Garuda Indonesia Buka Kembali Rute Penerbangan Makassar-Madinah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Maskapai Garuda Indonesia membuka kembali rute penerbangan Makassar-Madinah. Rute tersebut dibuka kembali seiring dibolehkannya pelaksanaan ibadah haji dan umrah.
Vice President Sulawesi Kalimantan Papua Region PT Garuda Indonesia Tbk, Berthon Hutapea, mengatakan penerbangan rute tersebut pada Mei hingga awal Juni 2022, dilakukan sekali seminggu dengan menggunakan pesawat Airbus 330 berkapasitas 299 kursi. Pihaknya optimistis kapasitas tersebut dapat terisisi penuh. Pada Agustus 2022, rute yang sama akan dilakukan dua kali sepekan.
"Pembukaan kembali rute Makassar-Madina (PP) sudah lama kami persiapkan dan alhamdulillah sudah dapat dilaksanakan hari ini," ucapnya, Rabu (4/5/2022).
1. Dukung pelaksanaan haji dan umrah
Terkait dibukanya kembali rute penerbangan tersebut, Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, merasa bersyukur. Sebab hal itu sekaligus sebagai bentuk dukungan untuk kegiatan umrah.
"Alhamdulillah, hari ini kembali dibuka penerbangan jemaah umroh 1443 H langsung dari Makassar ke Madinah bersama Garuda Indonesia Branch Office Makassar," kata Sudirman.
2. Ibadah haji dan umrah terhenti sejak pandemik
Seperti diketahui, pelaksanaan ibadah haji dan umrah sempat terhenti selama dua tahun sejak 2020 akibat pandemik COVID-19 yang melanda seluruh dunia. Dibukanya rute Makassar-Madinah itu diharapkan mendukung peningkatan perjalanan ibadah haji dan umrah, khususnya bagi masyarakat Sulawesi Selatan dan Indonesia Timur.
"Akan mengurangi tingkat kepadatan transportasi udara di Ibukota Jakarta, sehingga diharapkan dengan dibukanya penerbangan ini, pelayanan ibadah umrah dapat maksimal," kata Sudirman.
3. Protokol kesehatan tetap diperketat
Menurut Sudirman, beroperasinya Garuda Indonesia di Makassar untuk melayani penerbangan internasional, menunjukkan bahwa penyebaran COVID-19 khususnya di Sulsel semakin terkendali. Meski demikian, protokol kesehatan tetap harus jadi prioritas utama.
"Kita hanya berpesan agar protokoler kesehatan tetap diperketat sehingga jaminan pelayanan kesehatan bagi calon pengguna jasa transportasi udara, khususnya penerbangan international semakin baik dan terkendali," katanya.
Baca Juga: Vaksinasi Lengkap, Penumpang Pesawat di Bandara Makassar Tak Wajib PCR