Pro Kontra Warga Makassar soal Transisi TV Analog ke Digital

Ada warga yang rela beli STB ada juga yang tidak

Makassar, IDN Times - Kebijakan pemerintah mengalihkan siaran TV analog ke TV digolongkan memicu pro kontra dari masyarakat, tak terkecuali di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Sebagian warga menyatakan setuju, sebagian lainnya menyatakan tidak setuju.

Warga yang pro mendukung kebijakan tersebut karena merasa memang sudah saatnya Indonesia beralih dari siaran TV analog ke TV digital. Hal tersebut sejalan dengan perkembangan teknologi informasi.

"Mengikuti perkembangan zaman saja karena tidak mungkin mau mentok di analog terus," kata Qadri, salah satu warga Kota Makassar, kepada IDN Times, Jumat (11/11/2022).

1. Masih bisa nikmati siaran TV analog

Pro Kontra Warga Makassar soal Transisi TV Analog ke DigitalSeorang pedagang televisi bekas Pasar Kokrosono Semarang tampak sedang memperbaiki dagangannya. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Sejauh ini, Qadri belum melengkapi televisinya dengan set top box (STB) yakni semacam alat yang digunakan untuk mengonversi sinyal digital menjadi gambar dan suara agar dapat ditampilkan pada TV analog. Kendati demikian, dia masih tetap bisa menonton siaran TV analog hingga kini.

"Di daerahku masih nonton pakai analog, mungkin belum dinonaktifkan. Saya belum pakai STB tapi warga yang sudah menggunakan STB," kata dia.

Peralihan TV analog ke TV digital memang sejatinya berlangsung serentak di 2 November 2022 lalu. Namun masih ada daerah yang siaran TV analognya belum dimatikan secara total, termasuk Makassar.

Qadri mengaku cukup tahu banyak tentang kebijakan tersebut, apalagi hal itu memang terus disosialisasikan termasuk melalui televisi. Hanya saja, dia belum mau membeli STB dalam waktu dekat mengingat harga STB yang tidak murah apalagi di tengah pandemik COVID-19.

"Bukan cuma karena pandemik sih tapi karena biaya kebutuhan banyak yang naik juga gara-gara BBM naik," katanya.

2. Sudah biasa pakai STB

Pro Kontra Warga Makassar soal Transisi TV Analog ke DigitalSeorang warga mencoba melakukan pemasangan Set Top Box (STB) saat uji coba survei kesiapan masyarakat beralih ke siaran TV Digital. (Dok. Kominfo)

Senada dengan Qadri, warga lainnya yakni Ade Embas, juga mengakui setuju dengan kebijakan transisi siaran TV analog ke TV digital. Menurutnya, hal tersebut cukup baik jika tujuannya untuk perbaikan siaran televisi Indonesia ke tayangan yang lebih sedap dipandang di mata.

Dia juga tak merasa keberatan membeli alat STB supaya tetap bisa menikmati siaran televisi. Lagipula, televisi di rumahnya memang sudah sejak lama menggunakan STB sebelum pemerintah menggaungkan kebijakan tersebut.

Diakuinya, menonton siaran analog dengan digital memang menghadirkan pengalaman yang berbeda. Kualitas siaran digital jauh lebih jernih dibandingkan kualitas siaran analog.

"Sebelum di mulainya TV digital, salah satu TV di rumah sudah memakai STB lebih dahulu. Jadi kami sudah bisa lihat perbedaanya mulai dari siaran TV yang lebih jernih, semua channel nasional cukup lengkap, dan siaran tidak terganggu oleh cuaca," kata Ade.

3. Lebih pilih nonton di handphone

Pro Kontra Warga Makassar soal Transisi TV Analog ke DigitalIlustrasi menonton di handphone. IDN Times/Asrhawi Muin

Tanggapan lain disampaikan Sammy. Dia justru sebenarnya tidak setuju dengan kebijakan tersebut. Pasalnya, tidak semua masyarakat mampu membeli STB mengingat harganya yang kurang bersahabat bagi sebagian orang.

"Pembagian STB dari pemerintah juga belum merata ke seluruh masyarakat. Untuk saya sendiri tidak terlalu berat, walaupun menurut saya harganya tidak terlalu bersahabat untuk seluruh masyarakat. Ratusan ribu kan sekarang," katanya.

Sammy cukup tahu dan paham mengenai kebijakan tersebut. Sebab dia sering mendengarkan informasinya melalui iklan di televisi. Namun untuk mereka yang jarang menonton televisi, maka kemungkinan mereka untuk tidak tahu juga lebih besar. Maka tak heran ketika banyak masyarakat yang akhirnya terkejut saat siaran analog dimatikan.

Karena belum membeli STB, Sammy akhirnya tidak bisa menikmati tayangan di televisi analog. Kendati demikian, dia merasa bahwa membeli STB bukanlah kebutuhan mendesak.

"TV sekarang tidak bisa digunakan, tapi masih lebih sering nonton di handphone," katanya.

Baca Juga: Sebagian Wilayah Sulsel Masih Dapat Siaran TV Analog usai Tenggat ASO

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya