Kue Tali-tali Khas Makassar Kian Diminati Jelang Lebaran

Permintaan meningkat hingga 30 persen dibandingkan hari lain

Makassar, IDN Times - Jelang akhir bulan Ramadan, umat Muslim mulai menyambut hari raya Idul Fitri. Salah satu yang umum dipersiapkan adalah sajian kue kering untuk tamu di hari lebaran.

Tingginya antusiasme masyarakat menyiapkan sajian lebaran, turut dirasakan pengusaha kue tradisional tali-tali di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Kue yang juga dikenal dengan nama otere-otere' ini mulai ramai pemesan seiring dekatnya hari raya.

Muhammad Yusuf, salah satu pengusaha rumahan kue tali-tali di Jalan Masjid Jabal Nur, Kecamatan Makassar, merasakan peningkatan jumlah peminat. Praktis, produksi pun ditambah dari hari-hari biasa.

"Alhamdulillah selama masuk Ramadan, peningkatannya berkisar 30 persen dari hari lain," kata Yusuf, pemilih usaha CV Ibnu Munsir kepada IDN Times, Jumat (24/5).

Baca Juga: Jelang Lebaran, Tiket Kapal ke Jakarta dan Surabaya Habis Terjual

1. Kue tali-tali sudah dipasarkan selama puluhan tahun

Kue Tali-tali Khas Makassar Kian Diminati Jelang LebaranIDN Times/Aan Pranata

Kue tali-tali atau otere-otere akrab di masyarakat Sulsel. Kue ini terbuat dari bahan yang cukup praktis, yakni adonan tepung terigu dan mentega. Kue digoreng dan dilumui taburan gula hingga menghasilkan perpaduan rasa renyah dan manis.

Muhammad Yusuf mengatakan, kue ini merupakan resep turun-temurun di masyarakat Bugis-Makassar. Dia sendiri mulai memasarkannya sejak tahun 80-an. 

"Dulu kita bikin manual. Setelah ada peningkatan, kita adakan mesin pengolahan supaya produksi meningkat dan bisa lebih cepat," katanya.

2. Setiap hari habiskan 300 kilogram bahan baku

Kue Tali-tali Khas Makassar Kian Diminati Jelang LebaranIDN Times/Aan Pranata

Peningkatan produksi kue tali-tali selama Ramadan terlihat dari tingginya penggunaan bahan baku. Yusuf menyebutkan, setiap hari rata-rata dihabiskan 300 kilogram tepung terigu. Jumlah itu meningkat dibandingkan hari lain di luar Ramadan, yang berkisar 150-200 kilogram.

Selain tepung, pembuatan kue ini juga membutuhkan masing-masing 50 kilogram gula pasir dan minyak goreng per hari. Ada sepuluh pekerja yang setiap hari bertugas dalam setiap proses produksi.

Proses pembuatan kue tali-tali cukup sederhana. Awalnya adonan tepung dan mentega dicetak menjadi potongan memanjang. Setelah itu dibentuk jalinan menyerupai tali dengan panjang sekitar 5 centimeter. Proses akhirnya digoreng dan dilumuri gula pasir.

3. Dipasarkan ke seluruh daerah Sulsel

Kue Tali-tali Khas Makassar Kian Diminati Jelang LebaranIDN Times/Aan Pranata

Produksi kue tali-tali, menurut Yusuf, bisa bertahan hingga enam bulan. Orang-orang biasanya menyimpan penganan ini dalam toples sehingga bisa disajikan kepada tamu dalam waktu lama.

Kue tali-tali buatan Yusuf kini punya pelanggan yang tersebar hampir di seluruh wilayah Sulsel. Namun saat Ramadan, kue hanya diantarkan kepada pelanggan grosir di sekitar Makassar, untuk kemudian diteruskan kepada konsumen di daerah luar kota.

Kue tali-teli harganya terjangkau dan tersedia dalam berbagai ukuran. Mulai dengan berat isi setengah kilogram hingga lima kilogram. Untuk ukuran setengah kilogram, Yusuf menjualnya Rp15 ribu untuk grosir, serta Rp20 ribu untuk konsumen.

"Omzet biasanya Rp4 juta sampai Rp5 juta per hari di luar Ramadan. Masuk Ramadan bisa meningkat sampai 30 persen," ucapnya.

Baca Juga: [LINIMASA] Data dan Fakta Arus Mudik Lebaran 2019

Topik:

  • Aan Pranata
  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya