DPRD Sulsel Minta Pengadaan Pin Emas Phinisi Dibatalkan  

Pengadaan pin seberat 10 gram dianggap tidak perlu

Makassar, IDN Times - Legislator (DPRD) Sulawesi Selatan merekomendasikan agar pengadaan atribut pin emas 10 gram berlambang kapal phinisi dibatalkan. Pin emas sedianya dianggarkan bersama pakaian dinas untuk dibagikan kepada masing-masing dari 85 legislator terpilih periode 2019-2024.

Ketua DPRD Sulsel Mohammad Roem mengatakan, pihaknya telah mengkaji ulang soal penganggaran pin emas tersebut. DPRD menganggap bahwa pengadaannya tidak perlu, selain ramainya respons masyarakat yang mengkritik. 

"Untuk pin emas phinisi, kita rekomendasikan kepada Sekretariat Dewan agar dibatalkan saja. Saya tidak rekomendasikan pengadaannya," kata Roem di Makassar, Jumat (12/7).

Baca Juga: Pakaian dan Pin Emas Legislator Sulsel Dianggarkan Rp2,4 Miliar

1. Pin emas berlambang DPRD tetap dianggarkan

DPRD Sulsel Minta Pengadaan Pin Emas Phinisi Dibatalkan  IDN Times/Aan Pranata

Sekretariat DPRD Sulsel menganggarkan belanja senilai Rp2,45 miliar untuk pengadaan pakaian dan atribut legislator. Pagu anggaran terbagi dalam empat item belanja. Masing-masing pakaian dinas harian (PDH), pakaian sipil harian (PSH), pakaian sipil resmi (PSR), serta pakaian sipil lengkap (PSL) dilengkapi atribut pin emas.

Untuk atribut, terdapat anggaran belanja tiga macam pin emas 23 karat bagi setiap legislator. Masing-masing terdiri dari pin DPRD tiga gram senilai total Rp318 juta lebih, pin DPRD lima gram senilai total Rp191 juta lebih, serta pin berlambang phinisi sepuluh gram dengan anggaran Rp637,5 juta.

Roem menyebut pengadaan pin berlambang phinisi dianggap tidak perlu. Pengadaannya juga dianggap tidak urgen. "Kalau tidak jelas ya dibatalkan saja, cukup Pin DPRD saja," ucap Roem.

Baca Juga: Pakaian Mewah dan Pin Emas untuk Legislator Sulsel Disebut Pemborosan 

2. Anggaran belanja bisa dialihkan untuk kebutuhan lain

DPRD Sulsel Minta Pengadaan Pin Emas Phinisi Dibatalkan  IDN Times/Aan Pranata

Legislator Partai Amanat Nasional Irfan AB membenarkan rekomendasi pembatalan belanja pin emas berlambang kapal phinisi. Atribut itu dianggap tidak penting, karena tidak ada aturan yang mewajibkan anggota Dewan memakainya. 

"Lebih baik anggarannya dialihkan untuk kebutuhan lain yang lebih penting," kata Irfan.

3. Legislator terpilih akan punya empat jenis pakaian dinas

DPRD Sulsel Minta Pengadaan Pin Emas Phinisi Dibatalkan  IDN Times/Aan Pranata

Dalam pagu anggaran yang diterima IDN Times, terlihat secara rinci harga pengadaan pakaian untuk legislator DPRD Sulsel periode 2019-2024. Terdapat anggaran sebesar Rp187 juta untuk pakaian dinas harian lengan panjang. Setiap legislator dapat satu pasang pakaian seharga Rp2,2 juta dengan spesifikasi wool, yang disebutkan setara merek kelas dunia, Giorgio Armani.

Pada bagian lain, terdapat pagu untuk belanja pakaian sipil harian sebesar Rp467,5 juta. Dengan spesifikasi wool setara merek dunia lainnya, Hermes, pakaian ini dianggarkan Rp2,75 juta per satuan, dan akan dibagikan masing-masing dua pasang untuk setiap legislator. 

Terdapat pula pakaian sipil resmi seharga Rp233 juta lebih. Masing-masing legislator dapat satu pasang dengan harga Rp2,75 juta. Pagu terbesar pada belanja pakaian berlaku untuk pakaian sipil lengkap dan atribut emas, yakni senilai Rp1,5 miliar lebih. Pagu ini terdiri atas belanja 85 pasang pakaian wool setara Gucci, yang masing-masing seharga Rp4,95 juta. Sama seperti Giorgio Armani dan Hermes, Gucci pun merek fashion kelas dunia.

Sekretaris DPRD Sulsel Jabir mengatakan, usai tawar-menawar saat proses tender, jumlah total anggaran yang dibutuhkan berkurang menjadi Rp2.366.451.000.

Wow, bagaimana menurut kalian guys? Silakan komentar di kolom bawah ya.

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya