Maros Optimistis Bebas dari COVID-19 di Akhir Mei

Dari 36 kasus positif, 21 orang dinyatakan sembuh

Maros, IDN Times - Bupati Maros Hatta Rahman optimistis daerahnya bisa segera terbebas dari COVID-19 akibat virus corona. Dia menilai penanganan COVID-19 di wilayahnya sudah menampakkan hasil, meski tanpa pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Jadi saya pikir di Maros kita on the track. Saya kira di akhir bulan ini sudah selesai. Kita sudah di atas 65 persen yang sembuh," kata Hatta Rahman di Posko Gugus Tugas Maros, Jumat (8/5).

Sebagai informasi, jumlah akumulasi kasus positif COVID-19 di Kabupaten Maros hingga Kamis (8/5) tercatat sudah ada 36 orang. Selain itu ada 19 orang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP), dan 201 orang dalam pemantauan (ODP).   

Baca Juga: Pulang dari Arab Saudi, Mahasiswa Sulsel Dikarantina di Jakarta

1. Sudah 21 orang yang dinyatakan sembuh, 12 masih dirawat

Maros Optimistis Bebas dari COVID-19 di Akhir MeiIDN Times/Muchammad Haikal

Optimisme Hatta Rahman bukan tanpa alasan. Pasalnya, dari 36 total kasus positif, sudah ada 21 orang yang dinyatakan negatif atau sembuh. Dua 2 orang lainnya meninggal dunia. Artinya, tersisa 12 orang positif yang masih dirawat. 

Dia menyebutkan, kasus positif di Maros berasal dari 4 klaster penyebaran, yaitu klaster umrah, bandara, pendatang, dan ijtima. Tiap klaster memiliki karakter yang berbeda-beda untuk itu dilakukan isolasi dan perbaikan gizi kepada para pasien. Hal itulah yang diyakini Hatta sebagai langkah cepat untuk memulihkan kondisi pasien COVID-19 itu. 

"Kita perbaiki gizinya, apa keinginannya sehingga mereka cepat sehat. Alhamdulillah dari 36 itu, kalau berdasarkan hasil swab sudah 21 negatif. Jadi sisa 10 yang masih perawatan dan itu OTG. Cuma 2 dirawat dan itu pun gejalanya ringan," katanya.

2. Langkah Pemkab Maros dinilai patut dicontoh

Maros Optimistis Bebas dari COVID-19 di Akhir MeiIlustrasi (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)

Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan Pemkab Maros dalam menangani pasien COVID-19. Terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan gizi pasien agar cepat pulih. 

"Jadi intinya pemberian gizi itu sangat menentukan tingkat kesehatan. Jadi itu yang patut dicontoh, tidak hanya mengisolasi tetapi juga disertai dengan jaminan gizi.  Itu yang membuat tingkat kesehatannya tinggi," kata Nurdin.

3. Maros tidak memberlakukan PSBB

Maros Optimistis Bebas dari COVID-19 di Akhir MeiIlustrasi PSBB. IDN Times/Mia Amalia

Maros diketahui tidak melakukan PSBB sebagimana yang diberlakukan oleh dua daerah tetangganya, yaitu Makassar dan Gowa. Menurut Nurdin, Maros sebenarnya sudah menerapkan sebagian hal-hal yang sesuai dengan PSBB seperti menjaga jarak dan menghindari keramaian. 

"PSBB itu untuk memutus rantai penularan. Apa yang harus diberlakukan di PSBB juga sebenarnya sudah dilakukan oleh Pak Bupati. Cuma di sini orang tidak tegang dan tidak stres," kata Nurdin lagi. 

Baca Juga: Belum Mau Terapkan PSBB, Bupati Maros: Lihat Dulu Makassar dan Gowa

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya