Rentan Aktivitas Tambang, Ekosistem Rammang-Rammang Harus Dilestarikan

Terdapat flora-fauna endemik yang terancam aktivitas tambang

Makassar, IDN Times - Wilayah perbukitan kapur (karst) Rammang-Rammang di Kabupaten Maros tak cuma menyajikan pemandangan alam mempesona. Kawasan tersebut juga memiliki keanekaragaman hayati (biodiversity), termasuk flora dan fauna endemik.

Ini dikemukakan dalam sesi Focus Group Discussion (FGD) virtual bertema "Membaca Rammang-Rammang dari Berbagai Perspektif" yang digelar oleh Mongabay Indonesia pada Kamis kemarin, 10 Februari 2022.

"Termasuk dari data burung di Ramang-Ramang diperkirakan berjumlah 50-an spesies," ungkap Senior Biodiversity Conservation Officer Fauna & Flora International – Indonesia Programme, Ady Kristanto, seperti dilansir ANTARA.

"Tak heran jika Rammang-Rammang menjadi spot para birdwatchers maupun wildlife photographer untuk melihat dan mengabadikan burung-burung endemik Sulawesi," lanjutnya.

1. Kawasan karst Rammang-Rammang dihuni oleh flora-fauna endemik

Rentan Aktivitas Tambang, Ekosistem Rammang-Rammang Harus DilestarikanRammang-Rammang di Kabupaten Maros. Indra Abriyanto untuk IDN Times

Selain burung, terdapat pula mamalia endemik seperti monyet dare (Macaca maura), kelelawar buah Sulawesi (Acerodon celebencis), kuskus Sulawesi (Strigocusus celebencis) dan tarsius (Tarsius fuscus). Ada juga sejumlah tanaman endemik, contohnya mata kucing (Hopea celebica).

Beragam jenis flora dan fauna endemik ini berperan penting dalam ekosistem. Mereka melakukan polinasi (penyerbukan), pengendali hama dan vektor penyakit. Tapi, mereka terancam oleh beberapa hal, khususnya aktivitas tambang.

Ady Kristanto meminta pemerintah lebih serius dalam melindungi keanekaragaman hayati di kawasan yang diberi status "World Heritage" oleh UNESCO tersebut. Ia menilai perlu ada kebijakan strategis. Terlebih karst tergolong ekosistem rentan sehingga perlu waktu lama untuk pulih.

2. Perlu ada strategi khusus untuk menjaga ekosistemnya

Rentan Aktivitas Tambang, Ekosistem Rammang-Rammang Harus DilestarikanGunung Bulu' Barakka di kawasan Rammang-rammang, Desa Salenrang, Kabupaten Maros, Sulsel. IDN Times/Sahrul Ramadan

Sementara itu, Guru Besar Universitas Hasanuddin, Prof. Amran Achmad menyebut desa konservasi di Rammang-Rammang perlu dibentuk. Senada dengan Ady Kristanto, ini agar flora-fauna endemik serta eksosistemnya tetap terjaga.

"Pentingnya konservasi itu dilakukan dengan dua pertimbangan yakni perlindungan alam dan pemanfaatan sumber SDA secara rasional dan bijaksana," ungkap Amran.

Terlebih, konservasi adalah strategi yang digunakan secara luas untuk perkara perlindungan proses ekologi, perlindungan keanekaragaman genetik, serta pemanfaatan jenis dan ekosistem secara lestari.

Baca Juga: Kisah Iwan Dento Melawan Tambang di Rammang-rammang

3. Perlu ada kerja sama dan perencanaan dari seluruh pihak terkait

Rentan Aktivitas Tambang, Ekosistem Rammang-Rammang Harus DilestarikanPemandangan kawasan perbukitan karst Rammang-Rammang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. (Wikimedia Commons/Anhar Karim)

Lebih jauh, Amran menjabarkan tiga pendekatan untuk strategi pemanfaatan yakni "save it" (selamatkan), "study it" (pelajari) dan "use it" (gunakan).

"Yang jelas, ada tiga alasan dilakukan kegiatan konservasi yaitu alasan ekonomi, sosial, filosofi dan etik," paparnya.

Untuk itu, perlu ada usaha bersama antara Pemerintah Kabupaten Maros, masyarakat setempat dan pihak terkait. Terlebih Rammang-Rammang adalah kawasan karst terbesar ketiga di dunia, dengan luas 42 ribu hektare.

Baca Juga: Bupati Maros: Rammang-rammang Berpotensi Wisata Dunia

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya