Angka Stunting Sulsel Menurun tapi Belum Capai Target

Angka stunting di Jeneponto tertinggi, Barru terendah

Makassar, IDN Times - Prevalensi stunting di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) terus menurun sejak 4 tahun terakhir. Pada tahun 2018, prevalensi stunting di Sulsel mencapai angka 35,6 persen menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).

Kemudian menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Sulsel turun menjadi 30,6 persen. Pada 2021, turun lagi menjadi 27,4 persen dan pada 2022 turun menjadi 27,2 persen.

"Target penurunan stunting sampai dengan tahun 2023 adalah 18,3 persen dan untuk Sulsel belum mencapai target," kata Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Muhammad Ishaq Iskandar, Jumat (1/12/2023).

1. Jeneponto tertinggi, Barru terendah

Angka Stunting Sulsel Menurun tapi Belum Capai TargetIDN Times/Asrhawi Muin

Berdasarkan data SSGI 2022, prevalensi stunting di Kabupaten Jeneponto yaitu sebesar 39,8 persen. Sedangkan prevalensi terendah tercatat di Kabupaten Barru dengan angka 14,1 persen.

Salah satu faktor yang mengakibatkan tingginya angka stunting di Jeneponto karena beberapa daerah sulit diakses. Hal ini mengakibatkan masyarakat yang tinggal di pulau-pulau kurang mendapatkan sosialisasi terkait stunting. Ditambah lagi, kurangnya penyuluh.

2. Langkah intervensi penanganan stunting

Angka Stunting Sulsel Menurun tapi Belum Capai TargetIlustrasi kegiatan posyandu. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Pemprov melalui Dinas Kesehatan pun giat untuk melaksanakan langkah intervensi untuk menurunkan stunting. Salah satunya dengan memberikan makanan tambahan kepada anak dengan gizi kurang, berat badan kurang dan berat badan tidak naik.

Sejak Januari hingga November 2023, tercatat ada 22.014 anak dengan kategori tersebut yang mendapatkan makanan tambahan berbasis pangan lokal. Kemudian ada pula 6.906 ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) yang mendapatkan makanan tambahan berbasis pangan lokal.

Dinas Kesehatan juga mendistribusikan alat antropometri atau alat ukur tubuh sesuai standar sebagai sarana deteksi dini kasus stunting dan gizi buruk. Selain itu, mereka juga melatih kader Posyandu untuk mengukur antropometri sebagai deteksi dini masalah kekurangan gizi.

"Dari 11 indikator spesifik penanganan stunting, 4 diantaranya sudah on track (capaian di atas 90 persen) indikator lainnya sedang dilakukan percepatan akselerasi," kata Ishaq.

3. Sasaran harus fokus

Angka Stunting Sulsel Menurun tapi Belum Capai TargetIlustrasi penimbangan berat badan bayi di Posyandu. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Sementara itu, Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin mengaku progres penanganan stunting berjalan baik. Prosesnya dikerjakan secara nasional maupun daerah. Hanya saja, kerja sama sangat diperlukan.

"Jadi bagaimana sasarannya lebih fokus. Datanya kan sudah ada. Mulai dari single data, lalu kita kemarin membangun aplikasi INZTING. Setelah itu, kita lanjuti program-program," katanya.

Untuk penanganan stunting, bukan hanya Dinas Kesehatan yang didorong. Sebut saja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang didorong untuk pengembangan ayam.

Dengan demikian, seluruh instansi terkait digerakkan secara stimultan untuk penanganan stunting. Program penanganan stunting, kata Bahtiar, harus terukur.

"Tapi kecenderungannya bergerak positif. Mudah-mudahan target memang. Terus terang saja, ini tidak mudah di Sulawesi Selatan," kata Bahtiar.

4. Pemda harus berupaya ekstra

Angka Stunting Sulsel Menurun tapi Belum Capai TargetPj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin saat ditemui di kantor gubernur, Rabu (6/9/2023). IDN Times/Asrhawi Muin

Menurut Bahtiar, jika tidak ada upaya ekstra dari setiap kabupaten dan kota, maka penanganan stunting akan sulit. Dia mencontohkan penanganan stunting di Kabupaten Bulukumba.

"Bulukumba misalnya saya ketemu bupatinya, saya paksa seluruh OPD itu kegiatan-kegiatan yang tidak fokus rakyat langsung di-cut semua, seluruhnya diarahkan ke stunting," katanya.

Pemerintah kabupaten dan kota juga harus berusaha ektra untuk menurunkan stunting. Bahtiar pun telah mengimbau bupati dan wali kota untuk membuat program menyelesaikan stunting.

"Jangan dibiarkan saja. Nanti kita juga evaluasi program kab kota sejauh mana keberpihakannya untuk program penanganan stunting 2024," kata Bahtiar.

Baca Juga: Sulsel Masih Harus Berupaya Keras Tangani Angka Stunting Tinggi

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya