mempertahankan," kata Imran, Senin (16/1/2023).

1. Produksi beras Sulsel surplus di 2022

Sulsel Berusaha Pertahankan Surplus Beras untuk 2023Ilustrasi beras. kemendag.go.id

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pencapaian produksi beras di Sulsel pada 2022 surplus hingga 2,08 juta ton atau lebih tinggi dibandingkan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Produksi beras untuk pangan sekitar 3,06 juta ton atau mengalami peningkatan sebanyak 144 ribu ton atau 4,92 persen dibandingkan produksi beras di 2021 yang sebesar 2,92 juta ton. 

Imran menyebutkan produksi beras Sulsel berada di peringkat 4 se-Indonesia. Namun peringkat itu cukup baik sebab jika dibandingkan dengan Sulsel provinsi lain yang juga surplus memiliki penduduk yang jauh lebih banyak. Karena itu, kebutuhan beras mereka juga terbilang tinggi.

"Kalau dilihat dari segi produksi, kita nomor 4 di luar Jawa. Tapi mereka banyak penduduknya, kebutuhan mereka banyak. Jadi dari segi surplus, kita yang paling tinggi," katanya.

2. Produksi beras tak terganggu cuaca ekstrem

Sulsel Berusaha Pertahankan Surplus Beras untuk 2023Ilustrasi gudang beras. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Imran menjelaskan bahwa produksi beras di Sulsel cukup baik meskipun pada Desember 2022 lalu banyak terjadi gangguan cuaca. Menurutnya, surplus beras ini didukung faktor lain seperti kualitas bibit yang ditanam, irigasi dan pengendalian hama.

"Ada faktor benih, air, program pengendalian dari hama dari segi pengolahan pasca panennya. Selain itu, tentunya harus kuat kelembagaannya," kata Imran.

Dengan begitu, maka kebutuhan beras di Sulsel bisa terpenuhi. Imran menyebut kebutuhan beras di Sulsel sekitar 1 juta ton per tahun. Namun produksi tahun 2022 sekitar 3,06 ton yang berarti ada surplus lebih dari 2 ton.

"Pemprov akan memperhatikan penduduk provinsi lain karena kita surplus. Setelah tercapai keterpenuhan di provinsi sendiri, kita harus mengirim ke provinsi lain untuk memenuhi kebutuhan mereka," kata Imran.

3. Sulsel siapkan langkah untuk hadapi krisis pangan

Sulsel Berusaha Pertahankan Surplus Beras untuk 2023Ilustrasi gudang beras (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Untuk menjaga supaya produksi beras tetap surplus, Sulsel terus menggalakkan program Mandiri Benih. Program ini menyasar kelompok-kelompok tani di desa-desa sebagai upaya pemberdayaan.

Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk menjaga ketersediaan air untuk irigasi lahan. Hal ini, kata Imran, sebagai salah satu upaya menghadapi prediksi krisis pangan dunia di 2024.

"Itu yang dimasifkan di 2023, karena kita diberi sinyal bahwa tahun depan krisis energi dan krisis pangan. Berarti harus memang ada langkah-langkah ekstra untuk menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga pangan," kata Imran.

Baca Juga: Surplus, Sulsel Akui Tak Perlu Impor Beras

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya