Dua Kapal Pinisi Makassar Siap Berlayar ke Australia dan Singapura

Makassar, IDN Times - Dua kapal Pinisi yang dibuat dan dikerjakan di Tugu MNEK CPI, Makassar, kini sudah selesai dikerjakan. Dengan demikian, kapal-kapal itu kini sudah siap mengarungi samudra.
Selesainya pengerjaan kapal itu ditandai dengan ritual Annyorong Lopi di lokasi tersebut pada Senin (11/12/2023) sore. Ritual ini dihadiri langsung oleh Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto.
Annyorong Lopi merupakan ritual mendorong perahu dengan tenaga manusia sehingga bisa berlayar ke laut. Ritual ini merupakan salah satu kearifan lokal sekaligus wujud syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah menyelesaikan pembuatan kapal Pinisi.
"Di bulan Desember banyak momen penting. Salah satunya yaitu hadirnya dua kapal ini yang ternyata tidak pernah kita bayangkan sebesar ini," kata Danny dalam sambutannya.
1. Diberi nama Adama dan Tungguma

Pembuatan dua kapal Pinisi ini sempat dipamerkan saat momentum Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) pada bulan Juni 2023 lalu. Rencananya, dua kapal ini akan diresmikan saat perayaan HUT ke-416 Kota Makassar namun belum selesai.
Meski begitu, kapal ini tetap selesai setelah 8 bulan pengerjaan. Dua kapal itu pun diberinya nama Adama dan Tungguma.
Kapal ini terbuat dari ulin atau masyarakat setempat menyebutnya kayu besi. Jenis kayu ini didatangkan dari Sulawesi Tenggara. Dengan kayu tersebut, kapal Pinisi ini didesain dengan panjang kurang lebih 35 meter dengan ketinggian 2 meter.
"Dengan kapasitas 150 orang. Berarti kalau 2 bisa 300 orang," kata Danny.
2. Pembuatan kapal di tengah kota

Menariknya, kapal Pinisi yang biasanya dibuat di Kabupaten Bulukumba, justru dibuat di Kota Makassar. Akan tetapi, para pembuat atau panrita kapal ini, benar-benar didatangkan langsung dari Bulukumba.
Sebagian besar kapal Pinisi memang dibuat oleh Suku Bugis di Tana Beru, Bulukumba. Kampung ini memang dikenal sebagai kampung para pembuat perahu atau Butta Panrita Lopi.
Uniknya, kapal Pinisi merupakan buatan tangan yang dikerjakan secara tradisional. Hal ini pun membuat Pinisi menjadi ikon teknik perkapalan tradisional di Nusantara.
"Dalam sejarah dunia, baru ada yang membuat kapal di pusat kota. Pemenangnya adalah panrita lopi yang luar biasa tekniknya," kata Danny.
3. Siap berlayar ke Australia dan Singapura

Sesuai dengan tujuan pembuatannya, dua kapal Pinisi ini akan digunakan berlayar ke Singapura dan Australia. Konsepnya akan dibuat dalam bentuk pariwisata sail atau pelayaran.
Untuk itu, Pemkot akan membuat rute khusus untuk pelayaran ke dua negara tersebut. Wisatawan akan mengarungi samudra menuju Singapura dan Australia.
"Saya kira akan menjelajah dua kapal ini. Satu untuk mengarungi rute sampai Singapura. Yang satunya digagas sampai Australia," kata Danny.