Anak-anak di Luwu Utara Diajari Menyikat Gigi dengan Benar

Hanya 8,8 persen anak di Sulsel menyikat gigi dengan benar

Makassar, IDN Times - Sebanyak 700 lebih anak termasuk anak dengan disabilitas, orang tua, dan guru di Luwu Utara, Sulawesi Selatan, diajari menyikat gigi dengan baik dan benar. 

Praktik itu digelar organisasi Save the Children Indonesia bersama Yayasan Celosia Marennu Indonesia di SDN 099 Masamba, Senin (26/9/2022). Merekam menjalankan program Healthier Smiles yang didukung Mars Wrigley, menyikapi permasalahan kesehatan gigi dan mulut di Sulawesi Selatan.

"Program ini bertujuan untuk memastikan anak-anak bersekolah dengan sehat, mendapatkan akses kesehatan yang inklusif, serta mendorong praktik hidup sehat, baik di rumah maupun di sekolah, termasuk kesehatan Gigi dan Mulut," kata Dewi Sri Sumanah, Media & Brand Manager Save the Children Indonesia, melalui siaran persnya, Senin (26/9/2022).

Baca Juga: Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional, 5 Cara agar Gigi Tetap Sehat

1. Kesadaran kesehatan gigi dan mulut rendah

Anak-anak di Luwu Utara Diajari Menyikat Gigi dengan BenarSave The Children mengedukasi anak-anak sekolah di Luwu Utara praktik menyikat gigi dengan baik dan benar. (Dok. Istimewa)

Save The Children mengutip hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, yang menyebutkan bahwa 93 persen anak usia lima hingga enam tahun mengalami gigi berlubang. Ini berarti hanya tujuh persen anak di Indonesia bebas dari masalah karies gigi.

Data juga memperlihatkan bahwa tingkat kesadaran kesehatan gigi dan mulut masih rendah di kalangan masyarakat Indonesia. Di Sulawesi Selatan, lebih dari 95 persen anak belum pernah melakukan pemeriksaan gigi ke dokter gigi dan 38 persen hanya mengandalkan perawatan pribadi seperti menggosok gigi. Diperparah dengan hanya 8,8 persen yang menggosok gigi dengan benar. Salah satu penyebab adalah minimnya edukasi kesehatan gigi dan mulut sejak dini.

“Kesehatan Gigi dan Mulut merupakan isu kesehatan fundamental. Angka rendahnya partisipasi dan literasi orang tua terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut berimbas pada anak-anak. Ini memberikan dampak panjang pada anak, dengan kesehatan gigi & mulut yang terganggu, hal ini akan berpengaruh pada asupan gizi anak yang tidak tercukupi dan tentunya berdampak pada tumbuh kembang anak," kata Dewi.

2. Mendorong perubahan perilaku hidup sehat anak

Anak-anak di Luwu Utara Diajari Menyikat Gigi dengan Benarilustrasi pasta gigi dan sikat gigi (pexels.com/Miriam Alonso)

Sejalan dengan tema nasional yakni Pulih Bersama Dengan Senyum Sehat Indonesia, rangkaian kampanye satu hari ini, menitik beratkan pada pentingnya kesadaran kesehatan Gigi dan Mulut. Kampanye satu hari ini juga sebagai pencanangan gerakan 21 hari berturut turut praktik sikat gigi yang benar dan memeriksakan gigi secara rutin di Puskesmas terdekat.

Sebanyak 18 Sekolah Dasar regular dan 2 Sekolah Luar Biasa di Luwu Utara ikut mempraktikkan gerakan 21 hari sikat gigi dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Pelaksanaan 21 hari ini bila konsisten akan sangat berpengaruh terhadap pembiasaan anak.

"Dan tentunya diharapkan terbentuk perubahan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak-anak, orang tua dan lingkungan sekolah," Dewi mengatakan.

3. Apresiasi Bupati Luwu Utara

Anak-anak di Luwu Utara Diajari Menyikat Gigi dengan BenarSave The Children mengedukasi anak-anak sekolah di Luwu Utara praktik menyikat gigi dengan baik dan benar. (Dok. Istimewa)

Melalui program Healthier Smiles ini, Save the Children menyatakan dukungannya kepada Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dengan memperkuat kapasitas pemerintah dalam pengembangan aturan atau kebijakan. Termasuk perencanaan dan akuntabilitas, serta memastikan partisipasi anak dalam pelaksanaan program kesehatan dan gizi di sekolah.

Bupati Lutra Indah Putri Indriani mengapresiasi kepedulian Yayasan Celosia Marennu Indonesia dan Save the Children Indonesia serta Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia terhadap Kampanye Kesehatan Gigi dan Mulut serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di daerahnya.

"Pada anak sekolah, masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan masalah yang penting, karena tidak saja menyebabkan keluhan rasa sakit tetapi juga menyebarkan infeksi ke bagian tubuh lain, sehingga mengakibatkan menurunnya produktivitas dan menjadi salah satu penyebab absensi paling tinggi di sekolah," kata Indah.

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir, BPJS Kesehatan Layani Lansia hingga Gigi Palsu

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya