BMKG: Tiga Lempeng Penyebab Sulawesi Utara Rawan Gempa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi tiga lempeng tektonik yang berpotensi menyebabkan gempa di Sulawesi Utara.
"Dari situasi dan kondisi tektonik di Sulut memang ada tiga lempeng laut," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Manado Edward Hennry Mengko di Manado, dikutip dari Antara, Senin (6/3/2023).
Baca Juga: Bapenda Manado akan Hitung Kembali PBB Rumah Rafael Alun Trisambodo
1. Ini tiga lempeng yang aktif di sekitar Sulut
Edward menyebutkan tiga lempeng laut tersebut. Yang pertama, lempeng Laut Maluku yang letaknya berada di perairan laut antara Sulawesi Utara dan Maluku Utara terus memanjang sampai ke Talaud.
Berikutnya, di utara Sulawesi ada lempeng Laut Sulawesi, sementara di timur laut Talaud sampai bagian utara Pulau Halmahera ada yang namanya lempeng laut Filipina.
"Itu kalau sumber ancaman gempa bumi dari laut di daerah subduksi atau tunjaman," ujarnya.
2. Selain lempeng laut, terdapat patahan di darat
Lebih lanjut, Edward menerangkan bahwa ancaman gempa bumi juga terdapat melalui sesar atau patahan di darat. Beberapa sesar yang teridentifikasi, antara lain sesar Gorontalo, sesar Amurang, sesar Bolaang Mongondow dan sesar Airmadidi.
Hanya saja menurut Edward, keadaan sesar atau patahan tersebut belum bisa dinyatakan aktif atau tidak karena harus dilakukan kajian lebih lanjut.
"Jadi secara situasi atau tatanan tektonik kita berada di daerah rawan gempa. Ada prediksi atau teks video beredar akan terjadi gempa, namun yang bisa kami sampaikan bahwa gempa bumi belum bisa diprediksi," katanya.
3. Sulut merupakan daerah rawan gempa
Kalaupun ada kejadian gempa bumi, kata Edward, karena kebetulan Sulut berada di daerah rawan gempa. Dia menyebutkan, gempa besar yang terjadi tercatat magnitudo 7,1 di Talaud serta magnitudo 6,0 yang berada di Laut Maluku antara Sulut dan Maluku Utara.
"Kami berharap masyarakat tidak langsung percaya atas informasi-informasi yang beredar. Masyarakat bisa menghubungi BMKG Stasiun Geofisika, kami mempunyai saluran informasi, dan kami juga bisa memberikan klarifikasi," ujarnya.
Baca Juga: Sulut Masih Butuh Bendungan untuk Atasi Banjir Kota Manado