Apatisme Gen Z dan Isu Banjir pada Pemilu di Mata Andre Prasetyo Tanta

Wakil rakyat perlu usaha keras untuk mendapat kepercayaan

Makassar, IDN Times - Sebagai seseorang yang berasal dari kelompok umur millennial, politisi muda Andre Prasetyo Tanta paham dengan sikap apatis para pemilih muda serta berbagai keresahan Gen Z. Tapi, ia menyebut bahwa sikap apatis dan apolitis bisa menjadi bumerang untuk nasib negara, provinsi, kabupaten dan kota selama lima tahun ke depan.

"Kepercayaan jadi alasan banyak pemilih-pemilih yang apatis dan juga apolitis. Termasuk juga karena situasi dunia politik di Indonesia, terutama menjelang Pemilu," ujarnya dalam sesi diskusi GenZ Memilih bertema Suara Gen Z dan Isu Lingkungan di Pemilu 2024 yang diadakan IDN Times serta Program Studi S3 Doktor Ilmu Politik, 15 Maret 2023 lalu.

"Memang sangat banyak suara-suara kekecewaan terhadap para politisi yang sudah berkecimpung di politik sehingga mereka memutuskan tidak ingin ikut campur lebih dalam," imbuh Andre.

Kekecewaan yang tak terbendung jadi salah satu alasan para pemilih menjauhi kotak suara. Tapi, Andre menyebut ada satu cara ampuh tapi sederhana untuk mengurangi angka golput: melihat langsung kinerja para wakil rakyat yang mencalonkan lagi. Pendeknya, memulihkan kepercayaan.

Baca Juga: KPU Makassar: Menggaet Pemilih Gen Z Harus dengan Cara Lebih Asyik

1. Wakil rakyat yang mencalonkan lagi harus menyampaikan hasil kerjanya dengan jelas

Apatisme Gen Z dan Isu Banjir pada Pemilu di Mata Andre Prasetyo TantaIlustrasi anak muda dan Pemilu. (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

"Untuk mendapat kepercayaan dari masyarakat itu, para calon yang kembali maju pada 2024 harus menyampaikan dan menunjukkan hasil-hasil kerja yang sudah mereka laksanakan. Bukan pada saat mau dipilih baru mereka semua muncul. Ini tentang bagaimana seorang politisi itu ada dan hadir di saat mm betul-betul dibutuhkan oleh masyarakat," sindir Andre.

Meski begitu, ia mengakui bahwa masih banyak masyarakat yang belum memahami seluk beluk serta kewenangan anggota DPRD dan Kepala Daerah (Gubernur, Bupati dan Wali Kota). Ini disebut Andre turut membentuk persepsi terkait apakah sebuah aspirasi diterima atau tidak.

"Kepala Daerah lebih bebas menerbitkan peraturan marena mereka, sedangkan anggota DPRD dengan kewenangan membahas rancangan sebuah peraturan serta mengatur dan mengevaluasi anggaran yang sudah dialokasikan oleh pemerintah. Apakah itu semua berjalan sesuai dengan tujuannya atau tidak," tutur anggota DPRD Sulsel Fraksi NasDem tersebut.

Lantas bagaimana sikapnya atas isu lingkungan di Makassar dan Sulsel? Ada dua hal yang jadi perhatian Andre dan berpotensi jadi isu hangat jelang Pemilu 2024, yakni banjir dan reklamasi Centre Point of Indonesia serta Makassar New Port. Untuk banjir, sampah disebut menjadi perkara kompleks lantaran perlu keselarasan antara penerapan dan penegakan aturan, dan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan.

2. Dua isu lingkungan di lingkup Sulsel jelang Pemilu 2024 adalah banjir dan reklamasi

Apatisme Gen Z dan Isu Banjir pada Pemilu di Mata Andre Prasetyo TantaWarga berusaha menyeberangi jalan yang tergenang banjir di Kecamatan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (25/12/2022). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Mulai dari pemangku jabatan sebagai pembuat peraturan, ketegasan pelarangan buang sampah sembarangan, upaya mengingatkan masyarakat secara terus menerus, ketersediaan fasilitas tong sampah, hingga gaji petugas sampah yang turun langsung ke lapangan. Bagi Andre, semuanya saling terkait satu sama lain.

"Saya selalu ingatkan kepada masyarakat saat masa reses bahwa pada saat terjadi banjir, jangan menyalahkan orang-orang tertentu. Tapi bagaimana kita introspeksi diri sendiri dulu. Bagaimana kita melihat lingkungan sekitar kita lebih dulu. Apakah sudah membuang sampah pada tempatnya? Apakah sudah bekerja sama dalam menjaga kebersihan lingkungan? Karena kalau kita selalu menyalahkan orang lain dan tidak pernah menginstrospeksi diri sendiri, ini tidak akan pernah berubah," jelasnya di hadapan 100 peserta yang hadir di Aula Prof. Syukur Abdullah FISIP Unhas.

Untuk dua proyek reklamasi di area lepas pantai Makassar, ia menyebut dampaknya sangat dirasakan para nelayan. Alhasil, mereka harus pergi lebih jauh untuk menangkap ikan. Tak cuma tentang isu lingkungan, tapi bersinggungan mata pencaharian masyarakat yang terancam.

"Isu ini selalu disampaikan pada saat kita bertemu dengan masyarakat, terutama yang tinggal di Kecamatan Tallo dan Ujung Tanah. Yang terbaru, saya pun mendorong agar reklamasi Pulau Lae-Lae agar ditunda atau dipertimbangkan sebab mengganggu ekosistem laut di pulau tersebut," tegas politisi 27 tahun tersebut.

"Perlu analisa-analisa mendalam oleh pemerintah terhadap kebijakan yang mereka akan ambil, terutama yang menyangkut reklamasi. Tanah di Kota Makassar dan Sulawesi Selatan masih banyak, kenapa harus melaksanakan reklamasi lagi?" imbuhnya.

3. Wakil rakyat tak boleh langsung lupa dengan rakyat yang ia wakili dan bawa suaranya

Apatisme Gen Z dan Isu Banjir pada Pemilu di Mata Andre Prasetyo TantaPolitikus muda Andre Prasetyo Tanta pada diskusi GenZ Memilih bertema Suara Gen Z dan Isu Lingkungan di Pemilu 2024. (IDN Times/Aan Pranata)

Bagaimana dengan masalah senioritas di wakil rakyat? Andre mengaku enggan merasa minder. Pemilu 2019 membawanya sebagai salah satu tokoh dari 12 anggota DPRD Sulsel yang berusia di bawah 35 tahun. Mengimbangi peran para senior memang harus dilakukan, sembari mengedepankan diskusi.

"Pada dasarnya politik ini adalah bagaimana negosiasi dan berdiskusi menyuarakan pandangan kita. Pandangan yang masuk akal dengan pemikiran mereka, walaupun mereka usianya terbilang jauh, mereka bisa tetap mengikutinya dan ikut memperjuangkan," cerita Andre.

Menutup diskusi tersebut, ia kembali menyinggung Gen Z dan masyarakat secara luas yang selalu merasa ditinggalkan oleh anggota dewan atau pejabat daerah. Karenanya, harus ada timbal balik. Wakil rakyat tak boleh melupakan amanah, atau sikap apatis dari pemilih akan semakin besar. Caranya dengan bekerja sebaik mungkin untuk kepentingan masyarakat.

"Kita tidak boleh melupakan bahwa kita ini terpilih sebagai anggota DPRD karena mereka memberikan suara kepada kita. Maka karena itu, mereka tidak boleh kita lupakan dan tidak boleh kita tinggalkan. Ini akan menjadi sebuah perjuangan yang akan saya lakukan. Karena ini adalah suara masyarakat yang kita wakili," kata Andre.

Baca Juga: Dear Danny Pomanto, Ini 5 Rekomendasi Penanganan Banjir di Makassar

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya