Kans Appi-Rahman di Pilkada Makassar: Masih di Top of Mind Pemilih

Tak ingin terpengaruh kekalahan lawan kotak kosong

Makassar, IDN Times - Bakal pasangan calon (bapaslon) wali kota dan wakil wali kota Makassar, Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando atau yang dikenal dengan sebutan Appi-Rahman sejak jauh hari telah menyatakan siap bertarung di Pikada Makassar 2020. Hal itu semakin dipertegas dengan mendaftarnya pasangan tersebut di kantor KPU Makassar, Minggu, 6 September lalu. 

Sebenarnya Appi bukanlah nama baru dalam kontestasi Pilkada Makassar. Pada pilkada 2018 lalu, Appi juga ikut dalam panggung demokrasi ini, berpasangan dengan Andi Rachmatika Dewi. Hanya saja, dia tumbang di saat melawan kotak kosong. Meski begitu, Appi tetap percaya diri untuk kembali unjuk gigi dalam pilkada kali ini.

Appi mengaku dirinya tidak memiliki persiapan khusus meski jelas-jelas dikalahkan oleh kotak kosong. Dia tak ingin kekalahan itu menjadi bumerang sehingga dia merasa harus mengambil pelajaran dan peluang yang baik dari kekalahan yang lalu. 

Soal rekam jejak kekalahan Appi ini, Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Andi Ali Armunanto, menilai bahwa hal itu bisa saja membuat orang pesimis. Karena bertarung lawan kotak kosong saja bisa kalah. Akan tetapi, jika dianlisis lebih dalam, maka kekalahan itulah yang justru merupakan modal Appi untuk bersaing di Pilkada 2020. 

"Karena dia punya modal awal berupa perolehan suara di tahun 2018. Artinya dia sudah memiliki jaringan politik. Dia sudah punya voters (pemilih)," kata Ali kepada IDN Times, Jumat (11/9/2020).

1. Berlatar belakang pengusaha dan birokrat

Kans Appi-Rahman di Pilkada Makassar: Masih di Top of Mind PemilihBapaslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (kiri) dan Abdul Rahman Bando (kanan) saat konferensi pers usai mendaftar di KPU Makassar, Minggu (6/9/2020). IDN Times/Asrhawi Muin

Appi selama ini dikenal sebagai pengusaha yang juga menjabat sebagai CEO klub sepak bola PSM Makassar. Laki-laki kelahiran Majene, 20 September 1975 ini juga generasi dari klan pengusaha besar di Sulsel, yakni pemiliki Bosowa Corporation Aksa Mahmud dan mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang juga pemilik Kalla Group. 

Appi merupakan menantu dari Aksa Mahmud. Sementara Aksa Mahmud merupakan ipar dari Jusuf Kalla. Baik Bosowa Corporation maupun Kalla Group memiliki jaringan bisnis besar di kawasan Timur Indonesia.

Sementara wakilnya, Abdul Rahman Bando merupakan seorang birokrat tulen. Dia sudah 22 tahun mengabdi sebagai seorang aparatur sipil negara (ASN). Jabatan terakhirnya adalah Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kota Makassar. Sebelum itu, dia juga sempat memegang jabatan sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar.

Meski berbeda latar belakang, keduanya pun akhirnya sepakat menyamakan visi misi dalam kontestasi Pilkada Makassar 2020. Pasangan Appi-Rahman ini diusung oleh Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Perindo, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai partai pendukung.

2. Appi harus memperbaiki citra

Kans Appi-Rahman di Pilkada Makassar: Masih di Top of Mind PemilihBakal calon Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin saat konferensi pers usai mendaftar di KPU Makassar, Minggu (6/9/2020). IDN Times/Asrhawi Muin

Meyakinkan masyarakat dengan riwayat pernah kalah menjadi tantangan tersendiri bagi pasangan Appi-Rahman. Akan tetapi, jika mereka, khususnya Appi, mampu membangun citra politik yang baik dan berbeda dari pilkada sebelumnya, maka bukan tidak mungkin mereka bisa meraih simpati masyarakat.

Ali menyebut, citra Appi di pilkada 2018 lalu kurang baik. Karena selain sebagai calon tunggal, Appi juga disebut banyak memunculkan intrik-intrik politk yang bukannya memberi keuntungan baginya, tapi malah berbalik menjadi hal yang merugikan.

"Misalnya diskualifikasi Danny Pomanto pada saat itu bukannya menguntungkan Appi. Tapi kemudian menjadi pencitraan buruk buat Appi. Dukungan-dukungan tokoh-tokoh besar bukannya menguntungkan Appi tapi malah memberi kerugian," kata Ali.

Saat itu, pasangan Appi-Cicu diusung oleh koalisi gemuk dengan jumlah 10 parpol pengusung yang menguasai DPRD Makassar. Partai-partai itu adalah Gerindra, Golkar, Hanura, NasDem, PAN, PBB, PDIP, PKPI, PKS, dan PPP. Ini belum termasuk dukungan dari kekuatan besar lainnya dari Bosowa maupun Kalla Group.

"Ketika citra itu bisa diperbaiki misalnya ketika dukungan-dukungan keluarga besarnya, lalu itu tidak dikorelasikan lagi oligarki di Makassar, lalu kemudian citra politik sebelumnya arogan bisa diubah menjadi lebih humble, saya rasa itu akan lebih bisa mempengaruhi referensi pemilih di akar rumput," kata Ali.

3. Appi berada di top of mind masyarakat Makassar

Kans Appi-Rahman di Pilkada Makassar: Masih di Top of Mind PemilihBakal paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin - Abdul Rahman Bando menggelar deklarasi di Hotel Aryaduta Makassar, Jumat (21/8/2020). IDN Times/Istimewa

Paslon Appi-Cicu di pilkada 2018 lalu sebenarnya hanya kalah tipis dari kotak kosong. Berdasarkan hasil rapat pleno yang digelar selama dua hari, maka diputuskanlah bahwa Appi-Cicu hanya memperoleh 264.242 suara (47 persen) sedangkan kotak kosong meraup 300.795 suara (53 persen).

Jumlah suara yang mengungguli Appi-Cicu sebagai paslon tunggal itu kemudian disebut sebagai kemenangan warga Makassar. Tak sedikit pula yang menyebut bahwa ini merupakan wujud bahwa masyarakat sadar demokrasi dan politik.

Tapi terlepas dari kekalahan itu, Ali menyebut bahwa Appi saat ini masih berada di top of mind pemilih di Kota Makassar. Hal ini tentu saja memberikan keuntungan tersendiri bagi elektabilitas Appi-Rahman walaupun nantinya tetap harus dirawat dengan membangun jejaring politk yang lebih baik, pencitraan politik yang lebih kuat, dan kedekatan emosional dengan pemilih. 

Ali menyebut bahwa elektabilitas pasangan Appi-Rahman sudah baik berdasarkan survei yang ada selama ini. Maka dari itu, penting untuk mempertahankan hal ini sebab ketiga bapaslon lain tentu juga berupaya melakukan hal yang sama.

"Tinggal memperbaiki lalu meningkatkan karena yang lain juga berusaha meningkatkan elektabilitasnya melalui berbagai kegiataan dan strategi yang mereka gunakan sehingga memang butuh seperti apa strategi politik yang digunakan untuk maju bertarung di pilakda ini," kata Ali lagi.

Baca Juga: Pilkada Makassar, Dokumen Persyaratan Appi-Rahman Diterima KPU

4. Erwin Aksa jadi penambah kepercayaan diri

Kans Appi-Rahman di Pilkada Makassar: Masih di Top of Mind PemilihIDN Times/Reynaldy Wiranata

Kehadiran Erwin Aksa sebagai Ketua Tim Pemenangan Appi-Rahman dinilai Ali sebagai penambah semangat dan percaya diri bagi bapaslon tersebut. Bukan pada level pemilih melainkan pada jajaran elite mengingat Erwin termasuk sosok petinggi Partai Golkar.

Keberadaan Erwin Aksa sebagai elite politik nasional, kata Ali, tentu akan meningkatkan level kepercayaan diri Appi-Rahman. Hal itu akan memperkuat barisan-barisan pemenangan Appi-Rahman dengan kekuatan Erwin Aksa. 

"Saya rasa juga jaringan-jaringan politik Erwin Aksa juga luas. Jaringan bisnisnya juga luas dan itu bisa dikonversi semua menjadi kekuatan politik. Jadi saya rasa keberadaanya sebagai ketua tim itu akan sangat berkontribusi," kata Ali. 

Baca Juga: Gejolak Koalisi di Pilkada Makassar setelah Appi Jadi Kader Golkar

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya