Kabar Warga Meninggal usai Vaksinasi, Dinkes Sulsel Perketat Skrining

Target capaian vaksinasi bukan segalanya

Makassar, IDN Times - Dua warga Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), meninggal dunia usai disuntik vaksin COVID-19 beberapa waktu lalu, membuat heboh. Kejadian itu tak menyurutkan Dinas Kesehatan Sulsel untuk tetap melanjutkan program vaksinasi. 

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sulsel, Husni Thamrin, mengatakan memang ada percepatan vaksin namun itu tim vaksinator di lapangan tetap melaksanakan skrining secara selektif.

"Makanya jangan heran kalau ada satu atau dua yang ditolak. Walaupun sebenarnya kita juga disorot. Masyarakat ditolak sehingga mereka tidak mau lagi datang. Apa boleh buat. Kita tidak mau sembrono," kata Husni dalam konferensi pers di Kantor Dinas Kesehatan Sulsel, Kamis (6/1/2022).

1. Skrining akan diperketat

Kabar Warga Meninggal usai Vaksinasi, Dinkes Sulsel Perketat SkriningIlustrasi vaksinasi COVID-19 (IDN Times/Herka Yanis).

Husni tak menampik bahwa ada orang yang bisa mengalami efek buruk setelah divaksinasi. Bisa saja karena orang yang bersangkutan tidak jujur mengenai penyakitnya atau bisa juga mereka tidak menyadari sedang memiliki penyakit bawaan.

Karena itulah skrining harus diperketat untuk mengetahui apakah seseorang benar-benar layak divaksinasi atau tidak. Namun yang menjadi masalah adalah beberapa daerah mengeluh karena kekurangan tenaga dokter untuk melaksanakan skrining.

"Apa boleh buat, tapi kami dari Dinkes tetap konsisten dengan SOP kita, tetap konsisten dengan skrining kita karena itu tidak akan goyah walaupun didorong oleh isu percepatan," katanya.

2. Skrining menentukan orang layak divaksinasi atau tidak

Kabar Warga Meninggal usai Vaksinasi, Dinkes Sulsel Perketat Skriningilustrasi vaksinasi (IDN Times/Herka Yanis)

Ketua Komda (Komisi Daerah) Kejadian Ikutan Pasca Pasca Imunisasi (KIPI) Sulsel, Martira Maddeppungeng, mengatakan tim vaksinator di lapangan telah menjalani pelatihan. Mereka terdiri dari beberapa tim mulai dari tim skrining, tim pemeriksa, tim yang menyuntik, dan tim yang menyimpan vaksin. 

Tim skrining, kata Martira, bertugas untuk menentukan apakah seseorang layak atau tidak untuk divaksinasi. Dia mengatakan semua orang yang hendak ikui vaksinasi wajib diskrining sebelum disuntik.

"Tapi target bukan segalanya. Target dicapai demi melindungi komunitasnya. Akan tetapi skrining juga untuk layak divaksin tetap harus dilaksanakan," kata Martira.

Baca Juga: Komnas KIPI Klaim Belum Ada Kasus Meninggal Akibat Vaksinasi COVID-19 

3. Orang bisa tidak tahu memiliki penyakit bawaan

Kabar Warga Meninggal usai Vaksinasi, Dinkes Sulsel Perketat SkriningIlustrasi vaksinasi siswa (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Dia menyebut kasus kematian di Bone itu bisa terjadi karena ketidaktahuan mereka akan  penyakit bawaannya. Dua warga itu yakni S diduga memiliki riwayat hipertensi dan AW diduga memiliki penyakit jantung bawaan dari lahir.

"Orang tua AW tidak memikirkan bahwa itu suatu penyakit jantung. Kami hanya mendapatkan ini karena asumsi pengkajian bahwa data pemeriksaan penunjang memang tidak diberikan pemeriksaan. Oleh karena itu harus dirujuk. Ada mungkin kondisi yang tidak terdeteksi," kata Martira.

Meski begitu, Martira mengimbangi masyarakat yang hendak divaksinasi lebih terbuka soal kondisi kesehatannya. Karena vaksinasi bisa berefek berbeda pada setiap orang.

"Perlu keterbukaan karena kita ingin melindungi, Ada kondisi tertentu orang mau vaksin bukan karena mau sehat tapi takut tidak pergi mal. Jadi itu tugas kita mencerdaskan mereka," katanya.

Baca Juga: KIPI Sulsel: Kematian Dua Warga Bone Tidak Terkait Vaksin

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya