Polemik Kontainer Makassar Recover: Dianggap Mubazir dan Salah Tempat

Habiskan anggaran sekitar Rp15,3 miliar

Makassar, IDN Times - Pemerintah Kota Makassar mengadakan sejumlah kontainer untuk mendukung program Makassar Recover, yaitu upaya Pemkot menangani pandemik COVID-19. Namun kontainer ini justru menuai pertanyaan-pertanyaan skeptis dari publik lantaran fungsi kontainer yang hingga kini belum jelas.

Selain dianggap mubazir, beberapa kontainer terpasang di badan jalan hingga pedestarian. Salah satunya di Jalan Veteran Utara di mana penempatan kontainer menutupi trotoar dan tak menyisakan bahu jalan. Begitu juga di Jalan Gunung Bambapuang.

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto menjawab kritikan itu. Dia sepakat dengan sorotan itu dan menyebut kesalahan yang terjadi akibat ulah bawahannya dalam hal ini para lurah.

"Saya sepakat dengan orang yang mengkritisi itu sebab hukum mengkritisi itu benar. Biasanya orang mengkritisi benar 100 persen. Inilah model warisan lurah yang saya terima," kata Danny di Balai Kota Makassar, Senin (6/12/2021).

1. Tidak berjalan maksimal

Polemik Kontainer Makassar Recover: Dianggap Mubazir dan Salah TempatKontainer Makassar Recover di Jalan Veteran Utara, Kelurahan Maradekayya Selatan, Kecamatan Makassar. IDN Times/Istimewa

Danny mengakui kesalahan penempatan kontainer Makassar Recover itu melanggar regulasi sekaligus membahayakan pengendara. Untuk itu, dia akan menginstruksikan pemindahan kontainer yang menganggu itu ke tempat yang lebih aman.

"Tunggu kita kasih baik lagi. Yang bengkok tidak ada bisa pakai. Di Bambapuang disuruh angkat. Di lokasi lain ada beberapa. Itu satu dua yang begitu tapi mencemari 153," katanya.

Karena lokasinya yang terkesan salah penempatan, jadilah kontainer tersebut hanya sekadar pajangan. Fungsinya juga tidak dimaksimalkan sebagaimana tujuan awal. Dalam hal ini, Danny enggan disalahkan.

"Berarti lurahnya diganti. Artinya dia tidak mau sukseskan program ini. Sudah saya bilang on semua. On mitigasi sosial, on perang kelompok. Semua begitu, kalau tidak mau, ya ganti," kata Danny.

2. Awalnya akan difungsikan sebagai posko COVID-19

Polemik Kontainer Makassar Recover: Dianggap Mubazir dan Salah TempatKontainer Makassar Recover di Jalan Gunung Bambapuang. Instagram/daenginfo

Kontainer yang dinamai Recovery Center itu merupakan bagian dari program Makassar Recover, yaitu program penanggulangan COVID-19 ala Pemerintah Kota Makassar. Awalnya, kontainer itu rencananya akan dijadikan sebagai posko COVID-19 di tingkat kelurahan. 

Bukan itu saja, kontainer itu juga direncakan sebagai pusat kesehatan di kelurahan mulai dari pemeriksaan GeNose, vaksinasi hingga yang berkaitan dengan tracing, testing dan treatment. Rencananya, fasilitas itu akan beroperasi di 153 kelurahan.

Namun, rencana tak selalu berjalan mulus. Program kontainer ini mulai terkendala beberapa masalah saat banyak lurah yang salah menempatkan kontainer. Salah satunya di Kelurahan Bonto Biraeng, Kecamatan Mamajang, di mana pohon ditebang untuk menyimpan kontainer. 

Lalu ditambah lagi beberapa kontainer yang ditempatkan asal-asalan di bahu jalan hingga mengganggu pengendara. Alhasil program kontainer ini tidak berjalan maksimal.

Belakangan, Pemkot Makassar memanfaatkan kontainer sebagai posko siaga bencana. Namun yang cukup mengejutkan yaitu seluruh camat diperiksa oleh Polda Sulsel terkait pengadaan kontainer itu.

Baca Juga: Kontainer Makassar Recover Dimanfaatkan Jadi Posko Siaga Bencana

3. Dianggap pemborosan negara

Polemik Kontainer Makassar Recover: Dianggap Mubazir dan Salah TempatIlustrasi Anggaran. (IDN Times/Aditya Pratama)

Untuk pengadaan kontainer tersebut, Pemkot Makassar menganggarkan sebesar Rp15,3 miliar untuk pengadaannya. Satu kontainer dianggarkan sebesar Rp100 juta. Hal inilah yang dianggap pemborosan sebab anggarannya besar sementara manfaatnya belum jelas.

Pengamat Tata Kelola Keuangan Negara Universitas Patria Artha, Bastian Lubis, mengkritik pengadaan kontainer yang diprogramkan Pemkot Makassar. Menurutnya, pengadaan itu tidak bermanfaat.

Bastian bahkan menyebut, pengadaan kontainer justru terkesan menjadi pemborosan anggaran. Pasalnya, fungsi kontainer seyogyanya bisa dijalankan oleh Puskesmas.

"Kontainer ini juga tidak ada manfaatnya. Untuk apa dibuat itu padahal sudah ada puskesmas, kecuali ini Makassar adalah daerah terpencil," jelas Bastian.

Baca Juga: Periksa Camat, Polda Sulsel Kumpulkan Data Proyek Kontainer

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya