Hardiknas 2021, Momentum Digitalisasi Pendidikan di Sulsel

Pemerintah dorong Dinas Pendidikan dan guru melek teknologi

Makassar, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) menjadikan momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2021 untuk mendorong digitalisasi menyeluruh bidang pendidikan.

Menurut Asisten I Pemprov Sulsel, Bidang Pemerintahan Aslam Patonangi, digitalisasi pendidikan sangat tepat dikembangkan di tengah situasi pandemik COVID-19. Apalagi saat ini pemprov belum membuka secara resmi sekolah tatap muka. Sejauh ini, hanya ada tiga sekolah yang masih dalam tahap uji coba.

"Oleh karena itu, sekolah digital menjadi sesuatu yang sangat krusial. Itu mutlak sifatnya, pemanfaatan teknologi," ujar Aslam usai menghadiri peringatan Hardiknas di Kantor Dinas Pendidikan Sulsel, Minggu (2/5/2021).

1. Banyak kendala yang dialami siswa selama belajar daring

Hardiknas 2021, Momentum Digitalisasi Pendidikan di SulselIlustrasi belajar di rumah (IDN Times/Rochmanudin)

Selama masa belajar daring yang sudah berlangsung lebih dari setahun, kata Aslam, banyak kendala yang dialami peserta didik. Mulai dari tidak mempunyai gawai hingga tidak mampu membeli kuota internet untuk menunjang pembelajaran daring.

Untungnya, banyak juga peserta didik yang mendapatkan sumbangan gawai dari pihak ketiga, salah satunya PT Telkom. Selain itu, pembelian kuota internet juga disiapkan melalui dana BOS. 

Meski begitu, antara pembelajaran tatap muka dan daring diharapkan tidak ada perbedaan kualitas. Makanya, para guru dituntut lebih kreatif selama masa pembelajaran daring supaya sekolah daring pun tidak kalah kualitasnya dari sekolah tatap muka.

"Bahkan kita berusaha lebih baik dibandingkan sekolah tatap muka. Namun harapan-harapan untuk menuju sekolah tatap muka tetap ada," ucap Aslam.

Baca Juga: Sedih! Guru Honorer di Bone Dipecat hanya karena Unggahan FB soal BOS

2. Hardiknas diharapkan jadi refleksi meningkatkan kualitas pendidikan

Hardiknas 2021, Momentum Digitalisasi Pendidikan di SulselIlustrasi Pendidikan (IDN Times/Arief Rahmat)

Bukan hanya sekolah daring, Aslam juga menyebutkan ada beberapa masalah lainnya di dunia pendidikan Sulsel. Salah satunya data kependudukan yang kerap menjadi masalah saat penerimaan peserta didik baru (PPDB).

"Kita ingin satu data. Jangan ada manipulasi data. Oleh karena itu data yang digunakan adalah data dinas kependudukan. Di situ kan ada NIK-nya sebagai singel identity number," kata Aslam.

Hal yang tak kalah penting, kata Aslam, adalah distribusi guru yang dinilai belum merata. Jangan sampai ada sekolah yang memiliki 10 guru ASN sementara sekolah lainnya hanya mempunyai 3 guru ASN. 

"Jadi harapan-harapan kita di hari Pendidikan Nasional ini, di samping kegiatan yang dilakukan sekarang, tentu teman-teman pun di Dinas Pendidikan mulai melakukan refleksi agar kualitas pendidikan kita di tahun yang akan datang jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya," kata Aslam.

Baca Juga: Orang Tua Siswa Dukung Sekolah Dibuka: Anak Malas Sekolah Daring

3. Sekolah SMK didorong meningkatkan keahlian

Hardiknas 2021, Momentum Digitalisasi Pendidikan di SulselKepala Dinas Pendidikan Sulsel Muhammad Jufri. IDN Times/Asrhawi Muin

Di lokasi yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Muhammad Jufri mengatakan ada banyak hal yang menjadi catatan di peringatan Hardiknas ini. Pertama, dia meminta sekolah untuk mempersiapkan diri menjelang sekolah tatap muka. Kedua, sekolah diminta memperbaiki kualitas guru.

"Sekolah memperbaiki kualitas gurunya untuk bisa melakukan transformasi digital. Pokoknya dia harus siapkan pembelajaran digital di sekolah," kata Jufri.

Selanjutnya, Dinas Pendidikan juga mendorong sekolah SMK untuk terus meningkatkan keahlian di bidangnya. Saat ini, ada 19 SMK di Sulsel yang memiliki BLUD (Badan Layanan Umum Daerah). 

Hal itu dimaksudkan supaya sekolah SMK mempunyai fleksibilitas dalam mengelola keuangan. Jadi, mereka tidak hanya sekadar menerima dana BOS tapi juga mampu menghasilkan uang sendiri dengan peralatan yang mereka punya.

"Jadi yang punya peralatan otomotif bisa buka servis. Yang punya industri roti boleh jual roti, supaya tidak diperiksa karena kumpulkan uang dari masyarakat, kita buatkan payung hukum, kita buatkan BLUD," kata Jufri.

Baca Juga: Tanggung, Uji Coba Sekolah Tatap Muka SD-SMP di Makassar Ditunda

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya