Satu Lagi Warga Asal Sulawesi Utara jadi Korban Pembunuhan KKB Papua

Korban sudah merantau ke Papua selama 35 tahun

Manado, IDN Times – Warga asal Sulawesi Utara kembali menjadi korban pembantaian Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua. Adalah Yafet Jorgen Rompis, warga Malalayang, Kota Manado yang bekerja sebagai operator ekskavator pembangunan jalan di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.

Penembakan yang menimpa 14 pekerja tersebut terjadi pada Kamis, 29 September 2022. Empat orang tewas mengenaskan, dua di antaranya bahkan hangus terbakar. Keempat jenazah kemudian diterbangkan ke kampung halaman masing-masing di Makassar dan Manado.

Jenazah Yafet pun tiba di Terminal Kargo Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado pada Minggu (2/10/2022) sore. Keluarga korban sudah menunggu sejak siang, termasuk anak tertuanya, Vanclief Rompis. “Hubungan sama bapak dekat sekali, karena memang tinggal dia yang mengurus,” kata Vanclief.

1. Korban sudah merantau ke Papua selama 35 tahun

Satu Lagi Warga Asal Sulawesi Utara jadi Korban Pembunuhan KKB PapuaVanclief Rompis, memegang foto ayahnya, Yafet Rompis (54), yang menjadi salah satu korban pembantaian KKB Papua di Teluk Bintuni, Papua Barat, Minggu (2/10/2022). IDNTimes/Ungke Pepotoh/bt

Vanclief mengatakan, sang ayah terbiasa merantau. Ia sudah sekitar 35 tahun merantau ke Papua. Meski jauh dan jarang pulang ke Manado, korban tetap menjalin komunikasi yang intens dengan keluarganya.

“Terakhir telepon sinyal dalam kondisi tidak bagus, tapi ayah berbicara terus. Ia bilang sedang kerja dan janji akan kirim uang,” ujar Vanclief.

Vanclief sendiri terakhir kali bertemu dengan sang ayah sekitar tiga bulan lalu ketika korban pulang kampung ke Manado. Ketika itu, korban pulang karena sakit, dan tinggal cukup lama di Manado, sekitar 2 bulan.

2. Keluarga meminta kasus diusut tuntas

Satu Lagi Warga Asal Sulawesi Utara jadi Korban Pembunuhan KKB PapuaKeluarga memegang foto Yafet Rompis (54), yang menjadi salah satu korban pembantaian KKB Papua di Teluk Bintuni, Papua Barat, Minggu (2/10/2022). IDNTimes/Ungke Pepotoh/bt

Vanclief pertama kali mengetahui kabar ayahnya menjadi korban pembantaian KKB Papua dari aparat kepolisian. Info tersebut berasal dari Polda Sulut yang diteruskan ke Polresta Manado.

“Polres yang cari saya waktu itu karena saya sedang di Tondano. Di situ mereka bilang bahwa bapak sudah jadi korban KKB,” jelas Vanclief.Kini, Vanclief lega jenazah sang ayah sudah tiba di Manado.

Setibanya di bandara, jenazah Yafet langsung dimakamkan di Pemakaman Pemkot Manado Kayuwatu. Pihak keluarga juga meminta agar kasus ini diusut tuntas, agar tidak menimbulkan korban lagi di kemudian hari.

3. Pengerjaan proyek dijaga ketat

Satu Lagi Warga Asal Sulawesi Utara jadi Korban Pembunuhan KKB PapuaKeluarga menangis menyambut jenazah Yafet Rompis (54), yang menjadi salah satu korban pembantaian KKB Papua di Teluk Bintuni, Papua Barat, Minggu (2/10/2022). IDNTimes/Ungke Pepotoh/bt

Kepala Seksi Dinas PU Papua Barat, Idrus Wasaraka, mengatakan bahwa lokasi pengerjaan proyek jauh dari markas KKB Papua. Meski begitu, baik pemerintah maupun masyarakat tidak bisa memprediksi jika pasukan KKB Papua berpindah tempat.

Setiap pengerjaan proyek infrastruktur di Papua juga dijaga ketat oleh aparat keamanan. “Biasanya ada aparat yang mendampingi juga untuk mobilisasi alat, BBM, karena memang tingkat risikonya sangat tinggi,” ucap Idrus.

Sesuai instruksi Gubernur Papua Barat, semua korban dipulangkan ke keluarganya masing-masing, termasuk yang berasal dari luar daerah. Selain itu, Pemprov Papua Barat juga memberikan santunan kepada keluarga yang ditinggalkan.

Baca Juga: Kasus Kematian Bocah Diduga Diperkosa di Manado Jalan di Tempat

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya