KPU Makassar: Millennials dan Gen Z Dominasi Pemilih di Pemilu 2024

Sosialisasi jadi kunci menjaga partisipasi pemilih

Makassar, IDN Times - Anggota KPU Kota Makassar Endang Sari mengatakan pemuda dan pemilih pemula jadi tema sangat penting jelang Pemilihan Umum 2024. Sebab kelompok itu akan mendominasi daftar pemilih.

Menurut Daftar Pemilih Berkelanjutan (DPB) KPU Kota Makassar per Juni 2022, jumlah pemilih sebanyak 902.417 orang. Endang mengatakan, lebih dari setengahnya masuk kelompok usia muda.

"Persentase Millennials dan Gen Z mendominasi jumlah di Daftar Pemilih Berkelanjutan," kata Endang dalam keterangannya yang diterima, Sabtu (30/7/2022).

Baca Juga: Survei: Mayoritas Publik Tak Setuju Pemilu Ditunda, Siap Pemilu 2024 

1. Dominasi pemuda jadi pembeda wajah Pemilu 2024

KPU Makassar: Millennials dan Gen Z Dominasi Pemilih di Pemilu 2024Anggota KPU Makassar Endang Sari (tengah). (Dok. KPU Makassar)

Endang mengungkapkan, lebih dari separuh DPB di Makassar diisi kelompok Millennials dan Gen Z. Rinciannya, pemilih dengan Usia 17-20 tahun ada 65.699 orang, usia 21-30 tahun ada 224.765 orang, dan usia 31-40 tahun ada 200.618 orang.

Endang menyebut situasi itu juga kemungkinan ditemui di daerah lain. Dia membandingkannya dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, yang menunjukkan bahwa pada tahun 2020 usia produktif mendominasi penduduk Indonesia.

Menurut Endang, Millennials dan Gen Z mampu beradaptasi lebih cepat dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Khususnya pada perkembangan teknologi komunikasi informasi yang sudah mendisrupsi dunia hingga ke berbagai lini kehidupan sehari-hari.

"Tidak terkecuali bidang politik dan Pemilu. Hal ini tentu akan sangat mewarnai, dan membuat berbeda wajah Pemilu dan Pilkada serentak 2024," katanya.

2. Sosialisasi jadi kunci menjaga partisipasi pemilih

KPU Makassar: Millennials dan Gen Z Dominasi Pemilih di Pemilu 2024ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

KPU Kota Makassar sudah mengantisipasi tingginya pemilih pemula pada Pemilu 2024. Butuh sosialisasi secara masif untuk memastikan partisipasi mereka. Anggota KPU Makassar Gunawan Mashar mengatakan, sosialisasi sudah berjalan seiring dimulainya tahapan Pemilu pada 14 Juni 2022. Agenda sosialisasi akan berlanjut hingga hari pemungutan suara.

"Sosialisasi adalah tahapan yang tidak pernah putus. Kita ingin partisipasi semua wajib pilih terpenuhi, termasuk dari kalangan pemilih pemula," kata Gunawan saat dihubungi terpisah.

Gunawan mengatakan, untuk tahap awal, sosialisasi difokuskan pada pemahaman soal waktu pelaksanaan Pemilu Serentak 2024. Sebab belum semua orang tahu soal tahapan utama tersebut.

"Masih ada yang belum tahu bahwa ada dua pemungutan suara di tahun 2024. Pemilu serentak pada 14 Februari, lalu pemilihan kepala daerah serentak 27 November," ucap Gunawan.

KPU Makassar memaksimalkan penggunaan media digital untuk menyasar anak muda, yang menggambarkan kalangan pemilih pemula. Misalnya dengan poster informatif, grafis, hingga video yang didistribusikan lewat berbagai saluran media sosial.

Menurut KPU, pemanfaatan medsos sebenarnya bukan hal baru. Sebab dalam beberapa ajang pemilu terakhir, digitalisasi sudah berjalan. Tak hanya untuk sosialisasi, melainkan juga pengolahan data.

"Selain itu, kita secara bertahap mendatangi basis-basis yang berpotensi terdapat pemilih pemula. Termasuk dengan rencana kita sowan ke Dinas Pendidikan, untuk selanjutnya berkunjung ke sekolah-sekolah," Gunawan menerangkan.

3. Bawaslu galakkan edukasi di sekolah

KPU Makassar: Millennials dan Gen Z Dominasi Pemilih di Pemilu 2024Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Badan Pengawas Pemilu Kota Makasar juga mengedepankan sosialisasi edukasi di kalangan pemilih pemula. Mereka antara lain menggalakkan program Bawaslu Goes To School (Bagoes) dengan menyasar sekolah tingkat menengah atas di Makassar.

"Kegiatan ini bertujuan memberikan pendidikan awal pada pemilih pemula pada Pemilu serentak 2024 nanti dan menanamkan kepada siswa untuk peduli dengan hak pilihnya agar dipergunakan sebagaimana mestinya," kata Ketua Bawaslu Abdillah Mustari.

Abdillah menjelaskan, lewat program itu, Bawaslu memperkenalkan seputar pemilu kepada kalangan pelajar. Demikian pula dengan berbagai hal dilarang dalam pemilu.

"Ada empat hal atau perbuatan yang dilarang dalam Pemilu yakni politik uang, hoaks, atau berita bohong, SARA menyangkut suku, agama dan ras serta tanpa kekerasan," ujarnya.

Abdillah pun mengajak partisipasi pemuda agar melaporkan segala bentuk praktik politik uang yang ditemukan di lingkungannya. Dia menekankan, tidak perlu takut segera melapor ke Bawaslu karena akan dilindungi identitas pelapornya.

Anggota Bawaslu Makassar Dede Arwinsyah menambahkan, edukasi progam Bagoes ini diharapkan menjadikan para siswa sebagai pemilih cerdas.

"Masa depan bangsa ditentukan di pundak adik-adik kita, jangan pernah mewarisi atau mencontoh apa yang jelek dari generasi kami," katanya.

Baca Juga: Bawaslu Ungkap Sejumlah Masalah Internal Jelang Pemilu 2024

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya