Pilkada saat Pandemik, Danny Pomanto: Makassar Butuh Strong Leader

Danny kritik cara pemerintah kota menangani COVID-19

Makassar, IDN Times - Bakal calon Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto, menilai bahwa perhelatan pilkada tahun ini memberikan tantangan tersendiri. Sebab digelar di tengah situasi pandemik COVID-19 yang membatasi aktivitas sosial.

Danny mengatakan bahwa pemimpin yang diinginkan masyarakat ialah pemimpin yang bisa menjawab persoalan dan kesulitan masyarakat. Sementara kesulitan terbesar yang dialami masyarakat di seluruh Indonesia saat ini adalah masalah COVID-19. 

Hal ini disampaikannya dalam diskusi virtual bertajuk 'Konstestasi di masa Pandemik COVID-19" yang digelar Politika Research & Consulting (PRC), Minggu (28/6). 

Pilkada serentak, kata dia, termasuk lingkup yang terdampak COVID-19. Apalagi, ada isu yang meresahkan dunia politik yaitu kualitas pilkada di tengah pandemik COVID-19 tidak diyakini sama dengan pilkada dalam keadaan normal. 

"Itu menjadi tantangan kita semua. Kalau saya coba memetakan dari keinginan masyarakat untuk mendapatkan strong leadership yang mampu menjawab kesulitan mereka dalam berbagai suasana mulai dari suasana susah seperti pandemik hari ini dengan suasana yang berharap ke masa depan, saya coba merekam apa sih yang dipikirkan masyarakat hari ini tentang pilkada," kata Danny.

1. Bagaimana memenangkan pilkada tanpa bertemu banyak orang

Pilkada saat Pandemik, Danny Pomanto: Makassar Butuh Strong LeaderMantan Wali Kota Makassar Danny Pomanto. IDN Times/Sahrul Ramadan

Danny mengatakan, ada dua tantangan yang harus dijawab oleh semua calon kepala daerah dalam kontestasi pilkada di masa pandemik. Tantangan pertama adalah bagaimana pilkada ini berhasil tanpa mengumpulkan banyak orang. Kedua, bagaimana kandidat bisa terpilih tanpa bertemu banyak orang. 

"Bagi kami, justru pilkada di era pandemik ini merupakan tantangan sekaligus pengujian bagi para calon akan mampu dan bisa kita balikkan keadaan justru pilkada inilah yang paling berkualitas karena tantangannya tidak gampang," kata Danny.

Menurutnya, variabel pilkada kali ini sangat rumit dan kompleks. Sebab suasana COVID-19 memiliki standarnya sendiri seperti social distancing yang mana mengharuskan masyarakat untuk menghindari kerumunan sementara kegiatan politik selalu identik dengan massa dalam jumlah besar. 

"Itu merupakan kesulitan tersendiri bagi setiap kandidat karena secara di lapangan emosinya. Jadi bagaimana mengelola sosial emosional menjadi keuntungan politik. Inilah hal-hal yang utama di dalam pilkada ini," ujarnya 

2. Mengenang dua tahun kotak kosong

Pilkada saat Pandemik, Danny Pomanto: Makassar Butuh Strong LeaderIDN Times/Aan Pranata

Dalam kesempatan itu, Danny juga mengenang kemenangan kotak kosong di Kota Makassar tepat dua tahun yang lalu. Dia menyebut fenomena ini sebagai sejarah bagi Kota Makassar yang memiliki turbulensi politik yang luar biasa. Bagi Danny, pilkada kali ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat Kota Makassar. 

"Ada dua hal yang harus kita jawab. Pertama adalah bagaimana partisipasi pemilih bisa meningkat. Jadi bukan menurun. Ini menjadi bagian dari kita semua. Artinya kita mengkampanyekan bukan hanya mereka senang kepada kita tetapi mengkampanyekan bagaimana mereka sampai di tempat pencoblosan," katanya.

Kedua, lanjutnya, gerakan politik dan kemanusiaan yang terkadang bertentangan. Maka dari itu, menurut Danny, calon kepala daerah harus paham bagaimana cara mengemas kegiatan tanpa ada kesan oportunis. Sebab gerakan kemanusiaan dan gerakan politik yang terlalu dekat bisa menjadi bumerang. 

"Inilah seninya kita bagaimana mengemas, bagaimana gerakan kemanusiaan bisa mendapatkan impact politik. Inilah hal-hal yang saya kira akan menjadi sebuah kriteria secara alamiah bahwa pemimpin-pemimpin yang lahir dari pilkada di tengah pandemik ini, adalah pemimpin-pemimpin pilihan kalau dia bisa berhasil memenangkan pilkada ini," sebutnya.

Baca Juga: Pilkada Makassar, Danny Pomanto Terima Surat Tugas dari Golkar

3. Danny kritik penanganan COVID-19 di Makassar

Pilkada saat Pandemik, Danny Pomanto: Makassar Butuh Strong LeaderIDN Times/Asrhawi Muin

Selain itu, Danny yang merupakan Wali Kota Makassar periode 2013 - 2018 itu mengaku tak ingin mengambil keuntungan di atas kesulitan orang lain dalam situasi pandemik. Hal itu karena dia merasa mengusung etika-etika politik yang baik. 

"Bagi saya banyak yang mengherankan di kebijakan pemerintah soal COVID-19. Kenapa orang dihadang di jalanan. Kenapa tidak dihadang di rumah. Kenapa kita hanya mengandalkan goverment sebagai influencer. Itu sangat lemah karena terlalu panjang jalannya," kata Danny.

Meski enggan membocorkan strateginya dalam menghadapi pilkada, namun rupanya ia memikirkan soal bagaimana memanfaatkan para influencer lokal untuk menggerakkan seluruh masyarakat dalam melawan COVID-19. 

"Kalau kita gunakan para influencer lokal, kita akan mampu menggerakkan seluruh masyarakat. Yang tentunya tidak perlu menghadang orang di jalanan. Kalau hadang orang di jalanan belum tentu dia pulang. Kalau menghadang orang di rumah, bisa dengan macam-macam reward dan punishment, insya Allah dengan kekuatan influencer lokal, kita akan bisa tangani," kata Danny.

Baca Juga: Partai NasDem Dorong Danny Pomanto-Fatmawati Rusdi di Pilkada Makassar

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya