TNI AL Tak Bisa Terima Donasi Warga untuk Beli Kapal Selam Baru

Donasi yang sudah terkumpul mencapai Rp1,7 miliar

Jakarta, IDN Times - TNI Angkatan Laut mengaku tak bisa menerima donasi dari masyarakat, untuk membeli kapal selam baru. Pengumpulan donasi itu dilakukan Masjid Jogokariyan di Yogyakarta sejak 26 April 2021. Berdasarkan data dari Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, hingga Senin, 3 Mei 2021, donasi yang dikumpulkan dari publik sudah mencapai Rp1,7 miliar. 

Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono menyambut baik niat masyarakat. Tetapi, pihaknya terpaksa harus menolak donasi tersebut.

"Karena pembelian dilakukan melalui prosedur yang ada. Secara hukum kita tak boleh terima donasi untuk beli alutsista," ungkap Julius melalui pesan pendek kepada IDN Times, Senin. 

"Kami bersyukur bahwa ternyata bangsa ini masih kuat empatinya meskipun ada beberapa individu, dan kering empatinya dengan adanya indikasi menggunakan momen ini untuk mengambil keuntungan," tutur dia.

Lalu, bagaimana nasib donasi yang sudah terkumpul itu? Ke mana dana yang sudah berhasil dikumpulkan itu akan diserahkan?

1. Donasi tahap pertama akan berakhir hingga 26 Mei 2021

TNI AL Tak Bisa Terima Donasi Warga untuk Beli Kapal Selam BaruPengumpulan donasi untuk pembelian kapal selam baru menggantikan Nanggala 402 (www.instagram.com/@ustadzabdulsomad.official)

Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan Muhammad Jazir ASP mengatakan, proses pengumpulan donasi untuk membeli kapal selam baru masih terus berlanjut. Ia mengatakan proses pengumpulan tahap pertama berlangsung selama satu bulan. 

"Tapi, sejauh ini donasi yang sudah terkumpul mencapai Rp1,7 miliar," ungkap Jazir ketika dikonfirmasi IDN Times melalui pesan pendek, Senin. 

Jazir pun menyadari bila donasi yang sudah terkumpul tak bisa diterima oleh TNI AL. "Meski sesuai regulasi tidak memungkinkan tapi bisa (kami serahkan) melalui negara," kata dia. 

Namun, ia tidak menjelaskan institusi negara mana yang akan diserahkan donasi tersebut. "(Kami akan menyerahkan) ke negara," ujarnya. 

Jazir pun memastikan proses pengumpulan dan penyerahan donasi akan dilakukan secara transparan. 

Baca Juga: Eternal Patrol Trending Usai KRI Nanggala-402 Tenggelam, Apa Artinya?

2. Pengumpulan donasi untuk beli kapal selam sempat dikritik warganet

TNI AL Tak Bisa Terima Donasi Warga untuk Beli Kapal Selam BaruAnak-anak jemaah Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, saat keliling mencari sumbangan untuk membeli kapal selam pengganti KRI Nanggala 402 (Istimewa)

Sementara, pengumpulan donasi untuk membeli kapal selam baru juga sempat menuai kritik dari warganet. Sosiolog bencana dari Nanyang Technology University (NTU) Sulfikar Amir mengatakan, pembelian kapal selam tak bisa disamakan dengan pembangunan masjid yang dapat dilakukan secara bergotong-royong. 

"Hanya otoritas khusus yang bisa melakukan itu. Mending duitnya didonasikan kepada keluarga para awak KRI Nanggala 402 yang ditinggal. Berapapun jumlahnya," cuit Sulfikar di akun Twitternya @sociotalker pada 27 April 2021. 

Menurut Sulfikar, ketiadaan kapal selam baru bukan menandakan pemerintah tak memiliki anggaran. Namun, anggaran yang ada saat ini malah digunakan untuk membeli benda lain. 

"Contoh, proyek pembangunan Bandara Kertajati yang biaya pembangunannya bisa dipakai untuk beli dua kapal selam. Belum lagi proyek-proyek yang lainnya," kata dia. 

3. Usai KRI Nanggala 402 tenggelam, TNI AL akan beli satu kapal selam penyelamat

TNI AL Tak Bisa Terima Donasi Warga untuk Beli Kapal Selam BaruBagian kapal KRI Nanggala 402 hasil citra Remotely Operated Vehicle (ROV) MV Swift Rescue ditunjukkan saat konferensi pers di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Minggu (25/4/2021). (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Usai terjadi insiden KRI Nanggala 402, TNI Angkatan Laut akhirnya menyampaikan rencana pembelian satu kapal selam penyelamat, untuk mengantisipasi bila terjadi peristiwa darurat di bawah laut. Asisten Perencanaan (Arsena) Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muda TNI Muhammad Ali mengatakan, pembelian alutsista berupa kapal penyelamat itu sudah diprogramkan oleh Bappenas dan Kementerian Pertahanan. 

"Sudah kami programkan di renstra (rencana strategis) untuk pembelian satu kapal rescue," ungkap Ali ketika memberikan keterangan pers di Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa, 27 April 2021 yang disiarkan di stasiun YouTube INews TV. 

Ketiadaan kapal selam penyelamat ini diduga kuat turut mempersulit upaya penyelamatan kapal selam KRI Nanggala-402 yang coba dilakukan TNI AL. Mereka bergantung kepada kapal penyelamat milik Singapura, kapal MV Swift. 

Namun, MV Swift baru tiba di perairan Bali pada Sabtu, 24 April 2021. Sementara KRI Nanggala-402 tenggelam pada Rabu, 21 April 2021. Ketika kapal selam penyelamat diturunkan ke kedalaman 838 meter, ternyata sudah tak ada satu pun awak KRI Nanggala- 402 yang selamat.

Hasil citra ROV (Remotely Operated Underwater Vehicle) milik MV Swift bahkan menunjukkan kapal selam buatan Jerman 1977 itu terbelah menjadi tiga bagian. Namun, Ali menegaskan, kapal tersebut tenggelam bukan karena tak layak digunakan lagi.

https://www.youtube.com/embed/bvSTe0Ro_P4

Baca Juga: Eks KSAL Minta Badan KRI Nanggala-402 Diangkat Semua dari Dasar Laut

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya