Webinar UMSi Sinjai Bahas Pentingnya Peran Jurnalisme untuk Pertanian
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Di masa sekarang, jurnalisme punya peran penting bagi pertanian. Melalui setiap artikel feature dan berita yang mereka tulis, terdapat suara-suara dari petani. Harapan dan keluhan dari garda terdepan pemenuh kebutuhan pangan nasional bisa dibaca, didengar dan disaksikan oleh khalayak luas.
Ini jadi bahasan utama dalam webinar yang diadakan Himpunan Mahasiswa Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Sinjai (UMSi), pada Minggu pagi (15/8/2021). Temanya yakni "Peran Jurnalis dalam Pembangunan Pertanian di Tengah Pandemi."
Hadir sebagai pembicara yakni Muhammad Izhar, pemimpin redaksi portal berita Sinjai SuaraJelata.com, dan Jamaluddin yang sehari-hari bekerja sebagai penyuluh swadaya pertanian.
1. Topik peran jurnalisme bagi pertanian dianggap penting di masa masifnya informasi
Membuka kegiatan ini, Dekan Fakultas Saintek UMSi yakni Abdul Hakim Fattah memberi apresiasi. Ia menyebut webinar ini punya arti penting, utamanya pada masa di mana arus informasi begitu masif dan sulit disaring.
"Kegiatan ini menambah literasi mahasiswa atas kaidah jurnalistik," ujarnya. "Begitu juga peran mahasiwa sebagai sarana advokasi petani dengan pihak pemerintah. Ini demi meningkatkan produksi dan komoditas hasil pertaninan, dalam upaya-upaya peningkatan kesejahteraan para petani," imbuh Abdul.
2. Jurnalis punya peran sebagai pengabar keadaan petani dan pangan pada khalayak luas
Kepada sekitar 60-an peserta yang hadir dalam room aplikasi Zoom, Jamaluddin menyebut bahwa jurnalis adalah jembatan antara petani dengan khalayak luas. Berita yang dimuat, mulai dari gagal panen hingga harga kebutuhan, memberi rakyat gambaran perihal keadaan pertanian dalam negeri terkini.
"Dengan cara ini, masyarakat bisa tahu apa saja yang dialami oleh para petani di daerah. Selain itu, setiap kabar yang ditulis akan menjadi bantuan ketika pemerintah mengambil kebijakan," ungkapnya.
3. Sayang, berita pertanian secara umum dianggap masih kurang jumlahnya
Namun, Jamaluddin mengakui bahwa keran-keran informasi pertanian masih masih mandek. Banyak yang diperlakukan sebagai "berita daerah." Padahal dengan kebutuhan zaman di mana semua saling terhubung, informasi dari sawah dan ladang menjadi tolak ukur seperti apa isi gudang pangan nasional.
Hal serupa juga diakui oleh Muhammad Izhar. "Fakta-fakta di daerah tak kalah pentingnya untuk diketahui pada tingkat nasional," ujarnya.
"Jurnalis telah menaruh perhatian pada hal ini. Buktinya, ada desk pertanian di beberapa media nasional sudah ada. Tak cuma di portal berita yang ada di daerah," lanjut jurnalis yang pernah bekerja di Makassar ini.
Baca Juga: IDN Media Berbagi Tip Komunikasi ala Gen Z dengan Dosen UIN Alauddin
4. Padahal, jurnalis bisa membantu pemerintah melihat fakta-fakta di sawah dan ladang
Menutup webinar, Izhar kembali menegaskan bahwa perlu ada tambahan kabar pertanian dari para jurnalis. Sebab status banyak daerah, seperti di Sulsel, sebagai lumbung pangan nasional membuatnya punya arti penting.
Diharapkan, corong-corong ini kian masif mengantar pesan-pesan dari petani dan peladang ke meja para pemangku kebijakan. Terlebih di masa pandemik COVID-19 yang serba terbatas.
"Karena sekali lagi, jurnalisme bisa membantu pemerintah untuk melihat seperti apa fakta di lapangan. Semua demi langkah yang akurat," pungkas Izhar.
Baca Juga: IDN Times Ajak Mahasiswa UM Buton Mendalami Dunia Kepenulisan