Petahana Lawan Kolom Kosong di Pilkada Gowa dan Soppeng
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Dua pasangan petahana di Sulawesi Selatan (Sulsel) akan menghadapi kolom kosong pada pemilhan kepala daerah atau Pilkada serentak 2020.
Dua pasangan itu adalah Adnan Puritha Ichsan-Abdul Rauf Malaganni di Kabupaten Gowa dan Andi Kaswadi Razak-Luthfi Halide di Kabupaten Soppeng.
Sebagai petahana, Adnan merasa optimistis. Hanya saja, dia mengaku akan tetap berupaya untuk mengumpulkan suara saat melawan kolom kosong nanti. Adnan pun menjadwalkan untuk mendaftar pada 5 September nanti.
"Persiapannya tentu sama saja ya, meyakinkan masyarakat untuk tetap memilih saya pada pilkada nanti," kata Adnan saat dihubungi IDN Times via Whatsapp, Selasa (1/9/2020).
1. Adnan tetap optimistis meski masih ada dua partai yang belum bergabung
Saat ini, Adnan-Kio sudah mengumpulkan 8 parpol yakni PKB (4 kursi), PPP (8 kursi), Perindo (4 kursi), Nasdem (5 kursi), PDIP (2 kursi), Golkar (3 kursi), PAN (3 kursi), dan Demokrat (6 kursi). Hanya tinggal Gerindra (7 kursi) dan PKS (3 kursi) saja yang belum menyatakan dukungan pada pasangan ini.
Meski begitu, Adnan tak terlalu mempermasalahkan belum bergabungnya Gerindra dan PKS dalam koalisi.
"Saya kembalikan ke Gerindra dan PKS. Kita tetap terbuka sebab dengan yang ada saat ini sudah lebih dari cukup untuk bisa maju menjadi calon," katanya.
2. Pasangan Kaswadi-Luthfi borong semua tiket parpol
Di Pilkada Soppeng, pasangan Kaswadi-Lutfhi telah memborong semua tiket parpol yaitu Nasdem (5 kursi), PKB (1 kursi), PPP (1 kursi), Golkar (12 kursi), Gerindra (3 kursi), PDIP (5 kursi), dan Demokrat (3 kursi).
Pasangan ini pun sudah siap mendeklarasikan diri sebagai paslon di di Pilkada Soppeng. Deklarasi itu rencananya digelar pekan ini.
"Insya Allah tanggal 3 September kita deklarasi," kata Andi Harta Sijaya selaku tim media Kaswadi-Lutfi.
Baca Juga: Jurus Jitu Bupati Soppeng di Sulsel Memutus Penyebaran COVID-19
3. Paslon tunggal tidak otomatis menang
Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Muhammadyah (Unismuh) Makassar Andi Luhur Prianto menilai paslon tunggal belum tentu bisa meraih suara terbanyak meskipun merupakan petahana.
Berkaca pada pilkada Makassar 2018 lalu, paslon tunggal masih bisa dikalahkan oleh kolom kosong. Sebab kekuatan kolom kosong bisa saja terkonsolidasi.
"Paslon tunggal tetap tidak bisa berpesta, seperti pemenang yang mabuk. Tetap waspada, kekuatan infrastruktur politik paslon tunggal tidak boleh terlena dengan situasi ini,' kata Luhur.
Baca Juga: Maju Lagi di Pilkada 2020, Adnan-Kio Minta Restu Masyarakat Gowa