Tangan Dingin Dwia Sukses Bawa Unhas Jadi Kampus Terbaik di Luar Jawa

Profesor Dwia juga rektor perempuan pertama di Unhas

Makassar, IDN Times - Di tengah dominasi kaum pria, profesor perempuan yang satu ini menonjol dan sukses memimpin Universitas Hasanuddin. Namanya, Dwia Aries Tina Pulubuhu.

Dwia tercatat menjadi rektor perempuan pertama yang memimpin Universitas Hasanuddin atau Unhas. Berkat tangan dinginnya, Unhas masuk 10 besar perguruan tinggi terbaik se-Indonesia, versi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti). 

Hasil klasterisasi Kemenristek Dikti yang diumumkan pertengahan tahun 2018 lalu, Unhas berada di peringkat 8, di bawah Universitas Airlangga dan di atas Universitas Padjadjaran. Dengan peringkat ke-8 ini, Unhas menjadi perguruan tinggi terbaik di luar Pulau Jawa. 

Guru Besar Sosiologi Unhas ini menjadi rektor ke-12, sekaligus rektor perempuan pertama di Unhas, menjabat dua periode Rektor Unhas tahun 2014-2018 dan tahun 2018-2022. Yuk, berkenalan lebih jauh dengan profesor segundang prestasi ini.

1. Profesor Dwia yang tidak miskin prestasi

Tangan Dingin Dwia Sukses Bawa Unhas Jadi Kampus Terbaik di Luar JawaHumas Unhas

Prof Dwia yang lahir 55 tahun silam di Tanjung Karang, Lampung. Dia kemudian menikah dengan adik Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang bernama Nasir Kalla.

Meskipun menjadi keluarga orang nomor dua di republik ini, Prof Dwia tidak mau menjabat rektor ala kadarnya. Prof Dwia melakukan banyak terobosan dalam kepemimpinannya.

Selain membawa Unhas berada di peringkat 8 perguruan tinggi terbaik versi Kemenristek Dikti, pekan lalu, Unhas melakukan visitasi asesor ASEAN University Network – Quality Assurance (AUN-QA), yang menilai 11 kriteria kualitas kampus untuk bisa mendapatkan akreditasi dari AUN-QA dan sejajar dengan kampus-kampus ternama di Asia Tenggara. 

Selain itu, Prof Dwia juga berhasil mengantarkan Unhas menjadi kampus yang meraih peringkat pertama untuk bidang Sumber Daya Manusia, yang pada tahun sebelumnya berada di peringkat 12 pada tahun 2017.

Baca Juga: Rektor Unhas: Generasi Millennial Rawan Krisis Ideologi

2. Prof Dwia juga gemar menorehkan gagasannya lewat tulisan

Tangan Dingin Dwia Sukses Bawa Unhas Jadi Kampus Terbaik di Luar JawaIDN Times/Abdurrahman

Sebagai ilmuwan, Dwia tidak ketinggalan dalam melahirkan karya-karya ilmiah yang menjadi tanggung jawab bagi masyarakat.

Sebelum menjabat rektor, Prof Dwia rajin menulis sebagai kolumnis tetap di koran Fajar. Selain itu, ada lima buku yang sudah dia terbitkan, yakni Menonton Pertarungan Manusia Tikus (2013), Menopause Seksualitas (1999), Kekerasan terhadap Perempuan: Menghadang Langkah Perempuan (2001), Menggagas Tempat yang Aman bagi Perempuan, Studi Kasus di Sulsel (2001), dan Derita, Karya, dan Harapan Perempuan Papua (2008). 

Selain aktif menulis, Prof Dwia juga kerap menjadi pembicara dalam seminar-seminar maupun menjadi narasumber beberapa stasiun televisi nasional terkait persoalan sosial, seperti konflik sosial di daerah tertentu. Hal ini sesuai latar belakang pendidikan Dwia yang didapatkan di tiga kampus berbeda, yakni Universitas Airlangga (sarjana), Universitas Ateneo de Manila University, Filipina (S2), dan terakhir S3 Sosiologi di Unhas.

Sebelum dipercaya menjadi Rektor Unhas, Dwia menjabat sebagai Pembantu Rektor IV bidang perencanaan dan kerja sama.

3. Dipilih menjadi panelis Debat Cawapres Maret lalu

Tangan Dingin Dwia Sukses Bawa Unhas Jadi Kampus Terbaik di Luar JawaIDN Times/Abdurrahman

Karena kaya akan ilmu pengetahuan dan pengalaman, Dwia juga dipercaya menjadi panelis pada Debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) 17 Maret lalu, bersama 8 akademisi, budayawan, dan penggiat NGO lainnya. Dalam debat jelang Pemilihan Presiden 2019 itu, Dwia menjadi panelis bersama Prof Chairil Effendy (Rektor Universitas Tanjung Pura), Prof Samsul Rizal (Rektor Unsyiah), Prof Yudian Wahyudi (Rektor IAIN Sunan Kalijaga), Prof Subhilhar (Guru Besar Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara), l Radhar Panca Dhana (Budayawan), Anis Hidayah (Direktur Eksekutif Migrant Care), Prof David S Perdana Kusuma (Dosen Univesitas Airlangga), Prof Yos Johan Utama (Rektor Uiversitas Diponegoro).

Wah, Dwia bisa menjadi inspirasi bagi kamu, generasi millennial, khususnya perempuan ya.

Baca Juga: Rektor Unhas: Generasi Millennial Jangan Jadi Beban Demografi

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya