Mahasiswa Manado dan Partai Buruh Demo Tolak Harga BBM di DPRD Sulut

Massa terdiri dari organisasi mahasiswa dan Partai Buruh

Manado, IDN Times – Sejumlah organisasi mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di DPRD Sulawesi Utara (Sulut), Selasa (6/9/2022). Pengunjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Massa aksi terdiri dari GMNI Manado, HMI Sulut, PMII Sulut, hingga Partai Buruh Sulut.

Massa aksi awalnya berjalan dari Taman Makam Pahlawan Kairagi menuju DPRD Sulut sejauh kurang lebih dua kilometer. Setibanya di Gedung DPRD Sulut sekitar pukul 15.00 Wita, massa aksi tidak diperbolehkan masuk ke halaman Gedung DPRD Sulut oleh pihak kepolisian. Namun, setelah menunggu selama kurang lebih satu jam, akhirnya massa aksi diperbolehkan masuk.

Massa aksi diterima langsung oleh 8 anggota DPRD Sulut, yaitu Victor Mailangkay dan Brian Waworuntu dari fraksi Partai Nasdem, Billy Lombok dan Hendry Walukow dan Kristo Ivan Lumentut dari Partai Demokrat, Melky Pangemanan dari PSI, Berty Kapojos dari PDIP, serta Ayub Ali Albugisy dari PAN.

Ketua GMNI Manado, Mikael Fernando Tampi, menyatakan bahwa kenaikan harga BBM ada hubungannya dengan mafia solar yang merugikan masyarakat dan negara. "Sangat disayangkan, ketika ada banyak penangkapan, tapi ada juga yang mangkrak di kepolisian," kata Mikael dalam orasinya, Selasa (6/9/2022).

1. Massa aksi tuntut mafia solar ditangkap

Mahasiswa Manado dan Partai Buruh Demo Tolak Harga BBM di DPRD SulutMassa aksi berorasi di depan anggota DPRD Sulut di halaman Gedung DPRD Sulut, Selasa (6/9/2022). IDNTimes/Savi

Massa aksi meminta DPRD Sulut turut mendorong kepolisian menuntaskan kasus mafia solar di Sulut. “Selama ini masih ada bos besar yang menikmati hasil kotor, yang artinya mereka juga sebagai pelaku kriminal,” terang Mikael.

Untuk itu, massa mendesak DPRD Sulut membawa aspirasi mereka ke pusat agar pemerintah segera menurunkan harga BBM. Kenaikan harga BBM juga berpengaruh terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok.

Padahal, saat ini masyarakat sedang berusaha pulih dari pandemik COVID-19 yang menghantam ekonomi sejak 2 tahun lalu.

2. Partai Buruh juga tolak Omnibus Law

Mahasiswa Manado dan Partai Buruh Demo Tolak Harga BBM di DPRD SulutPolisi yang mengamankan jalannya demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM di Kantor DPRD Sulut, Senin (6/9/2022). IDNTimes/Savi

Di sisi lain, Partai Buruh juga menolak Omnibus Law atau UU Cipta Kerja yang berdampak pada gaji buruh. Selama 3 tahun terakhir, UMP Sulut memang tidak naik, berada di kisaran Rp3,3 juta.

Hal tersebut terasa memberatkan buruh karena kebutuhan masyarakat semakin banyak ditambah harga BBM naik. "Sudah 3 tahun UMP tidak naik, sedangkan harga kebutuhan pokok terus naik," ujar Executive Comitee Partai Buruh Sulut, Lucky Sanger.

Massa aksi menyebut, kaum kelas menengah bawah yang kebanyakan menggunakan BBM jenis Pertalite tentu merasa berat karena selisih harga yang jauh. Kenaikan harga BBM juga dinilai bisa mengganggu produktivitas masyarakat.

3. Anggota DPRD Sulut berjanji bawa aspirasi ke pusat

Mahasiswa Manado dan Partai Buruh Demo Tolak Harga BBM di DPRD SulutBendera Indonesia dan organisasi mahasiswa yang berkibar dalam aksi di Gedung DPRD Sulut, Selasa (6/9/2022). IDNTimes/Savi

Usai mendengar orasi dari massa aksi, anggota DPRD Sulut berjanji akan membawa aspirasi mereka ke pusat. Bahkan, para anggota DPRD Sulut tersebut menyatakan bahwa mereka mendukung masyarakat yang menolak kenaikan harga BBM. "Hidup Partai Buruh!" pekik Ayub Ali Albugisy sembari mengepalkan tangan.

Perwakilan Partai Demokrat, Billy Lombok dan Hendry Walukow, menyatakan bahwa Partai Demokrat turut menolak kenaikan harga BBM. Sehingga, Billy berjanji, Partai Demokrat akan mendorong pemerintah membuat kajian yang lebih baik.

Billy bahkan tak menampik jika harga bahan pokok juga sudah mulai naik sebagai imbas dari kenaikan harga BBM. "Rakyat ini kan sedang susah, masih banyak bisa dilakukan pemerintah. Anggaran jumbo belum mendesak dialihkan untuk kebutuhan masyarakat daripada mencabut subsidi BBM," ujarnya.

Anggota DPRD Sulut yang turut audiensi dengan para demonstran juga menyatakan sikap yang sama, yaitu menolak kenaikan harga BBM. "Kami menyuarakan hal ini dalam rangka kepentingan lebih besar. Mudah-mudahan pemerintah akan mengkaji kenaikan harga BBM. Kami akan memperjuangkan ini," tambah Ayub.

Demonstrasi pun berlangsung hanya selama kurang lebih 3 jam dan berlangsung tertib.

Baca Juga: Demo Mahasiswa di Manado, Tolak Penundaan Pemilu hingga Soal HAM Papua

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya