TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mangrove Lantebung Makassar, Destinasi Wisata Penunjang Lingkungan

Masuk 75 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023

Potret kawasan wisata pantai dan hutan bakau di Lantebung Makassar, Sulawesi Selatan. (Dok. Kemenparekraf)

Makassar, IDN Times - Desa Wisata Lantebung di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, masuk daftar 75 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2023. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno berkesempatan mengunjunginya, Rabu (12/7/2023). 

ADWI merupakan program Kementerian Parekraf dalam rangka memberikan apresiasi kepada masyarakat penggerak sektor pariwisata dalam upaya percepatan pembangunan desa, mendorong transformasi sosial, budaya, dan ekonomi desa. ADWI diikuti 44.575 desa wisata di seluruh Indonesia.

Sandiaga mengapresiasi Desa Wisata Lantebung Makassar yang mengandalkan wisata pantai dan hutan bakau. Selain jadi destinasi wisata menarik, tumbuhan bakau juga punya peran penting menjaga keberlanjutan lingkungan.

"Saya melihat selain (bakau) ini menjadi destinasi dari segi pariwisata, tapi juga berperan dalam hal keberlanjutannya. Karena mangrove ini sangat efektif untuk menyerap karbon dan menjadi salah satu favorit dalam kita melakukan carbon offsetting," kata Sandiaga dalam keterangan pers yang diterima, Kamis (13/7/2023).

Baca Juga: Sandiaga Resmikan Lantebung Makassar Masuk Daftar Desa Wisata Terbaik

1. Potensi wisata Lantebung bisa mendorong kebangkitan ekonomi masyarakat sekitar

Pengunjung berswafoto di kawasan Ekowisata Mangrove Lantebung di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (11/7/2020). Kawasan hutan bakau yang ramai dikunjungi wisatawan saat libur akhir pekan tersebut mulai dibuka untuk pengunjung dengan penerapan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus Corona baru atau COVID-19. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Dengan potensi hutan bakaunya, Desa Lantebung menerima penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2020. Dari sisi lokasi, Desa Wisata Lantebung pun tergolong mudah dijangkau karena berjarak sangat dekat dengan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, yaitu sekitar 13 kilometer. 

Selain hutan mangrove, Desa Lantebung juga membangun lorong wisata berwarna-warni, sehingga jalanan menuju hutan Mangrove dipenuhi dengan warna ceria yang menghiasi dan memperindah jalanan.

Dengan adanya potensi yang dimiliki Desa Wisata Lantebung, Menparekraf Sandiaga meyakini potensi ini bisa mendorong kebangkitan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja. Karena, kehadiran desa wisata ini bisa mendorong terbentuknya pariwisata berbasis komunitas. "Sehingga ekonomi dan kesejahteraan rakyat bisa meningkat," kata Sandi.

2. Tanaman bakau ditanam secara swadaya

IDN Times / Aan Pranata

Kawasan mangrove Lantebung terletak di pantai utara Makassar, tak jauh dari pemukiman warga, di jalan Lantebung, Kecamatan Biringkanaya. Lahan seluas 12 hektar ini dipenuhi tanaman bakau yang tumbuh alami dan ditanam secara swadaya oleh masyarakat.

Dermaga bercat warna-warni sepanjang 270 meter jadi pijakan untuk berkeliling kawasan. Dari dermaga terhampar pemandangan hutan bakau dan laut lepas. Dermaga juga jadi tempat nelayan menambatkan perahu.

Baca Juga: Ini Potret Pesona Hutan Bakau di Ekowisata Mangrove Lantebung

Berita Terkini Lainnya