Sepekan, Kasus COVID-19 di Makassar Meningkat Dua Kali Lipat

Ini merupakan tren peningkatan tertinggi di masa pandemik

Makassar,IDN Times - Ketua Tim Epidemiolog Satgas Penanganan COVID-19 Kota Makassar Ansariadi mengungkapkan penambahan kasus positif COVID-19 di daerahnya meningkat drastis dalam sepekan terakhir. 

Jika dibandingkan dengan dua pekan sebelumnya, kenaikan pada pekan lalu sangat tampak. Dua pekan lalu, Satgas mencatat penambahan 683 kasus dalam sepekan. Sementara pekan lalu, penambahan terjadi hingga 1.273 kasus. 

"Jumlah kasus yang dilaporkan pada minggu lalu dua kali lipat dari sebelumnya. Ini adalah jumlah kasus yang paling tinggi sejak awal terjadinya pandemik," ujar Ansariadi saat konferensi pers di Rujab Wali Kota Makassar, Senin (21/12/2020).

Baca Juga: Pemkot Makassar Tutup Semua Ruang Publik hingga Tahun Baru

1. Kasus harian berkisar 150 - 200 kasus

Sepekan, Kasus COVID-19 di Makassar Meningkat Dua Kali LipatGrafik perkembangan kasus COVID-19 di Makassar. Dok. Satgas Penanganan COVID-19 Makassar

Ansariadi menjelaskan jika dalam sepekan ada penambahan 1.273 kasus, maka rata-rata kasus harian di Makassar berkisar antara 150-200 kasus. Jumlah ini hampir sama dengan jumlah kasus dalam sepekan di awal masa pandemik yang berkisar 100-200 kasus. 

Jika terjadi peningkatan kasus, maka biasanya juga terjadi peningkatan pada jumlah orang yang masuk rumah sakit, termasuk jumlah orang meninggal dunia. Saat ini, kasus kematian juga meningkat menjadi 17 kasus dalam sepekan.

"Dulu kita pernah dapat hanya 1-5 kasus ketika akhir Oktober. Kasus kematian per Minggu hanya 1-2. Sekarang meningkat sampai 5 kali lipat. Itu sebabnya jumlah kasus yang kita dapatkan sekarang kan 10 kali lipat dari akhir Oktober," katanya.

2. Pilkada, libur panjang, demonstrasi, dan testing jadi pemicu peningkatan kasus

Sepekan, Kasus COVID-19 di Makassar Meningkat Dua Kali Lipat(Ilustrasi) Warga menggunakan hak pilihnya di dalam bilik khusus saat simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Makassar 2020, di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (21/11/2020). (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 Makassar, Ansariadi menjelaskan ada beberapa penyebab terjadinya penularan yang masif ini. Di antaranya adalah efek dari peristiwa-peristiwa sebelumnya. Mulai dari Pilkada, libur panjang, demonstrasi Omnibus Law, hingga masyarakat yang kembali aktif beraktivitas seperti normal.

"Itu yang memfasilitasi terjadinya penularan," katanya.

Selain itu, layanan pemeriksaan swab gratis oleh Dinas Kesehatan juga disebut menjadi faktor peningkatan kasus di Makassar. Karena itu merupakan upaya dalam mencari kasus. Semakin banyak tes semakin banyak pula kasus yang ditemukan.

"Keaktifan mencari kasus ini menyebabkan angka jadi tinggi karena banyak yang ditemukan," katanya.

3. Pemerintah mengeluarkan kebijakan membatasi kerumunan

Sepekan, Kasus COVID-19 di Makassar Meningkat Dua Kali LipatIlustrasi kerumunan (IDN Times/Rochmanudin)

Pemerintah Kota Makassar merespons situasi ini dengan pembatasan sejumlah kegiatan. Pj Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin, hari ini mengeluarkan surat edaran tentang pembatasan jam untuk kegiatan bisnis guna mengurangi kerumunan orang. 

"Upaya isolasi dengan melakukan testing di 47 Puskesmas juga dilaksanakan supaya penularan lanjut bisa dikendalikan," kata Ansariadi.

Selain upaya tersebut, upaya lain yang menurut Ansariadi perlu dimaksimalkan untuk menekan penularan adalah mengurangi mobilitas masyarakat. Hal ini juga sekaligus merupakan bentuk partisipasi masyarakat.

"Apakah itu internal di masyarakat di Makassar atau pergi keluar Makassar dan kembali ke Makassar itu juga harus dikurangi. Karena beberapa kasus banyak traveling keluar Makassar, saat kembali ternyata dia positif," kata Ansariadi.

Baca Juga: Gubernur Sulsel Minta Warga Luar Tidak ke Makassar Rayakan Tahun Baru

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya