Jadi Ketum Demokrat versi KLB, Ini Deretan Pernyataan Moeldoko

Apa saja bantahan Moeldoko soal kudeta Demokrat selama inim?

Jakarta, IDN Times - Perseteruan perebutan kursi pimpinan Partai Demokrat antara Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Moeldoko semakin menjadi sorotan publik. Polemik tersebut muncul ketika AHY mulai menyebut ada orang di lingkar Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang ingin melakukan kudeta kepemimpinannya di Partai Demokrat.

Lalu, isu nama Moeldoko mulai muncul setelah Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief menyebut nama Kepala Staf Kepresidenan tersebut. Dalam tudingan-tudingan para kader Partai Demokrat terhadapnya, Moeldoko sempat membantah merencanakan kudeta kepemimpinan AHY.

Kemudian, situasi semakin panas setelah Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatra Utara, memutuskan bahwa Moeldoko menjadi ketua umum partai yang digawangi AHY itu. Moeldoko juga sempat menanggapi keterpilihnya dia sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB melalui sambungan telepon.

"Dengan demikain saya menghargai dan menghormati permintaan saudara untuk kita terima menjadi ketua umum,” kata Moeldoko lewat sambungan telepon, Jumat (6/3/2021).

Sebelum semua itu terjadi, Moeldoko sempat memberikan bantahan-bantahan di hadapan media bahwa ia tidak pernah berniat atau merencanakan kudeta Partai Demokrat. Lalu, apa saja bantahan yang pernah diungkapkan Moeldoko soal kudeta Partai Demokrat?

Baca Juga: Usai KLB Sumut, Nasib Partai Demokrat Ada di Kemenkum HAM

1. Moeldoko bantah miliki rencana untuk ambil kepemimpinan Partai Demokrat

Jadi Ketum Demokrat versi KLB, Ini Deretan Pernyataan MoeldokoKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang dinilai ilegal di Jakarta, Jumat (5/3/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Pada 1 Februari 2021, Moeldoko mulai memberikan klarifikasi pertamanya terkait tudingan kudeta Partai Demokrat. Saat itu, Moeldoko menggelar konferensi pers secara virtual.

Dalam keterangan persnya, Moeldoko membantah AHY yang menyebut ada pejabat di lingkar Presiden Jokowi melakukan kudeta pada partainya. Menurut Moeldoko, kudeta seharusnya dilakukan oleh orang dalam partai, bukan dari luar partai.

"Kalau ada istilah kudeta ya dari dalam. Masa kudeta dari luar," tegas Moeldoko dalam keterangan persnya yang digelar secara daring, Senin (1/2/2021).

Moeldoko menduga tudingan yang dilontarkan AHY tersebut berawal dari unggahan foto dia bersama tamu-tamunya. Apabila para tamu yang datang ke rumahnya adalah bagian dari Demokrat, ia mengaku bahwa pertemuannya itu hanya sebatas menerima mereka sebagai tamu saja. Sebab, pintu rumahnya terbuka untuk siapapun.

"Saya mantan Panglima TNI, tetapi saya tidak memiliki batas dengan siapapun. Apalagi di rumah ini mau datang terbuka 24 jam siapapun. Ya secara bergelombang mereka datang berbondong-bondong, ya kita terima," ujar Moeldoko.

"Ya saya sih sebenarnya prihatin melihat situasi itu. Karena saya juga sebagian yg mencintai Demokrat. Terus munculah isu-isu ini, mungkin dasarnya foto-foto," tuturnya lagi.

Dalam keterangannya itu juga, Mantan Panglima TNI di era Susilo Bambang Yudhoyono itu menegaskan bahwa jangan sampai isu ini melibatkan Presiden Jokowi. Sebab, orang nomor satu di Indonesia itu disebutnya tak tahu menahu mengenai isu ini.

Jangan dikit-dikit Istana. Jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini. Karena beliau tidak tahu sama sekali. Gak tau apa-apa dalam isu ini. Jadi itu urusan saya, Moeldoko ini. Bukan selaku Kepala KSP," tegas Moeldoko.

2. Moeldoko sempat bilang tudingan ambil alih Partai Demokrat seperti 'dagelan'

Jadi Ketum Demokrat versi KLB, Ini Deretan Pernyataan MoeldokoMoledoko bertemu dengan Sri Sultan HB X di Kraton Jogjakarta, Jumat (2/10/2020) (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Tak berhenti sampai di situ, bantahan dari Moeldoko tersebut ternyata memberikan umpan balik pada Demokrat. Isu semakin melebar dan menyebut bahwa Moeldoko membayar para kader Demokrat untuk memilih dia dan berada di pihaknya.

Hingga akhirnya, pada 3 Februari 2021, Moeldoko kembali mengklarifikasi isu-isu yang berkembang itu. Moeldoko kembali membantah terkait tudingan kader Demokrat yang menyebut dirinya akan mengambil alih Partai Demokrat. Menurut Moeldoko, tudingan tersebut seperti 'dagelan' atau lucu-lucuan saja.

"Janganlah apa itu membuat itu sesuatu itu ini kayak dagelan aja gitu, lucu-lucuan aja gitu. Moeldoko mau kudetalah, kudeta apaan kudeta," kata Moeldoko dalam keterangan persnya di kediamannya, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/2/2021).

Moeldoko menyampaikan, dia bukanlah siapa-siapa yang bisa mengambil alih Partai Demokrat. Sebab, Partai Demokrat sudah memiliki sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan AHY.

"Saya ini siapa sih, saya ini apa? Biasa-biasa aja. Di Demokrat ada Pak SBY, ada putranya Mas AHY, apalagi dipilih secara aklamasi, kenapa mesti takut dia. Kenapa menanggapi seperti itu, orang saya biasa-biasa aja," ujar Moeldoko.

Baca Juga: [BREAKING] SBY: Moeldoko Sekongkol dengan Orang Dalam, Benar-benar Tega!

3. Moeldoko sebut dia tidak bisa dengan mudah ambil alih partai

Jadi Ketum Demokrat versi KLB, Ini Deretan Pernyataan MoeldokoKepala Staf Presiden, Moeldoko (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Moeldoko pun mengatakan, meskipun ia memiliki pasukan bersenjata, namun hal itu tetap tidak bisa membuat dia mengambil alih Partai Demokrat dengan mudah. Alasannya, semua sudah ada aturan dalam AD/ART partai.

"Jadi kalau kita bicara human capital itu bukan intelektual capital yang pertama, emosional capital, itu jadi tenang, merespons sesuatu. Masa gue ngopi harus izin presiden, gila apa. Ngopi-ngopi aja harus izin presiden, harus presiden tahu, ya itu berlebihan," tutur Moeldoko.

"Jangan begitu biasalah itu internal partai politik, orang luar ini gak ada urusannya. Jadi apa biasa-biasa aja," tutur Moeldoko.

Moeldoko juga mengungkapkan bahwa tudingan Partai Demokrat pada dirinya hanyalah dinamika politik saja. Ia juga membantah tuduhan akan mengambil alih Partai Demokrat untuk kepentingan Pilpres 2024.

"Terus dibilangin mau jadi presiden, yang gak-gak aja itu. Ah kerjaan gue setumpuk gini ngurusin yang gak-gak aja," ucapnya lagi.

4. Moeldoko bantah tawarkan uang ke kader Demokrat

Jadi Ketum Demokrat versi KLB, Ini Deretan Pernyataan MoeldokoPendiri Partai Demokrat Etty Manduapessy (tengah) didampingi para kader lainnya menghadiri Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di The Hill Hotel Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021). ANTARA FOTO/Endi Ahmad

Meski begitu, Moeldoko mengaku sempat bertemu para kader Partai Demokrat beberapa kali di hotel, tidak hanya di kediamannya saja. Namun pertemuan tersebut tidak membicarakan soal kudeta Partai Demokrat.

"Ya ada di hotel, ada di mana-mana. Gak terlalu pentinglah. Intinya aku datang diajak ketemu. Wong saya biasa di kantor saya itu setiap hari menerima orang, menerima berbagai kelompok di kantor saya, biasa itu," ujar Moeldoko.

Namun, terkait tudingan Politikus Partai Demokrat, Rachland Nashidik, yang menyebut dirinya mengiming-imingi sejumlah uang kepada para ketua DPC Partai Demokrat yang hadir di hotel tersebut, Moeldoko membantahnya.

Ia mengatakan tuduhan kepadanya berlebihan karena ia tidak mungkin memberikan uang kepada kader Partai Demokrat.

"Ngidupin orang luar ya gak-gak aja. jangan berlebihlah. Semua pakai duit itu," kata dia.

Baca Juga: Terpilih Sebagai Ketum versi KLB Demokrat, Moeldoko: Perlu Air Mata

Topik:

  • Anata Siregar
  • Hidayat Taufik

Berita Terkini Lainnya