Kemendikbud Ajak Komunitas Adat di Gowa Lestarikan Obat Herbal

Peringatan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia

Makassar, IDN Times - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA) memberi pembekalan terhadap komunitas adat Turilenrang di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Direktorat KMA memfasilitasi ruang dialog bertema pelestarian tanaman obat herbal dan pengobatan tradisional, di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Gowa, Selasa (9/8/2022). Kegiatan yang bertepatan dengan perayaan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia itu dihadiri perempuan dari kelompok adat Turilenrang.

Direktur KMA Kemendikbudristek Sjamsul Hadi mengatakan, pihaknya bersama Komunitas Perempuan Aman Turilenrang sudah bekerja sama sejak Maret 2022. KMA memberikan fasilitasi dan pembekalan kepada kelompok perempuan adat dan penghayat kepercayaan dalam penyusunan rencana aksi strategis berdasarkan potensi dan tantangan yang dihadapi.

"Tema kegiatan ini dilatari fenomena gaya hidup ‘back to nature’ (kembali ke alam) dimanfaatkan oleh Perempuan Adat Turilenrang, Komunitas Balassuka di Kabupaten Gowa untuk mengembangkan pengetahuan pengobatan yang mengutamakan tanaman yang tersedia di wilayah adat," kata Hadi lewat siaran persnya, Selasa.

Baca Juga: 10 Potret Air Terjun Takapala Gowa yang Eksotis Bak Kepingan Surga! 

1. Kondisi alam menopang pengobatan tradisional

Kemendikbud Ajak Komunitas Adat di Gowa Lestarikan Obat Herbalilustrasi tanaman kratom (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

Peserta workshop dibekali materi tentang potensi lokal obat herbal dan pengobatan tradisional yang bisa dikembangkan di kawasan adat Balassuka. Kegiatan selama satu hari turut dimeriahkan penampilan permainan tradisional, tari-tarian, pertunjukan musik tradisi, dan pameran obat herbal. 

Hadi mengatakan, masyarakat adat diharapkan bisa mengembangkan pengetahuan pengobatan mengutamakan tanaman yang tersedia di wilayahnya. Kondisi geografis Wilayah Adat Balassuka menopang ketersediaan bahan baku herbal seperti, Jahe Merah, Jahe Putih, Temulawak, Kunyit, Kunyit Hitam, Serai, dan lainnya yang diyakini memiliki khasiat untuk kesehatan.

"Pengobatan menggunakan tanaman herbal masih sangat terbuka luas sejalan dengan semakin berkembangnya industri jamu, obat herbal, fitofarmaka, dan kosmetika tradisional," kata Hadi.

Meramu herbal seperti jamuan-jamuan, dia melanjutkan, merupakan pengetahuan yang diperoleh dari warisan leluhur berdasarkan pengalaman yang diwariskan dari generasi ke generasi.

"Pengetahuan meracik tanaman obat merupakan salah satu peran Perempuan Adat Turilenrang untuk memastikan kesehatan anak-anak, orang tua, keluarga. Utamanya penyakit yang dapat diatasi secara mandiri oleh Perempuan Adat, dan belum membutuhkan penanganan medis," dia melanjutkan.

2. Masyarakat adat lebih mengutamakan pengobatan tradisional

Kemendikbud Ajak Komunitas Adat di Gowa Lestarikan Obat Herbalilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Christriyati Ariani selaku perwakilan dari Direktorat KMA-Kemendikbudristek mengatakan, masyarakat adat menghadapi tantangan berupa ketersediaan layanan kesehatan medis yang tidak mudah dijangkau.  Obat-obatan yang disarankan tenaga medis maupun dokter harus ditebus di luar kampung, dan butuh ketersediaan uang tunai dengan harga mahal. 

Situasi ini menjadikan masyarakat adat lebih mengutamakan praktik kesehatan tradisional dan mengembangkan pengetahuan ramuan herbal untuk mengatasi keluhan penyakit yang dialami. Kepercayaan Komunitas Turilenrang pada pengobatan herbal yang dibangun atas dasar pengalaman empiris perempuan adat mempraktikkan pengobatan alami tanpa bahan kimia yang rendah resiko untuk penyakit seperti demam, batuk, dan lainnya.

"Bahan baku herbal yang didapatkan dari wilayah adat turut menjaminkan kepastian akses dan kontrol Perempuan Adat atas pengetahuan dan wilayah kelolanya," katanya.

3. Perubahan lingkungan berpengaruh pada ketersediaan tanaman herbal

Kemendikbud Ajak Komunitas Adat di Gowa Lestarikan Obat HerbalWorkshop tentang tanaman obat herbal dan pengobatan tradisional di kalangan masyarakat adat Balassuka Kabupaten Gowa, Selasa (9/8/2022). (Dok. Istimewa)

Perubahan lingkungan di wilayah adat telah mempengaruhi ketersediaan, pengenalan jenis, manfaat, dan habitat dari tanaman herbal. Perempuan Adat Turilenrang hendak mengembangkan, melestarikan, dan meneruskan pengetahuan serta pemanfaatan tanaman obat herbal.

Christriyati mengatakan, sebagian besar pengetahuan ini masih tersimpan pada generasi sebelumnya. Sehingga generasi saat ini perlu melakukan upaya pendokumentasian tercatat. Selain itu, masyarakat ingin pengetahuan mengenai herbal ini menjadikan wilayahnya sebagai salah satu tujuan wisata kesehatan dan mendorong terjadinya peningkatan pendapatan rumah tangga Perempuan Adat.

"Harapan dari seluruh rangkaian kegiatan ini adalah semakin kuatnya komunitas perempuan adat Turilenrang sebagai agen-agen perubahan yang mandiri serta terciptanya ekosistem pelestarian tanaman obat dan pengetahuan tradisional yang berkelanjutan," ucapnya.

Baca Juga: Bupati Gowa Harap Pemerintah Pusat Tunda Penghapusan Tenaga Honorer

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya