Mengenang Sejarah Perlawanan di Balik Patung Taman Macan Makassar

Dibuat untuk mengenang kegigihan pejuang angkatan 45

Makassar, IDN Times - Taman Macan termasuk ruang publik favorit bagi warga kota Makassar, Sulawesi Selatan. Taman berbentuk segi tiga yang terletak di jalan Sultan Hasanuddin ini kerap jadi pilihan untuk berolahraga atau sekadar berjalan-jalan menghirup udara segar di sore hari.

Sebagaimana namanya, di taman ini terdapat patung macan. Patung yang menghadap ke tenggara itu berdiri gagah dengan pose menyeringai. Meski sering disaksikan, banyak warga yang belum tahu makna keberadaan patung kuning bermotif loreng tersebut.

Baca Juga: Foto-Foto Meriahnya Suasana Pasar Malam di Makassar Tahun 1948

1. Monumen Laskar Harimau Indonesia

Mengenang Sejarah Perlawanan di Balik Patung Taman Macan MakassarIDN Times / Aan Pranata

Patung yang berdiri di Taman Macan sejatinya bukan macan, melainkan harimau. Itu seperti yang terpampang pada prasasti di bawah patung. Patung tersebut bernama Monumen Lasykar Pemberontak Harimau Indonesia, untuk mengenang pemberontakan laskan pejuang angkatan 45 terhadap pendudukan Belanda.

Entah apa alasan dan sejak kapan mulai disebut patung macan. Namun Menurut prasasti, monumen patung macan diresmikan pada 10 November 1985 oleh Menkopolkam Surono. Monumen tersebut turut memuat nama petinggi dan wilayah gerakan Laskar Harimau Indonesia, yang dipimpin Mochammad Syah. 

Baca Juga: Gajah Kesepian di Sudut Losari, Saksi Bisu Makassar Dekade 1980-an

2. Mewakili tokoh-tokoh legendaris

Mengenang Sejarah Perlawanan di Balik Patung Taman Macan MakassarIDN Times / Aan Pranata

Menurut sejumlah catatan sejarah, Laskar Harimau Indonesia merupakan pasukan khusus yang digerakkan para pemuda dan pelajar. Dalam pasukan ini tergabung sejumlah tokoh pejuang angkatan 45, selain Mochammad Syah. Mereka antara lain Wolter Monginsidi pimpinan wilayah Makassar, serta dua bersaudara Maulwi Saelan dan Emmy Saelan.

Pasukan Harimau Indonesia beroperasi antara tahun 1946-1947 di wilayah kota Makassar dan sekitarnya, seperti Gowa, Takalar, Pangkep, Barru, Enrekang, hingga Tana Toraja. Mereka terbagi dalam unit-unit kecil yang selalu bergerak cepat dan berpindah tempat. Pasukan bergerilya melawan pendudukan Belanda pasca kemerdekaan. Sasaran utama melucuti senjata-senjata penjajah.

3. Saat Makassar tidak aman bagi Belanda

Mengenang Sejarah Perlawanan di Balik Patung Taman Macan MakassarIDN Times / Aan Pranata

Willem Yzereef dalam bukunya berjudul The South Celebes Affair, yang dikutip di laman Laniratulangi, mengungkapkan kegigihan taktik gerilya pemuda Makassar. Laskan gencar melakukan aksi pelemparan granat atau pun rentetan tembakan terhadap kamp-kamp militer dan rumah-rumah pembesar Belanda. Juga melakukan perang psikologis dengan penyebaran pamflet diberbagai pelosok kota. 

Makassar dibuat terisolir dengan penebangan pohon-pohon yang melintang di jalan-jalan, dibantu oleh masyarakat. Semua jaringan komunikasi militer terputus karena kabel-kabel telepon sudah dipotong. Laskar dengan senjata dan seragam rampasan dari KNIL juga sering menyerang secara tiba-tiba ke pos Belanda.

Gencarnya perlawanan membuat militer dan sipil Belanda tidak bisa leluasa beraktivitas. Walau begitu aksi perlawanan Laskar Harimau Indonesia tak dapat memenangkan pertarungan, karena sebagian besar pemukanya berada di Jawa. Di lain sisi laskar tidak terorganisasi rapi mengimbangi militer Belanda, yang lebih baik dalam sistem pertempuran maupun persenjataan.

Baca Juga: Berjasa Besar, Ini Dia 5 Pahlawan Nasional Sulsel yang Wajib Kamu Tahu

Baca Juga: 12 Potret Ruas Jalan Makassar di Masa Lalu

Topik:

  • M Gunawan Mashar
  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya