Cerita Tim Dokter Unhas Datang ke Turki Bantu Korban Gempa

Membangun tenda darurat hingga dikawal petugas bersenjata

Makassar, IDN Times - Pada 6 Februari 2023, Turki dan Suriah diguncang gempa berkekuatan 7,8 magnitudo. Hingga saat ini tercatat korban gempa telah mencapai lebih dari 43 ribu jiwa. 

Gempa mengakibatkan bangunan dan rumah-rumah penduduk runtuh. Sejumlah negara dan relawan tergerak untuk datang ke Turki membantu penanganan korban gempa di sana, termasuk dari Indonesia.

Dari Indonesia, Universitas Hasanuddin (Unhas) juga mengirim tim medis untuk menjadi relawan di Turki. Mereka tiba di Turki, tepatnya Provinsi Hatay, pada 14 Februari 2023.

Salah satu anggota tim medis Unhas, Halik Malik, bercerita tentang perjuangan mereka tiba di lokasi bencana gempa Turki. Dia menuturkan bahwa tim medis Unhas berangkat dari Indonesia menuju Turki melalui koordinasi Kementerian Luar Negeri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Kementerian Kesehatan.

"Jadi untuk saat ini bendera kita bersama tetap Merah Putih dan Garuda yang mana emergency medical tim yang dikerahkan dari berbagai organisasi yang mana sudah terdaftar," kata Halik Malik, via telepon,Kamis  (16/2/2023).

1. Membangun tenda darurat

Cerita Tim Dokter Unhas Datang ke Turki Bantu Korban GempaTim relawan Indonesia membantu penanganan gempa di Turki, Kamis (16/2/2023). IDN Times/Istimewa

Relawan dari Unhas memang terbiasa turun ke Medan bencana baik domestik maupun bencana internasional. Sejak tiba di Provinsi Hayat, mereka langsung bergerak cepat membantu proses evakuasi korban gempa.

Tim medis Unhas bersama rombongan relawan Indonesia lainnya langsung membantu pembangunan tenda-tenda darurat. Tenda ini berfungsi untuk lokasi pelayanan kesehatan sekaligus pusat informasi bagi korban terdampak gempa.

"Kita membangun kamp dan sementara terbangun ini rumah sakit lapangan di daerah Hatay tidak jauh dari episentrum gempa Antakya," kata Halik.

2. Tenda darurat dengan pelayanan lengkap

Cerita Tim Dokter Unhas Datang ke Turki Bantu Korban GempaTim relawan Indonesia membantu penanganan gempa di Turki, Kamis (16/2/2023). IDN Times/Istimewa

Tim relawan medis ini membawa perlengkapan yang cukup banyak mengingat kebutuhan yang juga besar. Pemerintah Turki juga meminta tenda-tenda darurat menyediakan pelayanan minimal tipe 2 atau setara rumah sakit lapangan.

"Jadi tidak sekedar melayani pasien yang kebutuhannya primer saja tapi sampai kebutuhan sekunder seperti perawatan, operasi, menolong persalinan sampai pemeriksaan penunjang lainnya misalnya radiologi, USG dan laboratorium apabila memungkinkan," kata Halik.

Ada sekitar puluhan tenda darurat yang didirikan relawan Indonesia. Tenda ini menyediakan pelayanan rumah sakit pada umumnya. Ada pelayanan registrasi, terutama triase atau penilaian kebutuhan dari korban apakah bersifat emergency sehingga langsung di tangani di tenda UGD.

"Yang membutuhkan tindakan operasi misalkan operasi tulang bisa langsung ditangani karena kita memang sudah komplit. Ada dokter ahli bedah tulang, dokter anastesi untuk bius, dokter penunjang radiologi, perawat-perawat kamar operasi dan penata anastesi untuk pelayanan operasi yang besar pun masih bisa dilakukan," kata Halik.

Baca Juga: Rektor Doakan Aksi Kemanusiaan Tim Medis Unhas di Turki

3. Dikawal petugas keamanan bersenjata

Cerita Tim Dokter Unhas Datang ke Turki Bantu Korban GempaIlustrasi kerusakan yang diakibatkan gempa bumi berkekuatan 7,0 skala richter di Kota Izmir, Turki (www.twitter.com/@gyulsimofficial)

Turki merupakan negara di Timur Tengah yang berdekatan dengan daerah-daerah konflik. Namun menurut pengamatan Halik, situasi di sana cukup kondusif. 

Menurutnya, hal itu didukung dengan kedekatan bilateral antara Turki dengan Indonesia yang cukup erat. Karena itu, kedatangan tim bantuan dari Indonesia disambut cukup positif oleh pemerintah Turki. 

"Pemerintah Turki juga berkali-kali mengirimkan tim dari negaranya sewaktu tsunami Aceh, gempa Palu, itu tim Turki juga sampai ke negara kita. Saat ini ketika gempa di Turki, ketika bantuan dari Indonesia maka itu disambut sangat positif," katanya.

Misalnya ketika Pemerintah Turki berinisiatif memberikan tempat khusus bagi tim Indonesia untuk memberikan pelayanan rumah sakit lapangan. Dengan begitu, Halik menilai kondisi Turki sejauh ini cukup aman apalagi pemerintah setempat memberikan dukungan berupa personil keamanan bersenjata untuk mengawal area kamp relawan dan rumah sakit lapangan.

"Kira-kira ada 20 petugas keamanan bersenjata yang berpatroli secara bergantian dari pagi sampai malam," kata Halik.

Baca Juga: Tiba di Lokasi Gempa Turki, Tim Medis Unhas Langsung Bekerja

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya